••37°°

33.4K 3.4K 178
                                    

Ley membuka matanya dengan pelan, disampingnya juga terdapat sang Daddy yang ternyata tertidur.

Ini nih yang membuat dirinya malu,sebisa mungkin tadi diri nya tidak ingin tidur siang,agar terlihat dewasa di mata teman-teman abangnya.

Tapi apa boleh buat,elusan lembut dari tangan hangat daddy nya mengalahkan ego nya untuk tidak tertidur,dan akhirnya matanya juga tidak bisa menahan kantuk yang tiba-tiba menyerang.

Leonard merasakan pergerakan kecil yang ada di sampingnya,terlihat sang anak yang sedang membelakanginya dengan tangan terangkat yang saling bertaut seakan-akan sedang berkhayal,entah apa yang dipikirkan oleh ley.

"Tumben cepat bangunnya" pertanyaan yang terdengar dibelakang nya,membuat ley langsung berbalik "ley mau minum.." pinta ley dengan suara lirih khas baru bangun tidur.

"Yaudah tunggu disini,biar daddy buatin,oke?" Ley menggeleng keras sembari mengangkat kedua tangannya agar di gendong oleh Leonard "katanya ley mau minum?"

"Ikoot!jangan tinggalin ley sendili dong,nanti diculik kalau ley sendili"
Leonard terkekeh dan mencium pipi bulat itu dengan lembut "siapa yang mau culik anak nakal kayak kamu hm?"

"Ada lah,kalau ley di jual mahal tidak ya Daddy?"

"Biasanya kalau anak kecil bukan dijual" ucap Leonard dan membawa tubuh mereka ke arah kamar mandi
"Lah telus kalau bukan di jual,diapain dong?lugi kalau tidak di jual tuh?"

Leonard mencuci wajahnya, setelah selesai gantian dengan wajah ley,anak itu beberapa kali menghindar saat tangan Leonard mengusapkan air di wajahnya "bukan di jual,tapi di makan mungkin" kata Leonard membuat si kecil mungil itu menyipitkan matanya ke arah sang Daddy.

"Benelannn..jangan bo'ong deh,ley mah tidak bisa di bo'ongin,Daddy jangan macam-macam" Leonard terkekeh dan mencium kembali pipi ley bertubi-tubi,gemas sekali dirinya saat ley terus-menerus menjawab ucapannya,apa lagi dengan suara lembut dengan aksen cadelnya itu.

"Mau minum gak?" Ley mengangguk tak lupa tangannya yang sudah melingkar apik di leher leonard "susu" ujar ley secepat mungkin, biasanya kan mommy nya yang menyiapkan susu setiap dia bangun tidur,apa mommy nya lupa menyiapkan susu botol untuknya?

"Ley bilang apa?Daddy gak denger,coba ulang?" Bukan dia tidak mendengar permintaan ley,hanya saja sang anak terlihat malu-malu setiap meminta susu padanya "mau susu,pakai nyonyo nya ley.." jawab ley dengan suara semanis mungkin.

"Nyonyo?apa nyonyo?" Ley merenggut saat melihat wajah tengil daddynya "ishh!ley mau mommy,Daddy tidak pengeltian sama ley,ley malah nih?!"

Leonard sebisa mungkin menahan senyuman,setelah berhasil membuat anaknya merasa jengkel "iya Daddy tau kok,kita buat oke?"

"Iya oke!tapi ley mau yang dingin aja" pinta ley saat mereka sudah berada di dapur,Leonard dengan sigap membuatkan susu milik ley,tidak mendengar kan permintaan ley untuk membuatkan susu dingin "hari hujan,jadi susu hangat saja sekarang"
Akhir-akhir ini entah kenapa cuaca tidak terlalu baik.

Leonard sudah siap membuat kan susu dalam botol yang diberi nama nyonyo oleh ley,pria empat anak itu dengan sigap membuatkan susu sesuai takaran tanpa merasa sulit sedikitpun,memang karena sudah terbiasa saat Lena meminta tolong untuk membuatkan ley susu.

Leonard dengan telaten memegang botol susu untuk ley,apa lagi anak itu menghisap nyonyo milik nya dengan rakus saking hausnya.

Leonard berjalan ke arah luar,disana terdapat Rean yang sedang sibuk dengan hp nya,untuk hukuman yang Leonard janjikan pada Rean kemaren,tentu saja sudah di terapkan.

Tidak berat,hanya memotong uang jajan Rean setengah dari biasanya.
Sedangkan Rean tentu saja tak peduli,minta saja kepada Abang sulungnya,akan terpenuhi uang saku satu bulan nya,bahkan lebih.

precious baby (✓)Where stories live. Discover now