02. Insiden

89 17 0
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote ya bestie

Happy reading



Jalanan yang tampak lenggang membuat seorang pemuda menjalankan motornya dengan kecepatan penuh. Pikirannya mengarah ke kejadian beberapa menit yang lalu, di mana kedua orangtuanya bertengkar kembali.

Memang setiap hari dirinya selalu mendengar keributan itu, mungkin sudah menjadi makanan sehari-harinya.

Karena tak mau terus-menerus mendengar keributan itu, ia putuskan untuk tinggal di kost bersama dengan sahabatnya.

Untuk sekarang ... hal itu sedikit lebih baik untuk menghindari semua itu.

Karena pikiran yang memenuhi otaknya lah membuat ia tak fokus melihat ke jalanan. Alhasil, motor yang semula melaju dengan kencang tiba-tiba menabrak sesuatu.

BRAK

"YA ALLAH, ALLAHU AKBAR!"

Bertepatan dengan itu, suara cempreng dari pria paruh baya menyadarkan lamunannya. Dirinya terkejut, sebab motor yang dikendarai olehnya sudah oleng ke pinggir jalan.

"Bocah kurang ajar, ga punya mata apa?!" teriak sang bapak-bapak yang menjadi korban kecerobohan dirinya.

"Eh, ya Allah. Maaf pak, saya ga sengaja nabrak bapak." Mendengar itu, sang empu langsung mendongak untuk melihat wajah seseorang yang menabraknya.

"GATHA, KURANG AJAR KAMU SAMA SAYA!"

Gatha yang terkejut pun langsung menutup telinganya. Jujur saja, teriakan itu membuat telinganya merasa sakit.

"Saya ga sengaja pak, suer dah!" Gatha menyengir lebar, tak lupa ia memamerkan dua jari yang membentuk peace.

"Saya ga habis pikir sama kamu, ga di sekolah ga di jalanan, bikin saya emosi saja," ucapnya sembari berdiri. Untung saja motor yang ia tumpangi tidak mengenai dirinya.

"Bapak ga usah marah-marah, ini salah bapak juga kan yang bawa motornya lelet." Pak Wawan--orang yang sudah ditabraknya mendelik kesal.

"Heyy, jelas-jelas kamu yang salah! Kenapa bawa motor ngebut-ngebut gitu? Mau jadi pembalap kamu?!"

"Ya doain aja pak, siapa tau saya bisa menjadi pembalap internasional." Sungguh, wajah pak Wawan sekarang sudah memerah. Ia sangat kesal terhadap anak didiknya itu, juga kakinya terasa sakit akibat insiden tadi.

"Sudahlah, kamu memang sudah salah. Jangan mengelak begitu." Gatha seketika menganga mendengar itu, kenapa dirinya disalahkan terus menerus?

"Terserah bapak lah, saya mau pergi. Bye!" Setelahnya ia mengangkat sepeda motornya agar kembali berdiri, walaupun kakinya sedikit sakit tetapi ia tidak boleh menunjukkannya di jalanan.

"AWAS KAMU, BAPAK KASIH NILAI C DI RAPORT!"

"BODO AMAT PAK, WLEE!"

Ucapan itu berbarengan dengan bunyi klakson miliknya yang terdengar mendengung. Para pengguna jalan yang sedari melihat aksi itu hanya geleng-geleng kepala.

𝐋𝐨𝐧𝐞𝐥𝐲 ✓Where stories live. Discover now