X-part 0

37.6K 3.3K 350
                                    

~•°precious baby°•~





Seorang remaja berjalan pelan di lorong panjang menuju ruang keluarga,kaki putih nya terus melangkah sesekali melihat keadaan sekitar yang terlihat sunyi.

"Tidak ada Olang kan?" Bisiknya dengan suara pelan,takut jika sewaktu-waktu dirinya ketahuan keluar dari kamar diam-diam.

Merasa di sekitar aman,remaja manis itu kembali melangkahkan kakinya dengan sepelan mungkin,tanpa menyadari jika di belakang nya terdapat remaja lain yang menjulang tinggi dengan mata menyorot tajam.

Sedangkan si manis yang sudah sampai di pintu penghubung ruang keluarga langsung bersembunyi,kepalanya sedikit timbul untuk memastikan apa ada orang di sana, begitupun dengan remaja tampan yang ada di belakang nya yang juga menyanggah tubuhnya dengan satu tangan tepat di atas kepala si manis.

Jantung nya sedikit berdegup saat melihat seorang pria paru baya yang masih terlihat tampan duduk dengan iPad di tangannya.

Menyadari jika aksi nya sia-sia,si manis itu langsung cemberut dan memilih bersandar di dinding dengan rasa jengkel.

Namun saat berbalik tubuhnya langsung terkurung oleh lengan kekar yang berada di sisi kepalanya.

Tubuh mungil itu langsung meringsut,apa lagi melihat tatapan dari sosok yang merangkap sebagai adiknya itu.

"Kenapa kamu terlalu keras kepala ha?"bisik si remaja tampan di telinga si manis.

"No..Ley mau ketemu mommy saja"
Remaja manis yang menyebut dirinya Ley itu ketakutan di kungkungan tangan sang adik.

"semakin pintar berbohong ya?"
Ley sedikit menatap mata tajam sang adik,tangan yang kecil langsung merongsong untuk memeluk tubuh besar adiknya "Lean jangan malah,Ley takut ni" jujur Ley dengan suara yang sedikit bergetar.

Sedangkan Rean yang mendapatkan pelukan dari Ley,sedikit mengurangi kemarahan nya,tangannya membawa tubuh yang lebih kecil kegendongan koala,dan membawa tubuh mereka ke ruang keluarga.

Leonard yang mendapati kedua anaknya langsung menyimpan iPad di atas meja.
"Apa daddy sudah memperbolehkan kamu untuk keluar kamar ley?"
Tanya Leonard dengan wajah mengintimidasi nya.

Ley yang masih berada di pangkuan  Rean langsung memeluk tubuh tubuh adiknya itu,tak lupa dengan wajah yang bersembunyi di dada bidang sang adik.

Rean langsung merenggangkan tubuh mereka,tak memperbolehkan si manis bersembunyi agar mangakui kesalahannya "jangan menghindar dari kesalahan" sentak Rean dengan wajah datar.

"Ley mau sama mommy!mau mommy!" Panik ley dengan  mata bergetar takut.

"Kemarilah" suruh Leonard membuat ley dengan langkah takut mendekat ke arah Daddy nya.

Leonard menarik tangan sang anak dan membawa tubuh mungil itu kepangkuannya,tangannya langsung mendekap tubuh ley dengan lembut tak lupa memberikan ciuman sayang di kepala ley.

"Daddy bilang apa tadi sama ley?" Tanya Leonard dengan lembut.

"Jangan kelual kamal" jawab ley dengan suara kecil,Leonard menghela nafas pelan,bukan tanpa sebab dirinya melarang ley untuk keluar dari kamar,jika bukan atas kenakalan remaja itu.

Pagi-pagi buta ley sudah menghilang dari kamar nya,saat dicari anak itu sedang asik di belakang mansion dengan keranjang yang penuh dengan buah berry, membuat Leonard tak habis fikir dengan tingkah si manis ini.

"Terus kenapa keluar?" Ley hanya diam saat daddy nya mulai bersuara berat "mau cali mommy!"remaja itu kembali merengek gelisah "tidak ada mommy sekarang!"

precious baby (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang