Pesan Penting

202 33 0
                                    

Setelah makan siang, Sung Hanbin kemudian memasukkan makanan dan cemilan yang belum dimakannya ke dalam tasnya. Disaat membuka tasnya, Sung Hanbin terkejut melihat selipan surat yang ada disana.

"Dari Pak Parhan."

Sung Hanbin membukanya, disana ada sebuah alamat dan nomor HP yang ditulis dengan tinta yg tebal.

Sung Hanbin, kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Sebagai gurumu, aku berpesan jika terjadi sesuatu padamu ingatlah alamat dan nomor HP itu. Tolong hafalkan diluar kepala.
Kau sebelumnya tidak pernah bepergian sendirian bukan, aku berpesan jika kamu pergi ke Jeju maka bersikaplah seperti orang yang ada disana. Dan jangan mudah percaya pada orang asing dan jangan semudah itu memberi informasi tentang dirimu terutama ayahmu. Kita tidak tahu apa maksud ayahmu menyuruhmu kesitu, tapi saranku kamu bersikaplah seperti anak-anak lainnya. Setelan dan baju mewahmu mungkin bisa kau ganti menjelang kamu kesana nanti. Berhati-hatilah, dan ingat selalu alamat dan nomor HP yang tertera itu.

Guru mu, Pak Parhan.

Sung Hanbin kaget setelah membaca surat itu dan akhirnya ia mulai memperhatikan orang-orang yang ada disekitarnya. Benar, penampilannya saat ini tidak seperti orang-orang itu. Setelan jas dan sepatu kulitnya memang tampak mencolok. Pak Parhan ada benarnya juga.

Sung Hanbin segera memeriksa koper. Beruntung masih banyak pakaian biasa seperti kemeja dan kaus yang bisa dipakainya nanti saat tiba di sekolah.

"Baju dan sepatu ini kusimpan saja. Sekarang aku akan ke kamar ganti untuk merubah penampilanku."

Pak Jay akhirnya tiba di asrama. Segera ia mengetuk pintu depan, tak lama seorang pria tua keluar menemuinya.

" Selamat siang, Pak Kyun. Aku kesini meminta izin untuk membawa kHan Yujin  pergi berobat ke klinik desa."

" Berobat? Yujin? Tidak ada anak yang sakit hari ini, silahkan pergi! "

Saat hendak menutup pintu, segera Pak Jay menahannya.

"Jangan khawatir, Pak Kyun. Ini tidak akan memberatkan sekolah. Aku sukarela membayar, terutama aku senang dengan Yujin yang sering membantuku bekerja di pasar. Ah, soal biaya kau benar-benar tidak usah."

"Brak!"

Pintu tertutup dengan keras dan Pak Jay tertunduk karena tidak bisa berbuat banyak. Ia memilih untuk menjemput seseorang di Pelabuhan. Dalam hatinya, ia berdoa agar Yujin baik-baik saja di asrama.

Di tempat lain, Matthew berlari ke arah kebun teh untuk menemui seseorang disana. Ada kabar gembira yang ingin dia sampaikan, uang yang banyak dan makanan ada ditasnya.

"Kak Jiwoong pasti senang jika dia tahu aku berhasil mendapatkan uang untuk berobat Yujin nanti. Dia tidak perlu lembur hari ini, aku harus cepat."

Tak lama Matthew sampai, namun ia terkejut tak kepalang. Kak Jiwoong tergeletak disamping daun-daun teh kering yang berserakan. Ia tak sadarkan diri.

"Hyung, Hyung! Sadarlah, sadar!"

Matthew meronta-tonta sambil menggoyang-goyangkan badan Jiwoong. Akibat jeritan histerisnya, tak jauh dari situ Pak Cheongsan keluar.

"Ada apa? Oh tidak, dia sudah kusuruh istirahat tadi!"

" Pak, kak Jiwoong pingsan. Tolong aku! "

" Tenang-tenang, nanti aku berikan minyak. Sekarang ayo kita gotong dia ke gubuk tempat istirahat. Ayo, Matthew. Jangan menangis. Jiwoong akan baik-baik saja."

The Savior (End) [SUNG HANBIN]Where stories live. Discover now