01. Hukuman

190 21 1
                                    

Haloo

Siap-siap bertemu dengan Alaska di sini

Happy reading



Suara alarm yang terus berbunyi tak membuat remaja ini membuka matanya, hingga deringan keempat ia nampak terganggu oleh suara tersebut. Alhasil mata yang semula terpejam kini terbuka setengahnya.

"Ck, berisik banget. Masih pagi juga," gerutunya sembari meraba-raba nakas di samping tempat tidur untuk mematikan alarm itu. Hingga matanya tiba-tiba melebar tatkala melihat jarum jam yang tertera di angka 7.

"Mampus, gue telat!"

Akhirnya dengan kecepatan kilat, ia bersiap diri. Persetan dengan mandi, untuk hari ini sepertinya ia akan skip rutinitas pagi itu.

"Jangan sampe gue ketemu sama pak Wawan, kalo iya siap-siap aja dihukum," monolognya sembari menyambar kunci motor yang ada di meja belajar. Untung saja semua peralatan sekolah sudah ia masukkan ke dalam tas, jadi waktu yang sangat mepet itu tidak sia-sia.

Dijalankan motor butut itu dengan kecepatan penuh, hingga pengguna jalan banyak yang mengumpat karena aksi gilanya itu.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja, motor yang semula melaju dengan kecepatan kencang kini sudah berhenti di depan gerbang yang sudah tertutup rapat. Sebelum memutar otak untuk masuk ke dalam, siluet perempuan yang berdiri tak jauh darinya membuat ia penasaran.

"Loh, kamu telat juga?" tanyanya membuat sang empu menoleh.

"Gatha? Aku kira kamu ga ikut-ikutan telat." Gatha terkekeh mendengar itu, sepertinya semesta ingin mengerjai dirinya dengan sang kekasih.

"Kayaknya efek kita begadang deh, makanya kita sampe telat begini," ucap Gatha yang membuat Sherly mengangguk pelan.

"Saking antusiasnya sampe aku lupa hari ini hari Senin." Sherly tersenyum lebar, hal itu membuat Gatha mengacak rambutnya gemas.

"Ihh Gathaa, rambut aku jadi berantakan nih," dengusnya tak terima.

"Tetep cantik kok."

"Ah udahlah, jangan gombal terus. Mending kita cari cara biar bisa masuk ke dalam." Sherly mengalihkan pembicaraannya agar salah tingkah itu tidak semakin berlanjut.

"Bentar, aku punya cara." Gatha mendekati pos satpam, ia pun langsung menghampiri pak Bani untuk bernegosiasi.

Beberapa menit kemudian, gerbang itu terbuka. Sherly dan Gatha pun langsung masuk dengan santai, sepertinya negosiasi dengan pak Bani berjalan dengan lancar.

"Pinter banget kamu bujuk pak Bani buat bukain gerbangnya," takjub Sherly memandang Gatha dengan binar cerahnya.

"Hahaha, bisa aja kamu muji aku. Yuk kita masuk, sebelum pak Wawan dateng bawa penggaris besarnya." Sherly mengangguk, ia menerima uluran tangan itu dengan senang.

Kaki yang sedang melangkah itu tiba-tiba terhenti karena melihat sosok yang tengah mereka hindari, siapa lagi kalo bukan pak Wawan.

"Gatha, kita ketauan," bisik Sherly yang langsung bersembunyi di balik tubuh sang kekasih.

Gatha hanya memandang ke depan, mengusir rasa ketakutannya dengan menyapa ria gurunya itu.

𝐋𝐨𝐧𝐞𝐥𝐲 ✓Where stories live. Discover now