Prolog

479 41 2
                                    


Elvan pamit untuk pergi sunmori dengan teman - temannya. Seperti biasa setiap dua minggu sekali mereka akan melakukan sunmori alias sunday moring ride, ia sudah siap dengan helm hitam fullface dan jaket kulit berwarna hitam. Tangannya pun memakai sarung tangan agar tidak belang terkena panas. Setelah pamit dan mengantongi izin ia lalu pergi dari rumah.

"mau kemana lu?" tanya Azri yang sedang mencuci mobilnya

"maen dongg"

"mori? "

"yooi"
"lo nyuci mobil sendiri kenapa gak ke steam?"

"enggak ah, mager" jawab Azri sembari mengelap ban mobilnya,

"mager apa miskin" ucap Elvan seraya menyalakan mesin motornya, tepat saat Azri melayangkan kanebo ke arah Elvan motornya itu langsung ia jalankan keluar sehingga kanebo yang Azri lempar hanya mengenai angin.

"monyet" ucap Azri pelan.

Di tempat lain Jaevan sedang asik duduk diatas motornya sembari memainkan handphonenya. Perasaannya sangat riang hari ini. Hawar - hawar ia mendengar suara motor konvoi yang kian lama suaranya itu makin mendekat, tapi ia tidak peduli, ia tetap fokus pada handphonenya.

Elvan memelankan laju motornya kala memasuki kawasan jalan Ah. Nasution tepatnya saat sudah mendekati kawasan kampus UIN Bandung, sebab disana banyak warga yang menyebrang juga pedagang kecil. Matanya menyipit tepat saat motornya melewati depan kampus, ada seseorang yang familiar di matanya, ia kemudian memberhentikkan motornya lalu menelpon seseorang,

"naon" ucap seseorang di sebrang sana

"JEPROT" teriak Elvan pada pemotor yang ia lihat tadi, pemotor itu menoleh, tentu saja itu kakaknya, Jaevan.

"anjir" pekik Jaevan setengah panik,

Elvan membelokkan motornya untuk menghampiri Jaevan.

"elu ngapain disini, masih pagi gini anjir"

"ya main? Gak boleh emang?"

"main? Tumben main sendirian, yang lain mana?"

"ya emang gak boleh sendirian?"

"ya aneh aja" ucap Elvan pelan sembari menatap ke sekeliling, setelah menatap bangunan kampus UIN Bandung itu, Elvan tersadar satu hal,

"OOHHH ANYING SIA MAH MAU MODUS" pekik Elvan sembari tersenyum lebar,

"Gandengg monyet"

"hahahaha anjir beneran nyantol ke teh velia elu "

"ya usaha aja lah napasi lo"

Elvan tersenyum lebar, tapi mencurigakan, tak lama seseorang yang Jaevan tunggu muncul, memakai celana tidur dengan hoodie kebesarannya, rambutnya di cepol rapi.

"sorry ya lama, tadi gerbang gemboknya belum di buka" Ucap Velia,

"santai aja kali vel"

"eh halo elvan!" sapa Velia ramah,

"halo teh, selamat pagi"

"hahaha pagi jugaa, kalian kesini barengan?"

"iya kan lagi sunmori sekalian lewat" jawab Jaevan

"masa? Bukannya tadi berangkat duluan?" tanya Elvan sengaja

"yaa, kan mau kesini dulu jadi gue berangkat duluan,"

"oohhh gitu" ucap Elvan sembari tersenyum tengil,

'asu asu asu' batin Jaevan,

"sorry ya jev gue baru kembaliin jaketnya, thank you juga lohh" ucap Velia seraya memberikan paper bag pada Jaevan,

"gapapa kali, tumben lo gak pulang?"

"enggak, kemarin ada seminar jadi ya kepaksa gak pulang"

"ooohh, yaudah kalo gitu gue cabut ya, takutnya anak-anak pada nunggu"

"ohiya jev, hati-hati ya, elvan juga hati - hati" ucap Velia, Elvan tersenyum sangat manis

"iyaa tehh siappp. Itu kampus teteh ya" ucap Elvan seraya menunjuk bangunan UIN

"iyaa, kenapa mau pindah kesini?"

"iye pindah sana lo biar akhlaknya bagus" ucap Jaevan

"kek akhlaknya bagus aja" cibir Elvan
"pamit ya teh"

"iyaa,"

"yuk vel, bye"

"byee"

Elvan dan Jaevan pun melajukan motor mereka, di sepanjang jalan Elvan tak berhenti menertawakan kakaknya.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Our greatest world Papa chap.2Where stories live. Discover now