24. seblak

169 23 5
                                    

"teeh idaa" panggil Nara ramah pada penjual seblak langganannya di kompleknya itu.

"eh neng nara, seblak kayak biasa neng?"

"iyaa teh, pake tulang ya, pedesnya level empat"

"siaapp neng"
"tumben sendirian neng, a elvan sama a jaevan kemana?"

"yahh mereka mah pulangnya malem teh, biasalah ajev kan lagi ngerjain tugas akhirnya"

"oohh iya ya,"

"iya teh. teh nara tunggu disana ya, sambil ngadem" ucapnya sembari menunjuk kursi kayu yang berada di bawah pohon rindang

"okee neng, nanti kalo udah teteh panggil"

"okee", Nara kemudian duduk di kursi tersebut sembari menikmati angin yang berembus menyentuhnya. Rambut panjangnya yang sengaja ia urai beterbangan diterpa angin, nara memejamkan matanya berusaha menikmati embusan angin yang terasa sangat sejuk itu.

" Dor!" ucap seseorang sembari menyentuh pundak Nara membuat gadis itu tersentak kaget.

"IHHH NANA APAANSIH??!" pekiknya

"hahahaha"
"lagian lo ngelamun, ntar kunti masuk tau rasa lo"

"Hihihihi" ucap Nara menirukan suara kuntilanak

"ihhh, kesurupan beneran?"

"amit-amit" ucap Nara
"lo ngapain disini sih???"

"mau jajan seblak lah, gak boleh emang?"

"gak boleh lo kan bukan anak komplek sini, hush hush pergi hushh" ucap Nara sembari mengibaskan kedua tangannya

"diihh emang ini warung nenek moyang lo apa"

"wleee" Baik Nara maupun Nana sama - sama menjulurkan lidah mereka. Nana kemudian beranjak menuju warung teh ida,

"teh pop ice coklat satu ya"

"boleh a"

"bayarnya satuin sama seblak itu ya, dibayarin nara" ucap Nana setengah berteriak agar didengar nara

"idiihh apaan bayar sendirii lo, gue cuma bawa duit pas buat seblak aja" cerocos Nara yang hanya ditanggapi kekehan Nana.

Nana memberikan selembar uang dua puluh ribu pada teh ida untuk membayar pop ice nya,

"seblaknya udah dibayar belum teh?"

"belum a,"

"yaudah sekalian aja bayarin sama seblaknya teh"

"ohh iya a"

Setelah menerima pop ice dan kembalian dari pembayaran seblak milik nara dan pop ice miliknya itu nana kemudian ikut duduk di kursi kayu disamping Nara.

"lo mau kemana dah, tumben ada di komplek gue" tanya Nara,

"ke rumah lo, ke si elvan, ada gak?"

"gak ada lah, jam segini mah dia di rumah sakit"

"ohh, yaudah ke lo aja"

"diihh??!!!"

"lo lagi sendiri kan di rumah? Gue temenin"

"DIIIHHHHH" pekik Nara lagi dengan wajah terkejutnya sedangkan Nana memasang wajah tengilnya,

"ngeri banget deh, merinding" ucap Nara

"HAHAHAHA, lo mikir apaan dah ra pake merinding segala"
"mikir jorok ya?" goda Nana

"ENGGAK YA MONYET"

"biasa dong jangan ngegas"

"elu nyebelin!!" Pekik nara lagi sembari menggeplak bahu Nana

"hahhaa iya iya becanda,"
"tapi beneran gue mau ke rumah lo, mau balikin gitar si elvan, tuh" ucap Nana sembari menunjuk tas gitar yang berada di motornya.

Our greatest world Papa chap.2Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon