Na Jaemin.
Berhati dingin, si perfect. Pengusaha yang gila bekerja.
Belum pernah memiliki kekasih. Bertemu dengan Park Y/n, si cantik yang baik hati. Pertemuan yang akhirnya membuat Jaemin menjatuhkan pilihannya pada Y/n. Cintanya pada Y/n begitu be...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
(Kamar Hotel)
"Aku bertemu Tuan Nakamoto hanya satu kali. Kemarin saat menghadiri salah satu meeting. Aku juga baru tahu ternyata dia salah satu klienku. Aku rasa dia ingin bertemu denganku berkaitan dengan urusan bisnis"
Y/n masih menatap tajam tanpa merespon apapun.
Jaemin beranjak, mendekati wanitanya.
"Hei kau tidak percaya padaku? Aku bicara apa adanya sayang. Atau kau mau ikut denganku menemuinya?"
"Tidak!"
"Ya sudah", mengambil tangan Y/n, mengarahkan tangan itu menyentuh perutnya, "Lapar sayang"
"Ch! Aku sedang kesal Jae"
"Nanti lagi saja kesalnya. Masak untukku ya, lapar lapar lapar"
Astaga, bayi besar ini membuatku tidak bisa marah. Dia bisa semanja ini padaku, padahal dia selalu bicara kejam pada pekerjanya, batin Y/n.
"Lekas mandi. Akan ku buatkan sarapan untukmu"
(Pukul 07.30)
"Hari ini aku full dengan urusanku. Seperti kemarin akan ada yang menemanimu berkeliling. Aku pastikan semua selesai hari ini, jadi besok waktuku hanya untukmu. Lusa kita kembali ke Korea. Ok?" ucap Jaemin seraya menyantap sarapannya dengan lahap.
"Sejak kapan kau menjalin hubungan dengan putriku?", tatapan Tuan Nakamoto begitu mendominasi.
Tuan Nakamoto dan Jaemin sedang duduk berhadapan di sebuah ruangan dengan pencahayaan minim, ruang megah dengan banyak barang antik, ruangan itu adalah kantor Tuan Nakamoto.
"Belum lama", smirk. "Mendengar anda menyebutnya putri anda, tampak seperti anda merawatnya sejak kecil" tambah Jaemin membalas tatapan tajam itu.
Tuan Nakamoto tertawa keras.
"Hah... Aku menyukaimu. Aku suka dengan mulutmu yang berani"
Keduanya menyesap minuman mereka.
"Aku akan mendapatkan putriku kembali. Kau tahu, aku bisa melakukan segala hal"
Jaemin mengerutkan keningnya mendengar hal itu.
"Kau juga tahu, bagaimanapun juga kau membutuhkan restuku jika ingin bersama putriku"
Jaemin masih mencerna situasi ini, ia menatap Tuan Nakamoto dengan tatapan menyelidik.
