05. temenan, katanya

210 21 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Pukul tujuh pagi Naufal sudah berdiri di depan gerbang rumah Nara sembari bersandar pada motornya. Sesuai janjinya mereka akan berangkat bersama hari ini. Suara gerbang dibuka menghentikan aktivitasnya memainkan ponsel, yang ia tunggu - tunggu sejak tadi kini muncul.

"udah lama nunggunya? Kenapa gak ke dalem aja sih"

"enggak ah gak disuruh masuk"

"dih, biasa juga masuk - masuk aja lo"

"sepi banget pada kemana?" tanya Naufal

"papa kerja, baru pulang tar siang katanya, a elv sama jev masih tidur, a azri gak pulang"

"oohhh"

"makanya gue minta nebeng elu"

"oohhh"

"iyaa"

"oohhh"

"oh oh mulu lo ayoo ih!!" pekik Nara, Naufal terkekeh kemudian menaiki motornya, selepas ia memakai helm ia menatap Nara di belakangnya melalui spion tampak pengait helm yang digunakan perempuan itu masih menggantung tidak terpasang.

"turun lo" Perintah Naufal

"apasih??!"

"turun dulu,"

"ck" Nara berdecak sembari turun dari motor
"apa?!" Sentaknya sembari menghadap Naufal, tanpa berbicara tangan naufal terulur memasangkan pengait helm Nara

"pake helm tuh yang bener lo umur berapa taun sih gak bisa pake helm"

"yeuu bukan gak bisa, males aja"

"males males, lo tuh ini tuh keamanan berkendara biar selamat, atau seenggaknya meminimalisir luka kalo kecelakaan" cerocos Naufal

"iya kak iya maaf" ucap Nara,

"naik lagi" perintah Naufal

"iyaa"
"na tapi bener kan lo ada kelas sekarang??" tanya Nara, motor Naufal kini sudah melaju meninggalkan kawasan perumahan Nara

Our greatest world Papa chap.2Where stories live. Discover now