21. Penjelasan

29 9 0
                                    

Suara burung berkicau menambah kesan asri di pagi hari. Sayup-sayup angin pun saling berirama mengikuti kicauan burung. Lampu-lampu jalanan perlahan redup, menyisakan sinar mentari yang sebentar lagi akan terbit.

Sepasang netra itu perlahan terbuka, sedikit mengerjap untuk berdamai dengan cahaya. Setelah memastikan dirinya sadar, tubuh yang semula berbaring itu perlahan bangun dari ranjang.

Disaat dirinya tengah membuka sebuah jendela, pintu kamar diketuk. Diiringi dengan sautan yang membuat telinga sedikit berdengung.

"Sebentar!"

Alaska menyengir tatkala pintu kamar Gatha terbuka, ia sengaja mengetuk pintu untuk mengajak Gatha berjogging pagi.

"Ngapain pagi-pagi berisik? Ganggu tidur gue aja lo!" ucap Gatha yang masih menguap.

"Jogging kuy!" Gatha melihat sang empu dari atas ke bawah, ternyata Alaska sudah siap dengan setelan larinya.

"Bentar, gue siap-siap dulu." Pintu itu kembali tertutup, menyisakan Alaska yang masih diam di depan kamar.

Beberapa saat kemudian, Gatha telah siap dengan pakaian larinya. Segera saja mereka berdua pergi ke salah satu taman terdekat.

"Lo jadi ke rumah?" Gatha mengangguk, ia memang berniat untuk menjenguk rumah. Tak ada kabar dari sana membuat ia sedikit khawatir.

Mereka kembali berjalan santai, sedikit pemanasan untuk berlari nanti.

"Lo mau nitip apa? Gue mau ke warung dulu." Gatha memesan satu botol air mineral, setelah itu ia langsung masuk ke dalam.

Sembari menunggu temannya itu, Gatha melihat sekeliling. Banyak sekali para anak kecil yang sedang berlari kecil. Gatha yang melihat pemandangan itu hanya tersenyum getir, teringat masa lalunya yang seperti itu.

"Gatha." Suara itu membuat ia menoleh, terlihat seorang gadis dengan senyum canggungnya.

"Hai, ternyata kita ketemu di sini." Gatha melengos, masih sedikit kesal dengan hari kemarin.

"Gatha, gue minta maaf ya. Kemarin bener-bener lupa, terus ada yang ngajakin pulang. Akhirnya gue iyain, soalnya kemarin juga ga bawa kendaraan sendiri."

Gatha masih diam, menunggu Alaska yang sedikit lama membeli minuman. Ia sebenarnya sudah memaafkan, tapi mengerjai Casey sedikit tak apa lah.

"Gatha," ucap Casey sekali lagi. Ia sudah pasrah jika temannya ini tidak memaafkan dirinya.

"Iya, gue udah maafin lo." Ucapan itu membuat Casey berbinar, hatinya sedikit lega karena itu.

"Sekali lagi maaf ya."

"Udah, ga usah minta maaf terus." Casey mengangguk mengerti. Setelah percakapan mereka, Alaska datang dengan membawa dua air mineral.

"Eh, ada Casey. Udah lama?" tanya Alaska sembari mengode sedikit. Memang ia sudah memaafkan Casey sedari malam, dan keberadaan Casey di sini pun atas perintah dari Alaska.

"Baru aja ke sini."

Sebelum mulai menjalankan aktivitas pagi ini, ketiganya memilih duduk untuk sekedar mengisi cairan dalam tubuh. Setelah dirasa cukup, mereka langsung berlari mengelilingi taman yang lumayan besar.

---

Setelah mengitari beberapa putaran, mereka istirahat di atas rerumputan. Nafas yang memburu mengiringi aktivitas mereka.

"Lo berdua larinya cepet banget, gue yang langkahnya kecil ya capek ngimbanginnya," keluh Casey yang sedikit cemberut, Gatha dan Alaska hanya tertawa mendengarnya.

𝐋𝐨𝐧𝐞𝐥𝐲 ✓Where stories live. Discover now