12. Rencana

37 11 0
                                    

Bau obat-obatan menyeruak di seluruh ruangan, suara langkah kaki yang menggema juga turut serta.

Di ruangan bercat putih itu, terdapat dua remaja yang saling berbincang. Membahas sebuah rencana yang akan dilaksanakan.

Padahal salah satunya baru saja sembuh, tetapi semangatnya tak luntur untuk menjalankan sebuah aksi.

"Lo yakin, Tha? Baru sembuh loh."

Sang empu mengangguk. "Yakin gue," ucapnya dengan semangat.

"Sebentar, sebelum lo merealisasikan rencana ini, gue mau tanya sesuatu." Alaska menarik nafasnya, setelah itu ia hembuskan secara perlahan.

"Lo ga jadiin Cia pelampiasan kan?"

"Cuma cowok brengsek yang akan ngelakuin hal itu Ka," ucap Gatha dengan datar, ia tak punya niatan untuk menjadikan Cia sebagai objek pelampiasan.

"Gue cuma mastiin aja."

Keduanya terdiam, saling fokus terhadap pikiran masing-masing. Hingga suara langkah kaki menyadarkan mereka berdua.

"Kondisi kamu sudah mulai pulih, untuk hari ini bisa langsung pulang." Instruksi itu membuat keduanya senang, ini yang ditunggu-tunggu.

"Terima kasih dok," ucap Alaska mewakili. Sang dokter pun langsung mengangguk sembari tersenyum.

"Jaga kesehatan ya Tha, jangan ngelamun lagi di jalanan. Biar ga ke ulang lagi." Gatha hanya menyengir lebar mendengar itu.

"Siap 86."

Dokter itu hanya geleng-geleng kepala, setelahnya ia keluar dari ruangan yang ditempati oleh Gatha.

"Besok kita gerak ya Ka, gue ga sabar liat reaksinya Cia," serunya dengan menggebu-gebu.

"Gue ngikut lo aja."

---

"Udah sehat lo Tha?" Gatha yang baru saja mau masuk langsung menoleh ke sumber suara. Terlihat salah satu anak kost yang menghampiri.

"Iyaa bang," balas Gatha sekenanya.

"Gue tadi niatnya mau jenguk lo, eh udah pulang aja." Caesar--kakak kelas mereka yang tinggal di kost dekat mereka.

"Ga usah repot-repot bang, kasian bensin Lo nanti abis." Gatha menyengir, sedikit terhibur dengan raut wajah kak Ces yang tak bersahabat.

"Iyaa dah. Btw, gue bawa jajan nih, lumayan lah buat cemilan di kost-an." Gatha dan Alaska yang mendengar itu langsung tersenyum lebar, ini yang mereka tunggu-tunggu.

"Tau aja lo bang kalo gue pengin nyemil, makasih ya!" Sang empu mengangguk, ia langsung meletakkan jajanannya di atas meja.

Setelah melangkah ke dalam, Caesar yang sering disebut kak Ces oleh Gatha dan Alaska duduk di sofa.

"Kemarin ada cewek ke sini, nanyain keberadaan lo Tha." Gatha yang tengah mengunyah jajanan itu langsung terhenti, jantungnya berdetak kencang. Takutnya kakak kelasnya ini berbicara yang sebenarnya.

Caesar yang melihat raut wajah Gatha hanya geleng-geleng kepala. "Tenang, gue ngerti situasi kok." Akhirnya Gatha bisa bernafas lega, kak Ces nya ini sangat peka.

"Makasih bang." Caesar mengangguk, setelahnya ia berdiri untuk kembali ke tempatnya.

"Gue pergi dulu ya, masih ada tugas yang belum selesai," pamitnya sembari ber-tos ria.

𝐋𝐨𝐧𝐞𝐥𝐲 ✓Where stories live. Discover now