25. Ketemu lagi

125 22 3
                                    

Karena ini hari terakhir Elvan magang, ia diajak makan oleh teman-teman papanya di salah satu warung bakso langganan mereka. Warung bakso itu letaknya tidak jauh dari rumah sakit. Tempatnya bukan warung bakso yang besar seperti restoran hanya sebuah toko kecil sederhana, tapi meskipun demikian, tempatnya sangat nyaman dan bersih.

Wangi kuah bakso yang legit dan cukup menggiurkan itu menyeruak ke dalam indera penciumannya saat baru saja masuk ke warung tersebut. Elvan memperhatikan seisi warung itu, tidak ada yang aneh selain sebuah banner besar yang berisi menu makanan yang disajikan disana.

"kamu udah pernah kesini belum elv?" tanya Dara,

"belum dok, ini baru pertama kalinya"

"emang lu suka nongkrong dimana elv?" tanya Junwan

"ya paling di braga, alun-alun, atau dago atas"

"yah tongkrongan anak muda banget ya" ucap Junwan

"ya namanya juga anak muda gimana sih" sahut Rio, sedangkan Yohan hanya terkekeh sembari mengelap alat makan sebelum kemudian dibagikan pada teman-temannya dan juga putranya.

"enak loh bakso disini, aku tau tempat ini tuh waktu iseng jalan-jalan" ucap Dara

"yaah lu kan emang hobi jalan, mobil ditinggal di parkiran rumah sakit" sahut Yohan

"permisi, ini pesanannya" ucap seseorang mengantarkan pesanan mereka, keenam orang itu menoleh dan hanya Elvan yang matanya membulat sempurna kala menatap perempuan yang mengantarkan pesanan itu,

"looh, kamu yang waktu itu masuk rumah sakit kan?" tanya Dion,

"eh dokter, iya dok" sahut Zeva,
"eh, hai elvan" Sapanya pada Elvan kala ia melihat laki-laki itu, Elvan refleks tersenyum

"kamu disini?" tanya Dion

"iya dok, kebetulan ini warung bakso punya orang tua saya, jadi saya ikut bantu-bantu disini kalo lagi gak kuliah"

"oalaahh,"

"loh emang pernah jadi pasien lu yon?" tanya Dara,

"iya, waktu itu karena kecelakaan, yang bersihin lukanya juga elvan waktu itu"

"oohh"

"kalo gitu saya permisi dulu ya dok, selamat menikmati" ucap Zeva sopan kemudian kembali ke depan untuk melayani pembeli yang lain.

"elvan, aku pamit ya" ucap Zeva pamit pada Elvan, Elvan tersenyum lebar sembari mengangguk, Yohan yang melihat putranya tersenyum tidak biasa itu mengernyitkan dahinya,

"pah, nanti bungkusin buat yang di rumah ya" bisik Elvan

"iyaa"

"elv aja yang pesen nanti, papa ngasih uangnya aja"

"iyaa"

Mendengar jawaban papanya itu membuat Elvan tersenyum sumringah, beberapa kali ia mencuri pandang pada Zeva yang sedang mengantarkan pesanan ke setiap meja.

"elv kamu ni punya pacar gak?" tanya Dara,

"enggak dok,"

"serius? Masa sih?"

"serius dok, masa gak percaya"

"bapakmu dulu playboy loh" ucap Dara

"gausah fitnah, enak aja" sahut Yohan

"bukan gak punya sih kayaknya, lebih tepatnya belum punya" sahut Dion,

"emang kamu punya gebetan?" tanya Yohan

"enggak" jawab Elvan

"loh si jaevan bilang kamu punya"

"lah si jeprot papa percaya? Jangan percaya pah, percaya sama dia mah musyrik" ucap Elvan yang membuat keempat teman Yohan tertawa,

Our greatest world Papa chap.2Where stories live. Discover now