09. kerja ++

163 18 1
                                    

Terhitung sudah satu minggu Azri berada di Surabaya bersama beberapa karyawannya. Sejujurnya pekerjaannya itu sudah selesai sejak empat hari lalu, hanya saja ia sengaja menambah waktu agar bisa berlibur dengan senjani. Mereka benar - benar menghabiskan banyak waktu disana. Makan malam romantis, bermain di pantai, berbelanja, dan banyak hal menyenangkan lainnya. Lalu bagaimana dengan dua asisten nya yang lain? Tentu saja kini mereka mengetahui hubungan bos dengan sekertarisnya itu, tapi Azri tentu bisa membungkam mulut keduanya.

Ya apalagi ancamannya kalau bukan potong gaji?

Senjani tidak tega sejujurnya melihat dua teman baiknya itu diancam seperti itu, tapi ya mau bagaimana lagi, ia juga harus menyelamatkan dirinya dari gosip kantor.

"gimana kalo abis ini kita liburan lagi?" tanya Azri, mereka kini sedang duduk berdua di sebuah taman,

"ih gila kamu, kantor gimana itu masa mau ditinggal lagi?" tanya Senjani

"ya gak apa-apa kan, lagian lagi aman?"

"kamu gak apa-apa tapi aku yang apa-apa, aku kalo cuti lama nanti jadi bahan omongan"

"kamu tuh terlalu memikirkan omongan orang jan"

"ya aku gamau aja kalo nantinya orang jadi mikir yang enggak-enggak"
"emang kamu mau kemana sih?" tanya Senjani pada Azri yang kini sedang menekuk wajahnya

"puncak, pengen ke villa disana"

"sabtu minggu kan bisa kalo puncak doang"

"tapi sama kamuu ya?"

"iyaaa asal pacarku ini seneng aku turutin" Ucap Senjani, Azri terkekeh kemudian menarik perempuan itu ke dalam pelukannya, menghirup aroma vanilla dari shampoo yang digunakan perempuannya itu.

Sejak bertemu Senjani, harinya Azri lebih banyak senangnya. Kalau dulu ia sering merasa kesepian, lelah, kini semuanya seolah menghilang. Rasa lelah Azri setelah seharian bekerja bisa langsung lenyap hanya dengan memeluk perempuan itu. Apalagi Senjani ini punya sifat yang lembut, Azri benar-benar diperlakukan sangat baik olehnya. Bersama Senjani ia benar - benar jadi lupa waktu terkadang. Yang hanya ada di pikirannya saat ini ialah bagaimana ia bisa menjadikan perempuan dalam dekapannya itu miliknya satu-satunya dalam waktu dekat. Jika sebelumnya sempat ada keraguan yang menguasai dirinya untuk menikah, tapi setelah beberapa hari di surabaya ia merasa kalau keraguannya itu telah hilang.

Entah hilang seutuhnya atau memang ia hanya sedang dimabuk cinta saja.

Seharian ini keduanya benar - benar menghabiskan waktu bersama, dari mulai berjalan - jalan, mencari souvenir, berbelanja dan makan siang sampai malam pun bersama. Azri bahkan menyiapkan sebuah makan malam mewah untuk senjani di sebuah hotel. Senjani terlihat sangat cantik dalam balutan dress berwarna putih yang menjadi senada dengan Azri sebab laki-laki mengenakan jas hitam yang di dalamnya juga memakai kemeja putih.
Mereka menikmati suasana romantis itu dengan penuh kesenangan. Bulan yang bersinar terang serta gemerlap bintang di langit surabaya seakan ikut mendukung kesenangan mereka.

"enak gak makanannya?" tanya Azri

"enak banget tau, aku selama ke surabaya belum pernah Cobain masakan disini"

Azri tersenyum senang, ia lalu meraih tangan kanan Senjani kemudian mengusapnya lembut sedangkan tangan yang sebelahnya merogoh saku jas mengambil sesuatu. Sebuah gelang permata yang sangat cantik, ia lalu mengenakannya pada tangan kanan senjani.

"ehh apa ini? Kok tiba-tiba ngasih gelang?"

"surprise doongg, suka gak? Itu gelang yang waktu itu kamu tunjukkin,"

"iiiii makasih banget lohh jelas aku suka banget lah"
"tapi kok kamu peka banget? Aku kan waktu itu cuma nunjukkin aja, gak minta beliin"

"iya kamu gak minta karena kamu pasti mau beli pake uang tabungan kamu kan?"

Our greatest world Papa chap.2Où les histoires vivent. Découvrez maintenant