x 0-3

21.8K 2.2K 175
                                    

~•Precious baby•~



Tidak butuh lama untuk sampai ke rumah,Max keluar dan membuka pintu mobil untuk kedua tuan mudanya.

Ley terlebih dahulu melangkah keluar,meninggalkan Rean yang hanya menatap datar Ley yang sudah berlari kedalam,meninggalkan tas biru mudanya di kursi,dan tentu saja Rean yang akan membawanya kedalam.

"Amy...!"Ley yang baru memasuki rumah, langsung mencari keberadaan mommy nya,namun tidak ada atensi dari sosok yang dicari.

Tidak mendapati Lena disana,Ley berjalan ke arah dapur,mana tau ada disana.Namun perkiraan Ley salah,hanya ada maid yang sedang bertugas disana.

Matanya mulai berkaca-kaca "mommy tinggalin Ley.." bibirnya mulai mencebik dengan air mata yang mulai berderai.

Maid yang ada di dapur tentu saja tersentak kala mendengar suara tangisan lirih dari tuan muda kecilnya.

"Tuan muda..kenapa menangis hm? Rike tolong panggil bi Yeri ya" tanya sosok maid yang menghampiri Ley,tak lupa menyuruh teman nya untuk memanggil Yeri,yang merupakan kepala pelayan sekaligus pengasuh Ley dari kecil.

Tak lama Yeri tergopoh-gopoh berlari dari belakang "kenapa? Ley kenapa menangis hm?"

Tangisan si mungil itu kembali menjadi-jadi "A Amy..tidak ada.."ujarnya tersedu-sedu.
Yeri menghapus air mata Ley yang terjatuh,tak lupa mengangkat tubuh kecil itu kegendongannya.

Yeri menghela nafas,biasanya Lena selalu menyambut kedatangan Ley dari sekolah,namun karena adanya acara, Lena terlambat untuk pulang.

"Mommy Ley tadi keluar sebentar, sebentar lagi akan pulang" Yeri mengusap punggung kecil Ley yang bergetar.

Ley menggeleng dan menyembunyikan wajahnya di bahu Yeri "no..!sudah pelgi mommy.."

"Stttt sayang..sayang...kita telfon mau?"
Sudah bertahun-tahun Yeri menjadi mengasuh Ley,dia tau apa yang harus dia lakukan untuk menenangkan tuan muda kecilnya.

Ley mengangguk pelan,meski masih terdengar tangisan lirih dari bibir mungilnya.Yeri berjalan keruang keluarga mendudukkan Ley di atas sofa secara pelan.

"Tunggu disini,bibi ambil handphone terlebih dahulu,oke?"Ley mengangguk pelan,dengan Yeri yang berjalan tergesa untuk mengambil handphone nya.

Sepeninggal Yeri,Rean yang sudah mengganti pakaiannya menghampiri Ley yang berada di sofa.

"Kenapa lagi?"tanya Rean yang sudah mendudukkan dirinya di samping Ley.

Ley hanya diam,tidak menanggapi pertanyaan yang dilontarkan oleh Rean,membuat Rean sedikit geram.

"Kamu tidak mendengar ku?"

Mata si mungil kembali berkaca-kaca,saat dari dalam mobil tadi Rean selalu menggangunya,membuat suasana hati nya tidak bagus.

"Tidak mau bicala,Lean jahat" jawab Ley dengan suara kecil,menyalahkan Rean yang membuatnya benar-benar kesal.

Ley menghindari tatapan tajam dari Rean, bahkan tubuh anak itu sudah membelakangi Rean.

"Dasar cengeng,kemari" Rean menarik Ley untuk berhadapan dengannya,menatap mata bulat sang kakak yang sudah tergenang.

"Mommy.." Rean menghela nafas,membawa Ley kepangkuan nya,dan memeluk tubuh yang lebih kecil dengan lembut.

Yeri kembali membawa handphone nya dengan cepat,menatap Rean yang sedang menangani Ley yang sedang menangis.

"Kemana mommy?" Tanya Rean saat Yeri berjalan ke arah nya.

precious baby (✓)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt