••36°°

32.9K 3K 249
                                    

~••°°precious baby°°••~





Ley sedang marahan dengan Vander,apa lagi dirinya yang disamakan dengan kucing oleh pemuda itu,yakali dia kayak kucing.

Sedangkan Vander juga tak tinggal diam,setiap membujuk atau mengeluarkan suara saja,dirinya malah langsung di sembur oleh si mungil itu.

"Bukan gitu maksud Abang ley" jelas Vander yang di buat frustasi hanya karena di cueki oleh ley,sedangkan Lavin duduk di sofa singgel sembari mencemooh nya dengan memangku toples kaca berisikan kripik singkong.

Gabriel yang melihat drama picisan itu juga ikut andil memanas-manasi keadaan "biarin aja ley,kayaknya dia iri dengan ketampanan adek Abang ini" puji Gabriel tak lupa mendekat pelan ke arah ley yang duduk membelakangi Vander.

Vander yang melihat gelagat Gabriel yang akan mendekati ley,tentu saja langsung menendang kaki temannya itu dengan kasar,untung saja Gabriel dapat menghindar dengan mudah.

"Iya ley kan tampan,apa lagi nanti kalau udah gede ya,makin nambah ketampanan ley ini" pujinya pada diri sendiri,selain memiliki kepercayaan diri yang tinggi,ley juga memiliki sifat tak sadar diri.

Lavin menjilat bibirnya sekilas,mendengar perkataan ley yang menurutnya tak tepat itu,entah kenapa jiwa-jiwa julid Lavin meningkat "cantik dek bukan tampan,tampan itu kek Abang"

"Jangan ikut-ikutan deh,kamu itu gak di ajak!Olang dali tadi ngomong sama abang gabliel tuh!" sungut ley yang dikatai cantik oleh Lavin,mana ada laki-laki cantik.

Lavin langsung menutup toples kaca yang ada di tangannya,sekarang pemuda itu mendekat ke arah sang adik "harus bersyukur apa yang di kasih sama Tuhan ley,lagi pula cantik itu kan kelebihan,bukan kekurangan" ujar lavin sehingga ley yang tadi ingin menyembur abangnya menjadi terdiam.

"Ya kan ley plia bukan wanita,besal nanti ley mau punya otot-otot besal sama seperti milik Abang Mavin dan Daddy" bangga si mungil dengan mata penuh binar "udah bagus jadi diri sendiri,kamu itu cocok tubuh kecil ini,biar imut terus"

"Yakhh!udah dibilang jangan bilang ley imut ya!genteng gitu!" Marah ley sembari memelototi Lavin yang berada di depannya,pemuda itu menyanggah kepala dengan tangan yang menopang di atas sofa.
"Iya iya ganteng banget adek Abang" pasrah Lavin "cium sini kalau kamu emang ganteng"
Ley yang dipuji oleh Lavin ganteng,tentu saja termakan asutan,untung saja Archer menghentikan pergerakan ley yang akan mencium Lavin.

Dengan sigap Archer membawa ley kepangkuan nya "jangan mendengarkan ucapannya,besar nanti jadi diri sendiri,jangan pernah berubah".

ley bingung atas ucapan Archer barusan "ley kan cuma satu,bukan dua,kenapa halus jadi Dili sendili,kenapa tidak jadi beldua?"
Tanya nya dengan wajah bingung,apa lagi ucapan Archer tidak dapat membuat otaknya berfikir keras,sedangkan Lavin yang masih bersandar sudah tertawa dengan keras,jika sudah dengan ley,orang pintar sekaligus pun akan putar otak menghadapi adiknya itu.

"Terserah kamu aja" pasrah Archer kemudian pemuda itu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher ley yang memiliki aroma wangi manis.

"Sayang tidur yok" ajak Lena yang baru turun dari lantai atas,dari tadi anaknya tidak mau tidur siang "gak mau,ley udah besal jadi gak mau tidul siang lagi mommy" tolak ley yang merasa harga dirinya turun saat sang mommy mengajaknya tidur siang saat masih banyak teman-teman sang Abang.

"Loh kok gitu,gak ada tuh istilah orang besar gak boleh tidur siang" sanggah Lena yang sekarang duduk di samping Archer.

"Ley belum ngantuk mommy,nanti aja deh ley tidul,sekalang mommy sini aja" ujar ley yang sekarang membaringkan tubuhnya dengan berbantalan paha Lena,sedangkan kakinya di angkat oleh Archer dan di letakkan di atas pahanya "Daddy marah kalau tau ley gak tidur siang"  ley yang sedang mendusel di perut mommy nya langsung terduduk.

precious baby (✓)Where stories live. Discover now