••20°°

50.6K 4.3K 190
                                    

~••°°precious baby°°••~








Ley sudah kembali ceria seperti biasanya,bahkan sekarang anak itu sedang sibuk-sibuknya mengoceh sambil jongkok di depan Yeri,yang sedang duduk lesehan beralaskan karpet di pelataran belakang mansion yang sangat luas sambil membersihkan sayuran yang akan di masak.

Selain baby Sitter,Yeri juga ditugaskan untuk memasak di dapur,dulu dia hanya bertugas untuk menjaga ley,namun saat ini tuan kecilnya itu sudah lebih mendapatkan pengawasan dari nyonya dan tuannya.

Sehingga Yeri meminta untuk di tugaskan di area dapur,namun tak mesti, terkadang dia dilarang untuk memasak oleh Lena,karena juga ada 2 maid yang bekerja khusus di area dapur.

Yeri sangat bahagia berada disini,sejak suaminya meninggal 15 tahun yang lalu,dirinya mengabdi di mansion Leonard menjadi baby sitter tuan kecilnya.
Dia tak memiliki keturunan karena diagnosa mandul,intinya dia bahagia bisa menjadi baby sitter ley.

"Bibi tidak mendengal ley ya?" Tanya si kecil yang dari tadi cerewetnya minta ampun.

Yeri tersenyum,tangannya dengan teliti mencabut daun dari batang sayur yang sedang di bersihkan "tentu saja bibi mendengar ley" jawabnya lembut.

Ley mengangguk "jadi?kenapa bibi kemalen tinggalin ley pas mau kepasal" tanya nya beruntun,dia merasa tak terima saat ditinggal kan begitu saja oleh Yeri.

"Duduk sini,jangan jongkok gitu"
Yeri menarik lengan kecil ley dengan lembut,sehingga membuat ley yang tadi jongkok sekarang sudah duduk enteng di depannya.

"Karena,tuan besar tidak mengizinkan,apa lagi cuaca saat itu sedang mendung"
Jawab Yeri memberikan pengertian agar tuan kecilnya ini mengerti.

Ley kembali jongkok seperti semula,pipinya di topang oleh kedua tangannya "kan cuma mendung,tidak hujan tuh" sanggah nya dengan lancar,berbelat belit agar mendapatkan jawaban yang membuat hatinya puas,kalau tidak puas dia tak akan berhenti.

"Kata siapa,pas bibi sampai pasar malah hujan,untung ley gk ikut,bibi bahkan sampai kedinginan" bohong Yeri tentang kedinginan, padahal dia tidak merasa Kedinginan sama sekali,agar ley tidak bertanya terlalu jauh.

"Benalkah,kok ley tidak tau"bingungnya dengan sesekali menguap lebar.

"Pas bibi pulang,ley udah tidur, makanya tidak tau" ley membulat kan bibirnya tanda mengerti,bener sih pas kena marah dia kan langsung tidur bersama daddy-nya.

Dari dalam,Mavin berjalan menuju ke arah Yeri dan adiknya yang entah sejak kapan sudah berada disana,padahal tadi adiknya itu sedang gelonjoran di depan tv,bersamanya dan keluarganya yang lain.

"Sejak kapan kamu berada disini" tanya Mavin dengan suara berat,membuat ley yang masih terdiam melihat kelihaian Yeri saat membersihkan sayur jadi terganggu.

Ley memutar tubuhnya ke arah belakang dimana Abang pertamanya itu sedang berdiri satu langkah di belakangnya.

"Sejak tadi tuh" jawab nya spontan,dan kembali menopang dagu menghadap ke arah Yeri,sedangkan bibi Yeri hanya tersenyum mendengar ucapan ley yang asal-asalan itu.

Mavin berdecak malas "kembali kedalam"
Suruh Mavin kepada sang adik yang masih berleha-leha menupang dagu.

Mavin yang melihat kelakuan ley langsung berjalan mendekat, menyandang tubuh kecil sang adik yang tentu saja mendapat penolakan darinya.

Ley tentu saja memberontak,kepalanya pusing jika di gendong seperti ini oleh abangnya,bahkan anak itu terus memukul punggung lebar Mavin,yang tentu saja tidak dipedulikan oleh pemuda tampan itu.

precious baby (✓)Where stories live. Discover now