21

1.6K 283 47
                                    

Berhubung dalam rangka memperingati kemerdekaan RI, maka aku sebagai warga negara, sekaligus Author YiZhan yg baik akan mengabulkan permintaan readerku biar ga galau kelamaan😅

Happy reading

***




Isak tangis kehilangan menggema di area pemakaman, dimana kini seorang hamba telah kembali pulang kepada sang penciptanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Isak tangis kehilangan menggema di area pemakaman, dimana kini seorang hamba telah kembali pulang kepada sang penciptanya. Tubuh tanpa jiwa yg ada di dalam peti kini mulai di tutup rapat dan bersiap di untuk di turunkan dalam liang kubur.

Wang yibo termenung mengamati semua proses tersebut. Tidak sedikit pun air mata yg keluar dari manik kelamnya. Pria itu tampak tenang menjalani rangkaian prosesi pemakaman sang istri tercinta. Sementara itu, di para pelayat yg berada dibelakangnya tak kuasa untuk membendung tangisannya. Mereka semua tampak kehilangan atas kepergian sosok Xiao zhan yg begitu teramat baik di mata mereka.

Kini, peti mati tersebut sudah tertutup tanah seutuhnya. Gundukan tanah tersebut lantas di pasang batu nisan yg bertulis nama orang terkasihnya.

Xiao Zhan, nama tersebut begitu indah terpasang disana. Meski kini raganya telah tertutup tanah, dan jiwanya sudah kembali ke sisi Tuhan. Namun, bagi Wang yibo ia akan selalu ada didalam hatinya.

Langit yg semula mendung kini bertambah gelap, hujan pun turun dengan sangat deras seolah langit pun ikut menangisi kepergian sosok Xiao zhan.

"Tuan,"

"Pergilah. Aku masih ingin tetap disini bersamanya." Ucapnya tanpa perlu repot-repot memalingkan wajahnya pada Yubin.

Yubin pun terdiam, pria itu tidak menuruti perintah tuannya. Yubin tetap berdiri di belakangnya dan memayunginya.

Semua kejadian ini begitu mendadak. Kebahagian yg semula membuncah kini berganti kesedihan yg tak terkira baginya. Hanya dalam sesaat tuhan mengubah segalanya. Canda tawa, keluhan, dan omelan sang istri beberapa waktu terakhir tak mungkin ia bisa dengar lagi.

Brugh

Wang yibo jatuh berlutut di atas tanah basah tersebut. Kakinya tak sanggup lagi untuk menopang tubuhnya. Ketegaran yg semula ia perlihatkan runtuh tak tersisa. Semuanya sirna berganti tangisan pilu nan menyayat hati. Pria itu tampak begitu rapuh dan menyedihkan.

"Xiao zhan! Kenapa kau pergi meninggalkanku?!" Suaranya bergetar saat mengatakannya. Sampai saat ini, pria itu masih berusaha menyangkalnya, menolak fakta bahwa istri tercintanya sudah benar-benar tiada.

"Kenapa kalian meninggalkanku sendirian?!" Wang yibo meraung frustasi di atas makam sang istri.

"Kenapa kalian begitu tega meninggalkanku seorang diri di dunia ini?!" Keluhnya.

Istriku sayang, Istriku malang. (End In Pdf)Where stories live. Discover now