19. Gadis yang sama

31 8 0
                                    

Hai

Maaf yaa udah nunggu lama

Jangan bosan-bosan buat nunggu, oke?

Happy reading

---

Setelah kepergian Cia beberapa Minggu yang lalu, kehidupan Gatha tidak berubah. Hanya saja ia sudah merasa ikhlas dengan jalan hidupnya.

Kini dirinya tengah berada di gerbang sekolah untuk membantu kerja OSIS dalam mendisplinkan anak-anak.

Sedari tadi ia tidak menemukan teman kelasnya yang dari Jerman itu, entah kenapa akhir-akhir ini Casey selalu berangkat paling lambat.

Setelah menunggu selama beberapa menit, Casey datang dengan langkah santai. Hal itu membuat Gatha menggeleng pelan.

"Perasaan akhir-akhir ini berangkatnya telat terus, kenapa lo?" tanya Gatha sembari berjalan ke arah kelas.

"Sarapan dulu, biar ada tenaga."

"Lah, gue sarapan ga setelat ini deh perasaan." Gatha mengernyit heran, pasalnya jika sarapan terlebih dahulu tidak akan terlambat seperti ini.

"Gue kalo makan lama," ucap Casey sembari tersenyum. Gatha pun langsung mengangguk mengerti. Setelahnya mereka melangkah bersama ke dalam kelas.

"Kok pak Wawan belum masuk kelas ya?" tanya Casey kepada Alaska, ia memang duduk lebih dekat dengan Alaska.

"Kan untuk tiga hari ke depan, pembelajaran ga efektif. Soalnya guru-guru lagi rapat buat bahas olimpiade." Casey mengangguk mengerti.

"Iyaa sih pembelajaran ga efektif, tapi tugas tetep berjalan cuyy," keluh Gatha sembari membaringkan kepalanya ke meja.

"Kalo ga kayak gitu ya keenakan kita nya, ga ada tugas sama sekali." Gatha dan Casey tertawa mendengar penuturan itu.

"Daripada ga ada kerjaan, mending nugas di perpus deh. Sekalian ngadem," usul Gatha yang langsung diangguki oleh keduanya.

"Hayulah, siapa tau nemu cogan di sana." Mata Casey berbinar, membayangkan dirinya bertemu dengan salah satu siswa tampan di sini. Alaska dan Gatha yang melihat itu hanya bergidik ngeri.

"Cepetan dibawa, takutnya jadi gila dia di sini." Casey mendengus mendengar itu, setelahnya ia menyusul kedua teman barunya ke arah perpustakaan.

Ketiganya saling menyusuri lorong yang nampak ramai, maklum guru-guru tengah mengadakan rapat, jadi para siswa sedikit bebas berkeliaran di luar kelas.

"Rame banget kek pasar," ucap Alaska memandang sekelilingnya.

Ketiganya sudah sampai di depan perpustakaan, tampak dari depan banyak para siswi yang tengah membaca novel di sana. Casey yang melihat itu langsung tersenyum cerah.

Mereka langsung masuk, tak lupa menandatangani buku kehadiran. Setelahnya mereka memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela.

Kebetulan perpustakaan dekat dengan taman sekolah, jadi pemandangan dari sini sangat indah.

"Tugas dari Bu Eva halaman berapa aja?" Alaska membuka buku paketnya, mencari halaman yang sudah ditugaskan.

"Halaman 150-153."

"Buset, banyak amat." Gatha menggeleng pelan, Bu Eva jika memberi tugas pasti banyak seperti ini.

"Kerjain aja dah, daripada ga dapet nilai kan?" Keduanya mengangguk, setuju dengan alasan Casey.

𝐋𝐨𝐧𝐞𝐥𝐲 ✓Where stories live. Discover now