26. mencari restu papa

80 5 6
                                    

notes: dibaca pelan-pelan yagesyaa, part ini mengandung banyak rasa :*

———————————————————




"siapa yang mau bakso" teriak Elvan seraya menyimpan kantong kresek di meja makan, tak lams terdengar grasam grusuk dari atas tangga,

"ada mie ayam gaak?" tanya Nara

"ada nih, komplit pake ceker sama baso cincang"

"MAUUUU" teriaknya heboh sembari menuruni tangga

"anjay mau dongg bakso bulat seperti bola pingpong kalo lewat membikin dompet kosong" tutur Jaevan sembari bernyanyi, Elvan sengaja tidak membenarkan lirik dari lagu yang Jaevan nyanyikan, biarkan saja pemuda itu bahagia dengan sifat randomnya, pikirnya.

"sebungkus lagi buat siapa?" tanya Jaevan

"buat azri,"

"aa gak makan?"

"udah, tadi makan disana sama temen-temen papa"

"oohhh" sahut Nara, Jaevan dan Nara kemudian menikmati makanan mereka. Elvan menatap kakak dan adiknya yang sedang lahap memakan bakso dan mie ayam.

"gue mau tanya deh" ucap Elvan

"nanya apa?" jawab mereka serempak,

"serius tapi, tapi gak serius-serius banget"

"lah gimanee??!!" ucap Nara

"ya pokoknya dengerin dulu aja"

"iyaa, kenapa ganteng" ucap Jaevan seraya menyuapkan bakso ke mulutnya,

"menurut kalian papa tipe mertua yang memandang kasta gak sih?"

Pertanyaan Elvan membuat Nara dan Jaevan sontak menghentikkan aktivitas makan mereka dan menatap kearahnya,

"mandang kasta gimana?" tanya Jaevan

"ya, kayak kalo punya menantu harus setara sama dia, misal sama dokter lagi, atau background keluarganya juga sama dokter, gitu, kayak keluarga dia lah gitu intinya"

"oohhh"

"emang kenapa dah nanya gitu?" tanya Nara

"yaa, minta pendapat aja, menurut lo berdua gimana"

"enggak deh kayaknya kalo si papa, biasa aja lagian," ucap Nara

"iya sih kayaknya, soalnya sejauh ini gak pernah ngatur-ngatur harus dapetin dokter lagi, yang setara lagi" Sahut Jaevan

"iya yaa" ucap Elvan

"azri sama teh jani buktinya, si papa setuju setuju aja, teh jani kan bukan anak pengusaha sekertarisnya si Azri lagi di kantor, bukan pemegang sahan atau komisaris perusahaan lain" tutur Jaevan

"iya sih, kira-kira susah gak ya dapetin restu si papa"

"lo mau nikah?" tanya Jaevan

"hah? Aa mau nikah? Minta restu buat apa anjir???!"

"ya maksudnya, buat nanti gitu loh, kedepannya, atau pacaran juga kan tetep butuh restu orang tua"

"lo mau macarin anak siapa emang? Pake bahas kasta segala kek di prindavan aja anying" ucap Jaevan

"enggak, mau macarin siapa gua?? Nanya doang"

Mata Jaevan dan Nara menyipit

"sus banget lu a" ucap Nara

"enggaakk, udah lanjutin makannya"

"btw ini enak banget, beli dimana?"

"ada deket rs, kalo mau lagi jastip aja ke gua" ucap Elvan semangat

Our greatest world Papa chap.2Where stories live. Discover now