••15°°

54.4K 4.6K 128
                                    


••°°precious baby°°••










L

ey hanya diam menyaksikan perdebatan antara sang Abang dan Abang sepupu nya yg tak tau sampai kapan akan cekcok mulut.

"Kenapa kau menamparku bajingan!"ujar arzan tak terima kepada lavin.
Apa salahnya dia mencium adikmu sendiri.

"Arzan!"suara berat Leogard memperingati arzan,apa lagi anak itu berkata kasar di depan ley yang hanya diam sambil memainkan ibu jari Lena.

"Jangan mencium adikku lagi!"
Larang Lavin membuat arzan yg tadi diam hampir kembali menyembur Lavin,sebelum papanya menatap dirinya tajam.

"Dia juga adikku"
Arzan terus memanas-manasi Levin yg merupakan sumbu pendek, meskipun Lavin lebih besar darinya tak membuat arzan takut.
Arzan berumur 17 tahun sedangkan Lavin 21 tahun.

"No!ley adiknya Abang Mavin"sela ley membuat tatapan kedua pemuda itu langsung tertuju kepadanya.

Ley jengah menatap kedua abangnya"Amy ley kedapul dulu ya"
Belum 3 langkah daddynya lebih dulu menahan tangan kecilnya.

Leonard menatap ley curiga"ngapain kedapur?"

Ley mendengus tak suka"ley mau minum Daddy!"pekiknya tak suka.

Leonard semakin memandang ley dengan tatapan tajam,minum katanya?sedangkan ada minuman di depan anak itu.

Tangannya kembali menarik sang anak untuk duduk di sampingnya"di depan mu ada minuman,kamu tidak bisa membohongi Daddy ley"

Ley yang mendengar ucapan daddy nya,hanya mencebikkan bibirnya lucu.
"Ley tidak berbohong"tangan kecilnya kembali ingin melepas pegangan dari Leonard.

"Itu bohong"kata Leonard,membuat ley hanya diam terus cemberut,bahkan dia mengacuhkan semua yg ada di depannya.

"Kenapa tubuhnya tidak tumbuh-tumbuh?"ujar leozard yg ditujukan kepada ponakan paling kecilnya itu,tubuh ponakannya maksud leozard,bukan umur.

Ley yg tak paham hanya menatap om nya itu dalam diam,tangannya sudah dilepaskan oleh Leonard.
"Entahlah aku tidak pernah memeriksa nya"
Sesal Leonard yg menatap ley dengan pandangan bersalah.

Ley menatap daddy nya"kenapa?apa?"
Tanyanya panasaran,dia tidak menangkap ucapan om nya itu dengan benar,yg dia dengar hanya tubuh.

"Tidak ada apa-apa"jawab leonard, sedangkan ley hanya mengangguk polos.
Matanya menatap ke arah dapur,disana ada Yeri yg baru keluar dari dapur.

Mata bulat ley berbinar,dia melihat pengasuh nya dari kecil itu akan pergi keluar,tapi ley tidak tau kemana.

Dengan cepat anak itu berlari tanpa mendengar kan suara mommy nya yang memperingatinya jangan berlari.

Ley menyusul Yeri dengan cepat"Bibi yeli ingin kemana!?"tanya nya dengan nafas memburu.
Yeri yg mendapatkan teriakan dari belakang membalikkan tubuhnya.

Yeri sedikit merendahkan tubuhnya"kenapa tuan kecil berteriak,tuan besar akan marah nanti?"

Ley tak peduli,tangannya meraih tangan Yeri"bibi mau pelgi kemana?"tanyanya ulang,dia kesel bukannya mendapatkan jawaban,malah pertanyaan lagi yg terucap dari pengasuh nya itu.

Yeri tersenyum,apa lagi melihat bibir tuan kecilnya yg cemberut lucu"kepasar"

Hanya dengan satu kata itu cukup membuat ley berjingkrak kesenangan,matanya berbinar menatap Yeri "ley ikut bibi,ayo kita pelgi"

precious baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang