x 0_1

25.3K 2.3K 205
                                    

~•precious baby•~



Pembelajaran pertama sudah selesai,saatnya semua murid diberikan waktu untuk mengisi tenaga mereka masing-masing.

Begitupun dengan kelas si manis yang baru saja selesai,anak itu sibuk menyimpan buku dan merapihkan nya di dalam tas birunya.

Disampingnya terdapat Ardo yang dengan setia menunggu sampai si manis itu selesai berberes "sudah?" tanya Ardo yang ikut membantu merapat kan sleting tas milik Ley.

"Sudah selesai.."Ley menatap Ardo dengan mata bulat bobanya "Ley mau pipis dulu" adunya dengan sedikit berbisik,malu kalau kedengaran oleh teman-temannya.

Tanpa tau jika Mala,yang berada di belakangnya mendengar apa yang di katakan oleh Ley "mau pipis?ayo aku temani,Ley tidak boleh pergi dengan laki-laki kalau ke toilet" sindir Mala tak lupa menatap singkat pada Ardo

Ardo mengangkat satu alisnya,menatap aneh pada gadis yang menurutnya cukup gila itu "jangan mulai" desis remaja tampan itu memperingati,namun di acuhkan oleh si gadis.

"Kenapa?Ley kan juga laki-laki,tidak boleh belsama laki-laki ke toiletnya?" ucap si mungil dengan bingung,menatap Mala dan Ardo secara bergantian.

"Tentu saja tidak boleh,nanti Ley bisa di makan loh"
Awal mengenal Ley,Mala cukup bingung dengan si mungil ini,dari tubuhnya yang tidak pantas untuk menjadi anak SMA,di ikuti dengan bahasa informal nya yang khas dan lucu,bahkan dirinya juga ikut-ikutan untuk menggunakan bahasa informal,untuk berkomunikasi dengan Ley.

Bukan hanya dia saja,namun seluruh murid juga ikut-ikutan berbicara informal kepada si mungil,dari situ Mala dan siswa yang lain tau jika Ley anak istimewa.

Ley menatap Ardo dengan mata membulat "Ley mau pelgi belsama Mala saja" ucapnya kemudian,membuat Ardo semakin pusing untuk menjelaskan.

"Tidak ada yang seperti itu,dia bodoh,jadi tidak usah percaya pada ucapannya"

Mala mendelik tak terima atas ucapan Ardo yang terlampau tajam itu "hati-hati ucapanmu,jangan sampai dia nanti meniru" peringat Mala mengkode pada Ley yang menyimak sembari menatap pada wajah Ardo, Ley masih menunggu tanggapan dari teman sebangkunya itu.

Ardo menatap Ley yang juga sedang menatapnya "ayo,tidak boleh menahan buang air kecil" Ardo menarik pelan tangan Ley, sedangkan Ley yang ditarik juga ikut melangkahkan kakinya mengikuti Ardo, meninggalkan Mala yang sedang merenggut  malas melihat keposesifan Ardo.

Dua remaja berbeda porsi badan itu Sampai di toilet yang tidak terlalu jauh dari kelas.
" Ingin aku temani di dalam?" Ley menggeleng pelan,Ardo dengan cepat membuka pintu agar Ley lebih mudah untuk masuk.

Tak butuh waktu lama,si mungil itu keluar dengan baju yang sudah berada di luar, Ardo tentu saja langsung kembali membenahi baju Ley agar kembali benar.

"Ley lapal sekalang" ujar si mungil,sembari menunduk menatap Ardo yang masih sibuk membenahi bajunya yang keluar.

"Cuci tangan terlebih dahulu" Ardo membawa Ley kedepan wastafel,remaja tampan itu berdiri dibelakang Ley,dan membantu si mungil itu untuk mencuci tangannnya.

Ardo tersenyum menatap wajah Ley di pantulan cermin yang ada di depan, tubuh nya yang tinggi membuat Ardo lebih mudah melihat wajah manis Ley,Ardo mengambil tisu dan mengeringkan tangan kecil itu.

"Ley mau makan" tutur si mungil yang berjalan keluar dari toilet, tangannya tak pernah lepas dari genggaman tangan Ardo.

"Tentu"

****

Saat perjalanan menuju kantin, Ley bertemu lagi dengan Mala,gadis yang terkenal dengan ke bar-baran nya itu dengan senang hati menyamakan langkahnya dengan Ley dan Ardo.

precious baby (✓)Where stories live. Discover now