5

2.6K 385 12
                                    

Happy reading

***

Tiga hari sudah Wang yibo tinggal bersama Xiao zhan didalam kediamannya. Kendati demikian, hubungan dua orang tersebut terlihat tidak seperti pasangan pada umumnya, ini adalah kesimpulan yg diambil Wang yibo.

Terlihat dari segi apapun, Xiao zhan adalah tipe yg sangat ideal untuk dijadikan seorang istri, ya... meskipun Xiao zhan bergender laki-laki, tetapi tubuh pemuda itu sendiri terbilang begitu ramping untuk ukuran tubuh seorang laki-laki, apalagi kulit pemuda itu benar-benar putih dan lembut, Wang yibo bisa mengatakannya seperti itu karena ia sering sekali tidak sengaja bersentuhan dengan pemuda itu disaat keduanya tertidur bersama. Wajah pemuda itu juga cukup manis, dan begitu sedap dipandang, apalagi titik hitam kecil yg menghiasi dibawah bibirnya itu semakin memperindah wajah pemuda itu. Sehingga, meskipun Wang yibo sendiri adalah seorang pria sejati, tetapi ia bisa begitu menyukai pemuda itu.

Tetapi, sampai disini ia masih dibuat bertanya-tanya. Kenapa sikap Xiao zhan begitu hati-hati padanya, pelayanan Xiao zhan justru seperti perilaku pelayan kepada majikannya. Tak ayal, itu pun semakin memancing rasa penasaran Wang yibo.

"Tuan, pelaku sabotase kendaraan anda sudah diketahui. Apa yg anda ingin saya lakukan?" Yubin mengintrupsinya secara tiba-tiba.

"Laporkan saja ke polisi." Jawabnya acuh tak acuh yg membuat mata Yubin melebar.

Mendengar tidak ada tanggapan dari pria disampingnya, Yibo pun menoleh, dan menemukan ada yg tidak beres dengan reaksi pria itu.

"Kenapa wajahmu begitu?"

"Tuan, apa anda tidak salah bicara? Ato mungkin pendengaranku yg memang tidak bagus?"

"Apanya yg salah? Aku menyuruhmu menyerahkannya pada polisi, agar mereka yg menanganinya."

"Tapi tuan, ini sungguh tidak benar. Biasanya anda tidak pernah melibatkan polisi, lagipula mereka sangat tidak berguna, masyarakat saja lebih menghormati kelompok kita dari pada mereka. Polisi saja takut kepada kita, kenapa tuan justru menyerahkan ini pada mereka." Protesnya.

"Ya... agar mereka punya pekerjaan. Percuma masyarakat membayar pajak kalo apa-apa masih harus ditangani sendiri. Sudah jangan banyak bicara, lakukan saja apa yg ku suruh." Wang yibo tidak mengerti dengan kehidupan yg dijalani oleh seorang mafia. Menurutnya, dunia mafia identik dengan dunia kriminal dan obat-obatan terlarang, dunia yg sama sekali belum pernah ia jajaki, dan anehnya lagi di dunia tempatnya kini tidak ada satu pun pihak kepolisian yg berani menyergapnya, mereka seolah tunduk pada dirinya, dan itu membuat aparat keamanan tersebut semakin tak ada harga dirinya sama sekali.

Yubin pun menuruti perintahnya. Menghubungi seseorang melalui ponselnya dan setelahnya kembali berdiri patuh disamping Wang yibo yg sedang membolak-balik lembar koran dengan santai.

Xiao zhan datang membawakan dua cangkir kopi, yg satu untuk Wang yibo dan satunya lagi untuk Yubin. Setelahnya, pemuda itu kembali meninggalkan keduanya ke area dapur, pemuda itu perlu memasak untuk menu makan siang.

Sepeninggal Xiao zhan, Wang yibo segera melipat korannya dan meminta Yubin duduk disampingnya.

"Apa kau sungguh tidak tau, alasan apa yg membuatku menikahi dia?" Ia bertanya pelan seolah takut didengar oleh orang lain.

Yubin mengangguk.

"Masa sih? Kau kan tangan kananku, apa aku sebelumnya tidak menceritaka apapun padamu?"

"Anda tidak pernah menceritakan kehidupan pribadi anda sedikitpun padaku. Tuan, kalo anda begitu penasaran, kenapa anda tidak menanyakannya saja langsung pada tuan Zhan, menurutku tuan Zhan begitu patuh padamu, jadi apapun yg anda suruh dia pasti akan menurutinya."

"Begitukah?"

"Mn,"

"Kalo begitu, kau pergilah. Aku ingin bicara berdua dengannya." Perintahnya.

Selepas kepergian Yubin, Wang yibo langsung mencari sosok Xiao zhan. Tidak sulit menemukan keberadaan pemuda itu, di jam segini biasanya pemuda itu berkutat di dapur, kalo tidak di dapur, maka ia pasti sedang menjemur pakaian ato melakukan pekerjaan rumah lainnya. Sosok Xiao zhan sungguh sangat cekatan melakukan semua itu seorang diri.

Wang yibo menghampirinya nyaris tak bersuara, sehingga ketika Xiao zhan mengalihkan perhatiannya dari masakan buatannya pemuda itu terkejut dengan kehadiran Wang yibo yg mendadak sudah berada tepat didepannya.

"T-tuan, kenapa anda kemari? Apa anda memerlukan sesuatu?"

Wang yibo menggeleng, "Yubin sudah pulang, dan aku bosan sendirian disana, makanya aku kesini, barang kali aku bisa sedikit membantumu." Tawarnya yg membuat pemuda itu kikuk. Sepertinya ia belum terbiasa dengan sikap Wang yibo yg seperti ini.

"Semuanya sudah hampir selesai. Jadi anda tidak perlu melakukan apapun."

"Ehmm... peralatan bekas masakmu kotor, biar aku saja yg mencucinya." Dengan cepat Wang yibo meraih wajan ditangan pemuda itu dan membawanya ke wastafel untuk ia cuci.

"Tuan, jangan! Biar aku saja yg melakukannya." Xiao zhan berusaha menghentikannya.

"Tidak apa, aku sangat mahir melakukannya." Ia bersikeras melanjutkan pekerjaannya.

"Lebih baik kau duduk saja. Sejak tadi kau tidak ada henti-hentinya bekerja, istirahatlah dan tunggu aku dimeja makan." Suruhnya.

Xiao zhan tidak bisa berbuat banyak, ia pun hanya bisa menuruti instruksinya.

Keduanya kini sudah berada dimeja makan yg sama, jika sebelumnya Wang yibo yg dulu tidak memperbolehkan Xiao zhan makan dimeja yg sama dengannya, tetapi sekarang keduanya makan bersama dan menikmati hidangan yg sama pula. Sesekali, Wang yibo akan menambahkan lauk lebih banyak ke atas piring pemuda itu.

"Makanlah, tubuhmu terlalu kurus. Aku tidak ingin sampai kau jatuh sakit." Wang yibo yg sekarang sangat baik padanya, membuat Xiao zhan sedikit lebih rileks saat berdekatan denganya.

"Kau tau kan, karena kecelakaan itu aku mengalami amnesia. Jadi, apa boleh aku meminta sedikit bantuan darimu?" Ucapnya disela-sela waktu makan keduanya.

Xiao zhan pun mengangkat kepalanya, pemuda itu masih menatapnya dengan sedikit kekhawatiran.

"Aku tau, aku yg sebelumnya mungkin bersikap buruk padamu, tapi itu aku yg dulu, bukan yg sekarang. Aku janji, aku tidak akan kembali menjadi diriku yg dulu. Jadi, bisakah kau menceritakan kehidupanku yg sebelumnya. Terutama, awal pertemuan kita hingga berakhir dengan aku menikahimu."

Punggung Xiao zhan pun menegang setelah mendengar apa yg dikatakan Wang yibo, keringat dingin langsung memenuhi dahinya.

"Kau tidak keberatan, kan?" Wang yibo kini menggenggam tangan Xiao zhan, berharap pemuda itu mau menuruti permintaannya.


Tbc.

Sorry for typo.

Istriku sayang, Istriku malang. (End In Pdf)Where stories live. Discover now