TsukkiYama || Chapter 21

44 4 0
                                    

"Aku akan tetap mencintai dia meski tuhan menentang kita berdua"

-Suna Rintaro-

---

Suna menatap datar kedua orang tua nya saat ini. Ia berkali-kali menghela nafas saat melihat orang asing yang dibawa oleh kedua orang tua nya.

"Jadi Rin ini nama nya Akari. Orang yang ingin kami jodohkan denganmu" ujar Akaashi.

Tangan putih mulus itu terjulur dengan senyum tipis hingga lesung dikedua pipi nya terlihat. "Naomi Akari"

"Gak usah basa-basi segala, gue muak tau gak!!" Seru Suna ketus. "Denger yah, sampai kapan pun gue gak mau dijodohin sama lu! Dihati gue cuma ada satu nama yaitu MIYA OSAMU! Gak boleh ada yang ngisi selain dia"

"Rin" tegur Akaashi saat merasa anak semata wayang nya itu kurang sopan terhadap tamu.

Semua mata memandang meja mereka, bahkan ada yang sampai merekam atas kejadian itu semua.

"Mih, Rin cuma cinta Osamu. Walapun tuhan kita beda Rin cuma mau Osamu seorang. Rin benci di kekang, Rin benci dijodoh-jodohin, Rin benci saat mamih nentuin masa depan Rin" ujar Suna lirih.

"Rin gak suka mih, biarin Rin nentuin pilihan Rin sendiri. Rin gak mau berakhir menyesal jika itu bukan pilihan Rin sendiri. Apa mamih tega jika Rin nikah sama Akari, Akari nya gak Rin peduliin?? Apa mamih tega ngeliat Akari disakitin sama anak nya sendiri?? Nggak kan?!!" Lanjut nya, dia tau betul tabiat mamih nya yang gak tegaan sama orang.

Sebenar nya Akaashi setuju-setuju ajh anak nya cari pendamping sendiri. Yang jadi masalah nya itu, kenapa harus jatuh cinta sama orang yang beda keyakinan??

Kenapa? Salah nya dimana??

Cinta emang gak salah, tapi kenapa harus yang berbeda??

Kalau udah kayak begini, Akaashi sendiri yang pusing. Secara anak nya kalau udah jatuh cinta sama satu orang gak bakal bisa dipaksa seperti sekarang ini.

Akaashi gak masalah jika Suna ingin masuk islam. Akaashi hanya takut Suna mempermainkan agama setelah masuk islam.

Hanya itu yang Akaashi takutin di dunia.

"Kamu tau kan konsekuensi nya jika kamu memilih dia?? Tuhan kamu dan dia bakal nentang Rin!!" Ujar Akaashi berusaha sabar. Sorot mata lembut nya berkaca-kaca. Membuat hati Suna sedikit sakit kala melihatnya.

"Aku gak peduli jika tuhan kami nentang! Aku tetap mencintai dia meski maut memisahkan kita berdua!! Aku tetap mencintai Osamu meski rintangan didepan mata. Rin udah siap menghadapi semua nya mih! Rin udah siap, bahkan Rin hari ini niat nya mau ashadu, tapi mamih malah manggil Rin..."

"R-rin k-kamu serius..??" Ujar Akaashi terbata saat mendengar perkataan anak nya.

Suna ngangguk kecil, "sebab itu Rin mau minta keridoan kalian berdua. Rin mau masuk islam mih.. pih.. ijinkan Rin menempuh hidup baru, jalan baru, lingkungan baru, suasana baru"

"Bukan semata hanya karena Osamu, tapi karena Rin cinta Allah, Rin percaya dia mih. Sejujurnya sedari kecil Rin gak percaya alkitab, maaf kalau selama ini Rin sudah berbohong kepada kalian berdua. Maaf, Rin tau mungkin ini akan mengecewakan kalian, tapi tolong izinkann Rin sekali lagi membuat pilihan yang terbaik untuk diri Rin sendiri. Rin mohon"

Air mata tak kuasa lagi Akaashi bendung, ia mengusap pipi Suna lembut sambil tersenyum.

"Mamih ngerti ketulusan kamu, mamih ngerti apa yang kamu rasakan, mamih akan berdoa yang terbaik untuk mu, mamih akan coba mengikhlaskan mu pada nya, anak mamih dan titipan roh kuddus"

"Mamih setuju kamu pindah agama, mamih gak berhak ngelarang kamu Rin. Pilihanmu adalah yang terbaik, asalkan kamu gak menyesal setelah pindah mamih siap mendukungmu"

"Rin janji! Rin gak bakal menyesal mih!! Rin akan memulai perlahan-lahan dari awal" lalu ia melirik papih nya yang sedari tadi hanya diam menyimak.

"Pih??"

"Terserah kamu, itu pilihanmu. Papih gak berhak ngehalangin apa yang jadi tujuanmu" ujar Bokuto santai, seperti nya dia sudah menduga akan terjadi hal seperti ini.

"Terima kasih! Mih! Pih!!"

"Tidak usah pedulikan apa kata keluarga besar kita, yang penting kamu ngejalanin nya dengan niat dan ikhlas. Kami selalu ada dibelakangmu" nasehat Bokuto.

"Baik pih, Rin akan ingat nasehat itu" ujar Suna, "dan Akari, gue minta maaf untuk sikap gue beberapa menit lalu. Gue gak bermaksud kasar sama lu"

"Iya, gak papa kok Rin aku ngerti" wajah Akari mendekati kuping Suna. "Sejujurnya aku gak setuju sama perjodohan ini, tapi mommy dan daddy aku maksa-maksa aku terus. Aku juga minta maaf yah Rintaro. Tolong jangan salahin tante, soal nya tante juga gak bisa nolak permintaan sahabat dekat nya"

"Iya, gue gak bakal salahin kok"

"Tapi Rin..." ucapan Bokuto mengundang tatapan Suna. "Masih ada waktu jika kamu berubah pikiran"

"Papih!!"

"Hahaha becanda Rin"

---

Jarum menunjukkan pukul 19:00. Osamu baru selesai pulang dari tempat kuliah nya di Al-azhar. Ia menaruh sepatu milik nya dirak luar rumah kemudian masuk dengan pelan.

"Assalamualaikum ummah samu pulang..."

"Wa'alaikumsalam" seorang wanita paruh baya yang masih tampak sangat cantik itu menghampiri Osamu.

Kerudung syar'i warna hitam, cadar serta ikat kepala warna hitam dan baju gamis warna hitam membuat Osamu segera mengambil tangan sang ibunda tercinta.

Kita Shinsuke mengusap kepala Osamu lembut seraya mencium kening gadis bercadar itu.

"Mandi dulu yah abis itu makan, ummah tunggu di meja makan"

"Baik ummah"

Osamu berjalan menuju lantai dua dimana kamar dia berada. Ia perlahan membuka ikat kepala nya, lanjut lagi buka cadar nya barulah kerudung syar'i nya yang langsung menampakkan surai abu lurus milik nya.

Netra Osamu menatap diri nya didepan cermin. Tangan sehalus salju itu mengusap wajah nya sambil tersenyum manis.

Bayang-bayang seseorang tiba-tiba menghampiri otak Osamu. Bayangan dimana ia pertama kali bertemu dengan Suna Rintaro dibandara. Bayangan pertama kali Osamu menampakkan rupa asli nya kepada sang lawan jenis selain almarhum ayah nya.

Bayang-bayang yang semakin lama semakin membuat hati Osamu berdetak hebat kala mengingat sang pemilik nama.

Sudah dapat dipastikan bahwa Osamu juga menaruh hati pada nya.

"Jika nanti kalian berdua telah dewasa dan menemukan seseorang yang dapat membuat hati kalian berdetak, jangan ragu untuk memilihnya. Karena Allah SWT selalu memberikan yang terbaik kepada umat nya" nasihat sang abah, Ojiro Aran saat Atsumu dan Osamu duduk dibangku smp.

"Tsumu mah gak mau sama laki-laki yang bikin hati tsumu sakit! Tsumu mau cari laki-laki yang tampan dan banyak uang!! Agar kelak kehidupan tsumu tidak menyusahkan banyak orang"

Siapa sangka keinginan Atsumu terwujud. Dia menikah dengan seorang pembisnis muda yang tampan rupawan sekaligus menjelma menjadi seorang dokter. Walau harta bergelimpangan, tapi Sakusa memilih hidup sederhana bersama Atsumu.

Memang, jika niat kita baik, kehidupan apapun akan baik juga.

"Abah! Abah! Bagaimana jika nanti samu jatuh cinta sama pria yang beda keyakinan?!!"

"Saat sudah dewasa kamu akan menemukan jawabannya"

Tapi sampai sekarang Osamu belum menemukan jawaban yang dimaksud abbah nya itu. Mungkin saat ia menikah nanti, atau mungkin belum tau kapan waktu nya.

Yang pasti Osamu akan terus mencari jawaban itu.

Setidak nya...

---



























TsukkiYama || Antara Hati Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt