Senyum Tipis Milik Zhanghao

105 12 4
                                    

"Ha, kau pikir semudah itu untuk menuntutku! Ingat, aku tidak takut dengan kalian dan aku tidak akan mudah diberhentikan begitu saja! Aku ini dipilih negara untuk menjadi kepala sekolah disini! "

"Dasar kau Pak Tua tamak, aku tetap akan melawan! "

Pak Jay maju kedepan, namun beberapa warga menghentikannya sebelum kejadian tak diinginkan terjadi.

"Dan kau Pak Jay, sebelum kau berencana menuntut ku, justru akulah yang akan menuntutmu dengan tuduhan pencemaran nama baik! Aku berbeda dengan kalian semua. Aku ini mempunyai jabatan dan berpendidikan. Tentu aku lebih didengar daripada kalian warga-warga kampung yang tidak tahu apa-apa. "

Pak Jay diam, marah, namun dia menyadari tentang dirinya dan para warga di kampung itu. Kemarahan itu hanya bisa dipendam pada dirinya saja. Ini benar-benar membuatnya kesal.

Sama dengan para murid yang menangis karena kekalahan mereka. Kesal karena tidak bisa berbuat apa-apa. Disaat tangisan dan raungnya, Matthew menoleh ke belakang. Dia kaget dengan Zhanghao yang ternyata hanya diam sambil tersenyum. Tunggu, kenapa anak laki-laki ini tersenyum. Langsung saja Matthew menghampinya.

"Kau baru sampai atau kau dari ta,,?"

"Ssstt,, "

Matthew langsung diam, untuk menantikan kalimat yang akan dilontarkan oleh Zhanghao.

"Kau tenang saja, semuanya akan baik-baik saja. Kau percayakan saja semuanya padaku. "

Matthew bingung, antara percaya dan tidak percaya. Namun, ia memilih untuk meninggalkan sahabatnya sementara waktu dan menghibur Han Yujin yang masih menangis terisak-isak.

Benar saja, tak lama setelah kejadian itu, di siang harinya para warga heboh dengan kedatangan polisi ke rumah Pak Jay. Pak Jay kena tuduhan telah melakukan fitnah dan pencemaran nama baik kepada kepala sekolah.

"Kau lihat, bahkan selimut-selimut itu masih ada di asrama. Namun kau seenaknya menuduhku akan menjualnya kepada laki-laki ini. Aku tahu hukum dan bisa saja laki-laki ini hanya datang untuk menjebakku. "

Manipulasi Pak Kepala benar-benar telah menghebohkan warga. Siapa sangka Pak Jay dan juga Pak Seungeoun malah dituduh menjadi tersangka dan langsung ditahan atas tuduhannya yang tak berdasar.

Semuanya benar-benar kacau.

Disaat itu, anak-anak masih sibuk dengan sekolahnya. Taerae dan Yujin belajar dengan mata yang bengkak akibat tangisan di pagi hari. Walaupun sudah terjadi tragedi di pagi itu. Para guru hanya diam tak peduli dan bertingkah seolah mereka tidak tahu apa-apa.

Bel lonceng berbunyi. Langsung saja para murid kembali pulang kerumahnya dan ada yang pergi menuju asrama. Disaat perjalanan pulang, Matthew kembali menghampiri Zhanghao.

"Hao, apa maksudmu itu. Aku sampai saat ini masih belum mengerti. "

"Ssstt, jangan disini. Nanti saja kita berkumpul dengan teman-teman di tempat kerja. "

Para murid sibuk dengan persiapannya untuk bekerja nanti. Disisi lain, Jiwoong datang menghampiri Hanbin dan Ricky.

"Bagaimana menurutmu, apakah kamu setuju? "

"Iya aku setuju, dan aku juga setuju Hanbin menjadi ketua klub tari kita. Semoga kesempatan kita untuk meraih mimpi benar-benar bisa terwujud. "

"Baik, kau diterima untuk menjadi anggota kami yang baru. Dan kita akan menentukan pertemuan dan latihan kita saat tidak di sekolah. Bagaimana denganmu, apakah kamu tertarik untuk bekerja? "

"Baiklah, aku akan mencoba melamar. "

Hanbin tersenyum. Disaat kegelapan menyelimuti sekolah teladan masih ada secercah harapan yang muncul disekitarnya. Hanbin berusaha untuk mengobati kesedihannya dengan mengajak teman-teman yang untuk fokus latihan dan bekerja.

Disisi lain, Zhanghao berjalan sendirian dengan langkah santai menuju rumahnya. Ia tersenyum tipis sambil mengeluarkan dompet miliknya. Ada sebuah benda berbentuk bulat hitam disana.

"Hahaha, rasakan pembalasanku tua bangka! "

Zhanghao berjalan sendirian sambil tersenyum menuju rumahnya. Ia merasakan sebuah perubahan besar akan terjadi lewat tangan kecilnya itu.

The Savior (End) [SUNG HANBIN]Where stories live. Discover now