Na Jaemin.
Berhati dingin, si perfect. Pengusaha yang gila bekerja.
Belum pernah memiliki kekasih. Bertemu dengan Park Y/n, si cantik yang baik hati. Pertemuan yang akhirnya membuat Jaemin menjatuhkan pilihannya pada Y/n. Cintanya pada Y/n begitu be...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
(Kediaman Orang Tua Jaemin)
PRANK!!
Guci berukuran besar senilai ratusan juta hancur terhantam benda tumpul.
Jaemin dengan emosi yang sudah diujung kepalanya menghantam guci koleksi ayahnya menggunakan tongkat bisbolnya.
"APA YANG KAU LAKUKAN?!", tanya Ny.Minjung yang terkejut dengan perbuatan Jaemin.
"Pertanyaan itu yang harusnya ku tujukan padamu?! Kau bukan siapa-siapa, jangan pernah mencampuri urusanku!", ucap Jaemin dengan nada penuh penekanan.
"Ch! Wanitamu mengadu? Jae.. berhenti bermain-main dengan wanita seperti itu. Ibu sudah menyiapkan wanita yang sederajat denganmu", ucap Ny.Minjung seraya beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Jaemin.
"Ku tegaskan sekali lagi, jangan pernah mencampuri urusanku, dan kau bukan ibuku!", berjalan pergi.
"Yeobo.. Ada apa ini? Sepertinya aku mendengar suara Jaemin", ucap ayah Jaemin yang baru saja memasuki ruang keluarga.
"Yeobo, putramu datang kemari. Dia mengamuk padaku, katanya aku bukan ibunya"
Ny.Minjung mengadu dengan ekspresi sedih yang dia buat sedemikian rupa.
"Anak itu! Aku harus mengajarinya sopan santun. Maafkan aku sayang, kau pasti kecewa", memeluk Ny.Minjung.
(Kantor Jaemin) Ia gelisah membayangkan Y/n akan mempercayai Ny.Minjung dan mulai menjauhinya.
Ia mencoba menelfon Y/n berkali-kali, namun wanita itu tidak menjawab.
"Arggghhh", mengusap kasar wajahnya
"DAEJUNG!"
"Iya Tuan?", dengan sigap menghampiri Tuannya.
"Cari informasi keberadaan Y/n!"
"Baik Tuan".
(Dilain tempat) Y/n selesai bersiap. Ia melirik ponselnya yang terus berdering sejak tadi.
"Baiklah, mari mulai melupakan pria itu. Sejak awal aku memang tidak pantas untuk pria luar biasa itu" monolognya
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
(Di Cafe) "Kau mau kemana?", tanya Sunmi yang heran melihat penampilan cantik Y/n.
"Mengunjungi keluargaku", berjalan ke ke arah pintu keluar cafe "Aku titip cafe" , tambahnya kemudian berlalu pergi.
Sunmi dan Junho saling melempar senyum menatap kepergian Y/n.
Mereka menduga Y/n akan pergi berkencan.
(Makam keluarga Y/n) "Ayah, ibu... maaf aku baru mengunjungi kalian. Beberapa hal mengejutkan terjadi dan aku baru sempat kemari", seraya duduk ditepi makam ayahnya.
"Ayah, aku memiliki cerita menarik yang baru ku alami. Sepertinya aku merasakan jatuh cinta (sedikit terkekeh). Yah kau tahu, aku ini sulit dekat dengan pria, tapi dia dengan mudahnya masuk dalam hatiku. Ch! Sangat tidak adil, tanpa perjuangan yang jelas dia berhasil mendapatkan hatiku"
Tangannya mulai mengambil beberapa daun yang berguguran di atas makam ayahnya.
"Dia tampan, dia baik padaku, dia pria yang dingin melebihi es. Tapi sangat lembut padaku. Dia membuatku luluh", tersenyum singkat
"Tapi... mulai sekarang aku akan melupakannya. Aku tidak pantas untuknya, dia pria hebat dengan segala yang dia miliki, dan aku... Aku hanya wanita biasa", ceritanya panjang lebar seolah sedang berhadapan dengan ayahnya.
"Siapa yang mengatakan kau boleh melupakanku? Siapa yang mengatakan kau hanya wanita biasa?"
Suara itu... Y/n menoleh.
Pria itu menyunggingkan senyum hangat saat mata mereka saling bertemu.
"Bagaimana bisa kau disini?", tanya Y/n yang terkejut dengan kehadiran pria itu.
Sejauh mana dia mendengar celotehku, memalukan, batinnya.
Jaemin duduk disamping Y/n, "Aku baru tahu, dibalik sikap dinginmu ternyata kau sudah membuka hati untukku. Apa aku boleh sesenang ini?".
Y/n tidak bergeming.
Dia mendengar semuanya. Sungguh memalukan! batinnya.
Setelah beberapa saat keduanya hening, sibuk dengan pikirannya masing-masing.
"Wanita tua itu bukan ibuku. Dia istri kedua ayahku", kalimatnya membuat Y/n menoleh ke arahnya.
"Aku tidak tahu persis apa yang dia katakan padamu, tapi..."
Mengambil tangan Y/n
"Aku ingin kau mengabaikan semua yang dia katakan. Jangan menghindariku, jangan melupakanku. Aku ingin memulai denganmu. Dia bukan siapa-siapa untukku, semua yang dia katakan padamu, aku yakin hanya bualan. Tidak penting untuk kau percaya"
Mengusap lembut punggung tangan Y/n
"Bisakah kau lebih mempercayaiku?".
Senyum cerah Y/n menjadi jawaban yang menenangkan hati Jaemin.
Ayah.. Hatiku berkata, aku ingin mempercayainya. Apakah keputusanku ini tepat ayah? batin Y/n
Bersambung...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.