••31°°

36K 3.5K 163
                                    

••°°precious baby°°••

Lay dengan cepat menyendok nasi dengan cumi ke arah mulutnya,tentu saja anak itu mengemut nya terlebih dahulu.

Tak butuh waktu lama,wajah yang tadi ceria,sudah mulai memerah karena kepedasan,matanya menatap sekeliling berharap tidak ada yang menyadari jika dirinya kepedasan,namun apa boleh buat bahkan semua mata sedang menatap ke arahnya,kecuali mommy nya yang fokus memakan makanannya sendiri.

Sebenarnya Lena sudah mengetahui apa yang akan terjadi,namun dia hanya berpura tidak tahu saja,apa lagi melihat ketiga anak dan suaminya sudah menatap ley dengan datar,jadi biarkan anak mungilnya itu jera di tatap oleh mereka.

Ley yang sudah tak tahan langsung melepehkan nasinya keluar,bahkan Leonard dan Mavin yang lebih dekat dengan nya hanya membiarkan tanpa membantu.

Ley melihat tidak ada air di depannya, bukannya tadi ada segelas air di dekatnya?tapi kenapa tiba-tiba sekarang jadi tidak ada?

Mavin lah yang mengambil gelas milik sang adik saat adiknya itu sedang lengah,liat saja biarkan saja si kecil itu Sampai menangis kepedasan.

Ley yang masih berada di tempat,sudah mencebikkan bibirnya tangannya bahkan sudah mengelap lidahnya sendiri karena terasa panas,tak peduli jika air liurnya keluar,apa lagi tidak ada yang mau membantunya nya.

"Fuff arhg..minnumm!" pekik ley entah kepada siapa,yang penting dia hanya ingin minum karena terlalu pedas.

"Tidak ada minum" jawab Leonard enteng dan kembali memakan makanannya tanpa peduli kepada sang anak.
Bukan sekali dua kali si kecil itu berulah untuk memakan makanan pedas,namun sudah berulang kali masih saja tidak jera.

Ley menatap ke arah sang Daddy dengan mata berkaca-kaca nya "num Dy..minnum huhu" tangis ley mulai keluar karena tidak ada yang mengacuhkannya, mommy nya juga sama,jika berharap kepada Abang dan daddynya maka akan sia-sia,apa lagi kepada Rean lebih tidak mungkin lagi.

"Huaaaa mommy..ley pedas ini hiks.."tangis bocah itu semakin menggema dan membuat Lena yang tadi diam menjadi tak tega.

Kakinya melangkah ke arah sang anak,dan mengambilkan air yang berada di samping Mavin.

"Minum dulu,mommy kan udah bilang itu pedas ley,tapi ley tidak mau mendengar mommy" jelas Lena dengan memegang gelas,ley yang kepedasan juga ikut memegang tangan Lena yang sedang memegang gelas.

"Sudah?" Tanya Lena dan mendapatkan gelengan dari ley "felumm hick ini loh pedas huhu "tunjukkan ke arah lidahnya yang memerah, seakan-akan mengatakan jika lidahnya terasa panas dan terbakar.

Lena kembali berjalan ke arah lemari samping pantry mengambil sejumput gula dan memberikannya kepada ley.
Ley tentu saja menerima nya dengan cepat,rasa panas di lidahnya sudah berangsur hilang saat dirinya mengemut gula yang di berikan oleh sang mommy.

"Sudah?"ley mengangguk dan mendapatkan ciuman sayang dipipi oleh Lena,gemas sekali melihat pipi bulat anaknya memerah, setelahnya Lena kembali berjalan ke arah kursinya dan kembali memakan makanan yang tadi tertunda.

"Sekarang ley makan ya" suruh Lena dan di angguki pelan oleh ley,meskipun Lena tau jika ley sedang menahan tangisnya.

Ley menatap ke arah Lavin dan Rean yang sedang mengejek nya,begitupun Mavin yang juga menatapnya sesekali,ley yang ditatap seperti itu hanya menunduk sambil menatap makanan yang ada di piringnya sendiri,mata nya kembali berembun,kenapa semua saudara nya tidak pernah menyukainya?fikir si mungil yang berlebihan.

Leonard yang melihat ley yang hanya diam menunduk mengambil alih piring dan sendok milik ley "sini Daddy suapin" dia tau ley sedang menahan tangis,terlihat jelas saat terdengar sesenggukan kecil dari bibir mungil anaknya.

precious baby (✓)Where stories live. Discover now