Anak Baru

158 28 3
                                    

Hanbin akhirnya tiba di sekolah. Langsung saja ia memencet bel di pintu masuk. Tak lama, seorang pria tua kurus dengan muka sangar menemuinya.

"Perkenalkan namaku Sung Hanbin. Aku berasal dari,, "

"Cukup, Tidak usah berlama-lama! Segera bawa semua barangmu kedalam!"

Sung Hanbin kaget ketika perkenalan dirinya dipotong tiba-tiba oleh Bapak tua itu. Ditambah suara lengkingan tinggi yang dilontarkan kepadanya.

"Hei! Kau ini anak laki-laki bukan? Percepat langkahmu itu!"

Hanbin kembali kaget dan dengan segera ia menyusul Bapak tua itu dengan cepat. Tak lama, ia akhirnya sampai di sebuah ruangan.

"Perlihatkan semua barangmu! "

Hanbin segera membuka koper dan sebuah tas jinjing yang dibawanya. Pak tua itu memeriksa dengan seksama.

"Baik, ini bisa kamu bawa dan tas jinjing tolong letakkan di meja sana."

Hanbin lega karena pemeriksaan tidak begitu lama. Dan tas jinjing yang ia letakkan itu hanya berisi kue yang mungkin akan dimakannya bersama teman-temannya.

" Pintumu nomor 10. Ada beberapa anak yang akan tinggal bersamamu. Tidak usah lama-lama berbasa-basi dengan mereka. Segera bereskan barangmu dan berkumpul saat makan malam nanti dengan anak-anak lainnya! "

Bapak tua itu kemudian pergi meninggalkan Hanbin. Segera Hanbin membuka pintu dan tak lama ia pun melihat teman-teman yang akan tinggal bersamanya selama ia bersekolah disini.

Hanbin kelihatan canggung dan gugup melihat semua mata yang tertuju kepadanya. Namun, ia merasa lega saat Matthew tersenyum hangat ke arahnya. Hanbin pun membalas senyuman hangat itu juga.

Hatinya merasa lega dan ia pun memperkenalkan dirinya kehadapan teman-temannya.

"Namaku Hanbin dan aku berasal dari Seoul."

"Mengapa kamu bersekolah disini? "

Seorang anak yang tinggi diantara lainnya bertanya kepadanya.

"Aku dikirim pamanku kesini setelah beberapa hari ayahku meninggal dan,,"

"Menyedihkan, nasibnya hampir sama seperti kita, dibuang oleh paman atau bibi,, "

"Hush, Gyuvin. Kau yang bertanya dan kau sendiri yang menjawabnya. " Matthew tiba-tiba memotong ucapan Gyuvin dan dia maju memeluk Hanbin dan menepuk pundaknya dengan pelan.

"Kau tidak usah menceritakan semuanya jika itu membuatmu sedih. Maafkan ucapan temanku tadi. "

"Oh, tidak apa. Tenang saja, aku baik-baik saja."

" Perkenalkan namaku Matthew dan di kamar ini ada Jiwoong,  Gyuvin, dan Yujin."

Senang berkenalan dengan kalian semua. Hanbin menyalami semua penghuni kamar itu satu persatu. Tak lama, Jiwoong membuka lemari dan dia memberikan sebuah selimut kepadanya.

"Selimut ini tipis sekali untuk cuaca malam yang sangat dingin ini."Hanbin menatap Jiwoong dengan heran.

" Ya, inilah yang diberikan oleh asrama umtuk semua anak disini."

Tiba-tiba terdengar suara batuk dari anak yang paling kecil. Han Yujin. Nampak oleh Hanbin semua penghuni kamar langsung menghampirinya.

" Tahan ya Yujin, besok kita akan segera ke klinik desa." Jiwoong memeluk Yujin dengan erat.

"Ayo kita keluar, sebentar lagi waktunya makan malam."

Ucapan Matthew membuat semua anak segera bersiap-siap dan keluar dari kamar. Hanbin pun akhirnya merasakan makan malam pertama di asrama itu.

"Hanya semangkuk bubur dingin. Ini begitu menyedihkan." Hanbin menata menu makan malam itu dengan prihatin. Ia melihat semua anak melahap makan malamnya dengan lahap.

"Kasihan sekali mereka, nanti aku minta kue ku saja. "

Sehabis makan malam, Hanbin berjalan berlawanan dengan anak-anak kamar 10. Beruntung Matthew menyadari Hanbin yang berpisah dari rombongan. Segera ia menyusul Hanbin yang sepertinya.

Oh tidak, ia akan berjalan ke ruangan Bapak Kepala.

"Permisi, aku kesini mau meminta kue yang kubawa tadi. "

Seorang pria bertubuh gemuk kaget melihat sosok anak baru yang ada dihadapannya. Di tambah ia sedang asyik menikmati kue yang ternyata diminta oleh anak itu.

"Keterlaluan kau. Berani-beraninya. Terima ini! "

Disaat tangan Bapak tua itu hendak melayang ke pipi Hanbin. Tiba-tiba saja Matthew datang melindungi Hanbin. Dan berakhir ia yang menerima tamparan keras dari Bapak gemuk itu. Tamparan itu begitu kuat sampai membuat Matthew tersungkur ke lantai.

"Matthew! Tidak!" Hanbin segera memeluk dan memegang pipi Matthew yang kena tampar. Matthew memegang tangan Hanbin sambil mengerang kesakitan.

Tiba-tiba Bapak gemuk itu berbicara singkat kepadanya.

"Itu yang akan terjadi jika kamu berani kurang ajar sampai meminta makanan milikku. Sekarang pergi dari sini! "

Hanbin menatap Bapak gemuk itu dengan marah. Namun, Matthew segera memegang tangan Hanbin dan menariknya keluar dari ruangan Bapak Kepala.

"Ayo Hanbin, kita keluar!"

"Tapi, Matthew. Kau baru saja! "

"Sudahlah, Hanbin! Aku mohon! "

Hanbin terdiam dan dia pasrah sambil menuntun Matthew yang kesakitan menuju pintu kamar mereka.








The Savior (End) [SUNG HANBIN]Where stories live. Discover now