16

2K 297 44
                                    

Happy reading

***

"Jangan terlalu dipikirkan. Sekarang, fokuslah pada dirimu dan juga calon bayi kita." Wang yibo berkata serius. Setelah dinyatakan kondisinya benar-benar sehat, dokter pun memperbolehkan Xiao zhan untuk kembali ke kediamannnya. Tadi siang ia kembali ke kediaman Wang. Tidak menemukan keberadaan sosok wanita bernama Liu Ran di dalamnya membuat Xiao zhan memberanikan diri untuk menanyakannya pada sang suami. Maklum, selama ia menginap dirumah sakit, dirinya tak berniat untuk menyinggung masalah mengenai sosok Liu Ran, barulah setelah ia kembali dan tidak menemukan keberadaan sosok tersebut Xiao zhan pun tak bisa menahan rasa penasarannya.

Wang yibo pun mengatakan hal yg sebenarnya tanpa ada yg perlu ia tutup - tutupi. Setelah mengetahuinya, raut wajah pemuda itu berubah sendu, Xiao zhan tentu merasa kasihan padanya, tapi ia juga bisa merasa lega, karena dengan begitu, kehidupan rumah tangganya akan kembali harmonis tanpa adanya seorang penganggu yg perlu ia takutkan.

Mengetahui kesedihan sang istri, Wang yibo tentu berusaha untuk menenangkannya. Menurut informasi yg disampaikan oleh dokter, orang yg sedang dalam keadaan mengandung sebaiknya tidak sampai mengalami mood yg buruk, karena itu akan berakibat pula bagi janin di dalam perutnya.

"Mn, aku mengerti." Jawabnya.

"Katakan, sekarang kau ingin makan apa? Ato kau ingin sesuatu yg lain? Katakan saja padaku, aku pasti akan berusaha untuk mengabulkannya." Wang yibo berujar antusias.

Xiao zhan menggeleng, saat ini ia tidak menginginkan apapun, karena baginya, apa yg ia dapatkan saat ini sudah lebih dari cukup, suami yg baik, yg selalu bersikap lembut dan perhatian padanya, dengan semua itu, bagaimana ia masih bisa menginginkan sesuatu yg lain?

"Aku tidak bergurau, kalo kau ingin apa-apa katakan saja padaku. Jangan kau tahan. Sekarang kau sedang hamil, dan tugasku sebagai suami adalah menjaga dan memanjakanmu. Jangan jadikan aku seperti suami yg jahat pada istrinya." Ia berkata dengan sungguh-sungguh.

"Aku sungguh tidak ingin apa-apa. Dengan semua yg gege berikan padaku, bagaimana aku masih bisa menginginkan sesuatu yg lain. Gege jangan berpikir kalo gege adalah suami yg jahat. Bagiku, gege adalah sosok suami yg paling baik dan paling sempurna. Aku sungguh sangat bahagia bisa menjadi istri gege." Xiao zhan berkata serius.

Mendengar penuturan sang istri tak pelak membuat hati seorang Wang yibo tersentuh. Istrinya ini sungguh sangat baik, bahkan setelah dirinya yg dulu memperlakukannya dengan sangat tidak berprikemanusiaan, istrinya itu seolah tutup mata dengan apa yg sudah ia perbuat. Dimata Xiao zhan, Wang yibo selalu menjadi sosok suami yg baik meski pada kenyataanya tidak sebenarnya begitu.

"Tuan, kamar anda sudah selesai saya bereskan. Apa anda masih butuh sesuatu?" Seorang pelayan paruh baya mendadak muncul dihadapan keduanya, dan itu membuat Xiao zhan terkejut. Pasalnya, ia tidak mengetahui tentang adanya penambahan penghuni baru di kediaman ini.

"Tidak ada. Kau sudah bisa kembali ke tempatmu." Ujarnya. Pelayan tersebut pun pamit undur diri.

"Ge, dia?"

"Dia pelayan baru dirumah ini. Sekarang kau sedang hamil, dan tidak boleh sampai kelelahan. Aku menyuruh Yubin mencari beberapa pelayan untuk membantuku menjagamu. Tenang, mereka semua sudah terlatih dan cukup berpengalaman. Dan itu akan membuatku bisa merasa tenang saat aku terpaksa meninggalkanmu sendiri di rumah ini." Di perhatikan dengan sedemikian rupa, istri mana yg tidak akan terharu, apalagi Xiao zhan yg hatinya begitu gampang untuk tersentuh. Tak pelak semua itu membuat kedua netra pemuda itu langsung berkaca-kaca.

"Hey, kenapa kau menangis? Apa ada yg salah dengan kata-kataku?" Wang yibo di buat bingung.

Xiao zhan langsung menggeleng, dengan cepat pemuda itu langsung memeluknya.

"Ge, terima kasih. Kau sudah begitu sangat baik padaku. Aku sungguh bahagia hingga rasanya ingin menangis."

"Kalo kau bahagia jangan menangis. Aku tidak ingin membuatmu meneteskan air mata lagi. Kalo kau bahagia, maka tersenyumlah."

Xiao zhan dengan cepat menghapus air matanya, pemuda itu kini mengikuti apa yg dikatakan oleh suaminya.

"Kalo begini kan jadi lebih baik, kau bahkan terlihat sangat indah kalo tersenyum seperti ini. Aku jadi ingin sekali memakanmu- aishh!" Wang yibo menggeram kesal saat menyadari apa yg baru saja ia katakan.

"Ingat! Sekarang ia tengah mengandung anakmu. Dan kau harus bisa menahan hasratmu." Wang yibo mengintruksi pada dirinya sendiri.

Melihat wajah sang istri yg berubah bingung, pria itu pun tak buang waktu, dan langsung mengajak Xiao zhan untuk masuk ke dalam kamarnya agar bisa beristirahat.

.
.
.

Hari-hari yg dilewati pasangan YiZhan pun berjalan lancar bagi keduanya. Kehamilan Xiao zhan tidak begitu merepotkan seperti kebanyakan kehamilan yg terjadi pada ibu hamil lainnya. Bisa dibilang janin yg berada dalam perut pemuda itu cukup pengertian, karena kehamilan Xiao zhan tidak mengalami gejala morning sickness seperti kebanyakan orang hamil pada umumnya.

Untuk makannya pun Xiao zhan tidak pilih-pilih, pemuda itu mampu melahap semua yg dihidangkan para pelayan untuknya. Xiao zhan yg sekarang sangat jauh berbeda dengan Xiao zhan yg dulu, jika dulu ia diperlakukan seperti bukan manusia. Kini, pemuda itu begitu sangat dimanjakan dan di ratukan oleh sang suami. Hal tersebut tentu tak pernah ia berani bayangkan sebelumnya.

"Nyonya, apa anda ingin saya buatkan sesuatu? Baru saja tuan menelpon, tuan akan sedikit pulang terlambat. Tuan meminta anda tidak perlu menunggunya untuk makan malam." Pelayan tersebut memberitahunya.

Xiao zhan pun mengerti. Ia pun meminta pelayan tersebut untuk tidak repot-repot menyiapkan makan malam. Dirinya tidak begitu lapar, dan tadi sore ia sudah memakan beberapa potong kue yg telah mengenyangkan perutnya.

Jam di dinding sudah menunjukkan angka 9, dan suaminya juga tak kunjung kembali. Xiao zhan yg sudah sangat merasa mengantuk akhirnya tak kuasa mempertahankan kesadarannya. Pemuda itu pun akhirnya tertidur dengan lelapnya.

Di luar, mendadak hujan turun dengan begitu derasnya. Kilatan petir dan suara guntur menambah kesan suram dan mencekam pada suasana malam ini. Tiba-tiba, pintu dikamar utama di buka dengan kasar, suara debaman pintu yg begitu kencang bahkan membuat Xiao zhan terperanjat dari tidurnya. Pemuda itu terbangun dengan kaget. Angin kencang masuk melalui jendela yg terbuka, menerbangkan tirai dengan tidak beraturan. Seseorang dengan tubuh tegap berdiri ditengah-tengah pintu dengan sorot mata tajam yg menatap ke arahnya.

"Ge, kau kah itu?" Xiao zhan mengucek matanya demi memastikan penglihatannya.

Pria tersebut tidak menjawab, namun semakin mendekat ke arahnya dengan mantap. Langkah kakinya begitu tegas saat berjalan ke arahnya.

Wajah itu... pria itu adalah suaminya. Tapi,.. tatapannya begitu dingin dan kejam. Ini,..

Xiao zhan terpekur. Mendadak lidahnya berubah keluh, jantungnya pun berpacu makin kencang tak terkendali. Tubuh Xiao zhan bergetar karena ketakutan.


Tbc.

Sorry for typo.



Istriku sayang, Istriku malang. (End In Pdf)Where stories live. Discover now