9

2.4K 339 21
                                    

Happy reading

***


Ketika manusia hanya bisa berharap, tetapi tuhanlah yg menentukannya.

Hujan turun semaki intens dan lebat membuat semua kaca mobil berkabut, suasana diluar pun tidak dapat terlihat jelas karenanya.

"Hattcihh..." lagi-lagi Xiao zhan bersin, dan kini sudut matanya berair. Pemuda itu menggosok kedua lengannya, tampaknya ia mulai merasa kedinginan.

"Kau demam." Wang yibo meraba keningnya yg suhunya cukup panas.

"Anda mencari apa?" Tanyanya ketika melihat Wang yibo membuka dashboard mobil.

"Kotak P3K, barangkali ada obat demam disana." Ujarnya, tapi tetap saja barang yg di carinya itu tidak ada.

"Aku tidak apa-apa. Ini hanya demam ringan, aku hanya perlu tidur dan setelahnya akan baik-baik saja." Setelah mengatakan itu Xiao zhan langsung memejamkan matanya. Sebenarnya ia berbohong, jujur demam yg tiba-tiba menyerangnya ini membuatnya sungguh tidak nyaman. Tubuhnya kedinginan meski suhu badannya cukup tinggi, kepalanya juga begitu nyeri, tapi ia tidak ingin membuat pria khawatir. Xiao zhan pun mencoba tidur demi mengabaikan pusingnya.

Melihat mata pemuda disampingnya yg terpejam, Wang yibo pun sedikit mengurangi kekhawatirannya. Pria itu mengeluarkan ponselnya, untuk menghubungi Yubin, tetapi akibat hujan deras yg terjadi, dimana kini mereka berada di area yg agak jauh dari kota itu membuat sinyal diponselnya pun ikut lenyap. Wang yibo hanya bisa pasrah setelahnya, berharap situasi seperti ini akan segera berlalu.

"Hiks.. hiks.." isakan kecil tiba-tiba terdengar dari sebelahnya. Wang yibo menoleh, dan menemukan Xiao zhan yg sedang menangis disampingnya, sepertinya pemuda itu sedang bermimpi buruk.

Wang yibo mendekatinya, kembali meraba keningnya yg kini terasa semakin menyengat.

"Astaga! Demamnya makin parah." Gumamnya, dan kondisi tersebut membuat Xiao zhan mengigau dalam tidurnya.

"Maafkan aku hiks.. tolong jangan pukul aku.. maafkan aku hiks..." racaunya. Tubuh pemuda itu kini menyusut ke sudut.

"Zhan, hey! bangun." Wang yibo mencoba membangunkannya. Melihat kondisinya yg seperti itu membuatnya tidak tega.

Tubuh Xiao zhan diguncang hingga akhirnya terbangun, mata pemuda itu basah dengan air mata yg kini jatuh bercucuran, pemuda itu juga memandangnya dengan tatapan yg berbeda. Takut dan ngeri, seolah orang didepannya ini adalah monster yg menakutkan.

Wang yibo menggernyitkan keningnya.

"M-maaf... tolong jangan hukum aku." Lirihnya. Ternyata mimpi buruknya terbawa ke kenyataan.

"Hey, aku bukan dia. Kau jangan takut." Wang yibo mencoba memberi pengertian.

"M-maaf..." tampaknya kesadarannya sudah sepenuhnya kembali hingga ia bisa berpikir lebih tenang, meski begitu tubuh Xiao zhan masih saja menegang akibat kecemasan yg dideritanya.

Wang yibo pun tak tahan untuk menariknya ke dalam pelukan, sikap rapuh yg di tampilkannya sungguh membuat Wang yibo tidak tahan untuk mendekapnya.

"Jangan takut, aku bukan dia. Aku tidak akan pernah memperlakukanmu seperti dia." Wang yibo membujuknya, sesekali ia mengelus punggung pemuda dalam pelukannya dengan lembut, dan itu membuat Xiao zhan sedikit lebih rileks.

Wang yibo lantas sedikit mengendurkan pelukannya guna melihat wajah pemuda didalam pelukannya. Ia menghapus jejak tangis diwajah Xiao zhan dengan lembut, lalu melayangkan sebuah kecupan hangat dikening pemuda itu.

Diperlakukan seperti itu membuat Xiao zhan menjadi terharu, sikap Wang yibo yg seperti ini membuatnya begitu nyaman sekaligus senang.

"Jangan bermimpi buruk lagi. Tidak akan pernah ada yg menyiksamu lagi. Kau bisa mempercayaiku." Ujarnya serius.

"Mn," dengan kedua manik yg masih basah ia menatap wajah tampan yg begitu dekat dengannya.

Ditatap seperti itu membuat Wang yibo seolah tersihir, hingga tidak menyadari dengan apa yg akan diperbuatnya setelah ini. Wajah Wang yibo semakin mendekat, dan tatapannya kini justru terkunci pada bibir Xiao zhan yg sedikit terbuka. Bilah kenyal dengan warna merah muda yg menggoda seolah memancing perasaan yg aneh dalam dirinya, dimana selanjutnya tanpa di duga bibirnya sudah menempel sempurna dibibir milik Xiao zhan, merasakan sesuatu yg lembut dan manis disana.

Wang yibo tak bisa menguasainya dirinya. Dengan dibimbing nalurinya, pria itu lantas mengulum benda kenyal tersebut, menyesap, dan menjilatinya dengan begitu intens.

Sedangkan Xiao zhan sendiri, disentuh dengan cara yg begitu lembut dan sopan tentu saja begitu menikmatinya. Bibirnya pun semakin terbuka, dimana lidah Wang yibo langsung diberi akses penuh untuk menjelajah lebih jauh.

Lidah keduanya pun bertemu, lantas membelit satu sama lain, dimana menciptakan benang saliva ketika berhenti untuk menghirup oksigen.

Wajah Xiao zhan yg merona, dimana lelehan saliva masih terlihat menambah kesan sensual yg memancing hasrat seorang Wang yibo.

"Bolehkah aku melakukannya?" Kalimat tersebut keluar dengan sendirinya tanpa bisa ia kontrol. Entah mengapa setelah mengatakannya, Wang yibo merasa menyesal, ia malu.

Tapi sungguh diluar dugaan. Orang didepannya ini justru mengangguk dengan malu-malu, dan itu membuat kedua mata Wang yibo berbinar karena pemuda ini justru mengizinkannya.

"Tapi-... bisakah anda melakukannya dengan lembut, tubuhku sedikit tidak nyaman. Jadi, bisakah anda sedikit lebih lembut..." cicitnya.

Wang yibo mengangguk cepat. Hasratnya sudah bergejolak, namun sebisa mungkin ia akan melakukannya dengan perlahan. Ingat! Dia bukanlah sibrengsek pria ini. Tapi dia adalah Wang yibo, jadi ia akan berusaha membuat lawannya merasa nyaman dengan sentuhan yg diberikannya.

"Sshhh... tuan, itu geli..." Xiao zhan tak tahan kala lidah pria itu terus memain-mainkan nipplenya.

"Jangan panggil aku tuan. Aku bukan dia. Jadi panggil aku dengan sebutan lain."

"Apa?"

"Aku suamimu, kau bisa memanggilku suami, gege, ato yg lainnya."

Xiao zhan memasang raut berpikir dengan wajah sedikit bingung, wajahnya terlihat begitu polos dan menggemaskan saat memasang ekspresi seperti itu.

"Panggil aku gege." Wang yibo tak tahan melihatnya.

"Gege,"

"Mn, itu jauh lebih baik." Wang yibo kembali meraup bibirnya dengan rakus. Menjelajahi leher putihnya, sementar tangannya tidak tinggal diam dengan terus bermain di area dadanya, dan itu membuat Xiao zhan melenguh kenikmatan.

Suara air hujan yg menghantam bumi bercampur aduk dengan suara rintihan dan desahan dari bibir keduanya. Suhu yg semula terasa dingin kini berubah panas akibat kegiatan yg mereka lakukan.

Dulu, mungkin kegiatan seperti itu akan membuat Xiao zhan terluka yg akan menyisakan trauma baginya. Tapi kini, sepertinya itu tidak lagi. Wang yibo begitu lembut dan hati-hati melakukannya, membuat kesannya tentang seks berubah, dimana kegiatan tersebut ternyata menyenangkan dan membuatnya begitu bahagia.



Tbc.

Sorry for typo.


Istriku sayang, Istriku malang. (End In Pdf)Where stories live. Discover now