00.05

12.3K 918 3
                                    

***

Happy reading....:)

_______________________________________________

Sudah seminggu Ares dirawat, dan sudah seminggu juga Albert menemaninya. Albert hanya akan meninggalkan Ares jika memang ada hal penting yang dia urus. Keadaan Ares juga sudah mulai membaik. Bekas luka ditubuhnya mulai menghilang. Hari ini, dia sudah boleh pulang kerumah.

Seminggu ini juga Ares sudah sah di adopsi oleh Albert. Namanya sekarang sudah berganti menjadi 'ALTARES XAVIER LEONARD'. Nama itu di cari langsung oleh Albert. Dia sangat bersyukur karna selama proses pengurusan surat adopsi, tidak ada sama sekali yang menjadi halangan.

Albert juga sudah mengetahui dimana Ares tinggal sebelumnya. Dan paling penting, dia juga sudah mengetahui siapa dalang yang melakukan kekerasan terhadap bocah itu. Untuk hukumannya, dia akan mengurus itu nanti. Saat ini, yang paling penting adalah memberi kenyamanan dan kebahagiaan untuk putra bungsunya. Ya, Ares sudah menjadi putra bungsu Albert.

Saat ini, Albert di bantu oleh Geri sibuk mengemas barang-barang Ares. Sebenarnya bisa saja menyuruh seorang perawat untuk membereskan nya, tapi demi kenyamanan Ares, mereka melakukan nya sendiri.

Sedangkan Ares duduk di sofa dengan sebotol susu di tangan mungilnya. Bibirnya mengenyot nipple buatan itu sambil sesekali bergumam lucu.

"Ddy..." Panggil Ares manja

"Iya baby? Kenapa hm?" Albert dibuat kelimpungan menahan gemas saat menatap bocah itu. Mata bulat gemerlapan itu menatapnya berbinar. Pipinya yang semakin bulat selama seminggu ini, menggembung lucu dengan bibir yang mengerucut.

"Abis ddyy...!" Adu nya lucu sambil menyodorkan botol susu yang sudah kosong kedepan Daddy nya.

Albert terkekeh pelan melihat kelucuan putranya. Dia meraih Ares ke dalam gendongannya, kemudian mengecup habis wajah menggemaskan putranya.

Ares dibuat geli akan tingkah Albert. Kumis tipis yang menggesek pipinya, menggelitik membuat Ares tertawa keras..

"Dah ddy.. gewi!!" Celetuk Ares masih saja tertawa. Albert ikut tertawa bersama putranya. Hatinya menghangat mendengar suara tawa putra kecilnya. Bahkan Geri yang sedari tadi diam, ikut tersenyum melihat interaksi anak dan ayah itu.

***

Akhirnya mereka sampai di mansion Albert. Mansion itu sangat besar dan megah. Puluhan bodyguard berjejer di depan pintu mansion menyambut kedatangan mereka.

Ares berdecak kagum melihat kemegahan rumah di depannya. Belum pernah dia menemui rumah yang sebesar ini. Matanya berbinar kagum menatap para bodyguard yang berjejeran.

"Ddy, ini wumah ddy?" Tanya Ares tanpa melepas tatapan kagumnya.

"Iya baby. Tapi ini namanya mansion. Kamu akan tinggal disini bersama Daddy."

Ares menganggukan kepalanya lucu tanda mengerti. "Emm.. cion!!"

Albert terkekeh. Akhir-akhir ini dia banyak mengeluarkan ekspresi itu semenjak mengenal Ares. Bocah imut yang sekarang ini menjadi putra nya.

Mereka kemudian memasuki mansion. Salah satu bodyguard yang berjejer sedari tadi membuka pintu mansion setelah membungkuk hormat sejenak.

"Selamat datang tuan!"

Didalam mereka disambut para maid yang juga berjejeran sama seperti para bodyguard. Bedanya, mereka berjejer didalam mansion, sedangkan para bodyguard berdiri di luar.

"Perkenalkan ini adalah bungsuku! Sediakan seluruh keperluan nya dan berikan apapun yang dia inginkan! Kalian mengerti!?" Perintah Albert dengan pandangan dingin nan tajam.

"Baik tuan!!" Seluruh maid menjawab kompak. Mereka masih sayang nyawa untuk menolak perintah tuannya.

Setelah memberi perintah, Albert akhirnya membawa Ares menuju ruang keluarga. Disana sudah duduk empat pemuda yang menatap mereka penasaran.

Albert mendudukkan dirinya di sofa single disana. Dia memangku Ares dengan menghadapkan Ares di depan para pemuda itu. Ares hanya diam menatap mereka. Sesekali matanya mengerjap lucu dengan bibir yang sesekali ikut mengerucut.

Para pria disana menahan gemas melihat tingkah bayi di pangkuan sang ayah. Salah satu dari mereka menghampiri dan berjongkok di depan Albert.

"Dia siapa dad?" LIONEL ALEXANDER LEONARD, nama pemuda yang tadi menghampiri Daddy nya. Tangannya terangkat dan membelai pipi halus bayi itu.

Ares yang merasakan belaian lembut itu, menggesekkan pipinya nyaman.

"Bungsu ku!!" Sahut Albert tegas.

Mereka berempat mengangguk paham. Kemudian Lionel segera mengambil alih Ares dari pangkuan ayahnya.

"Nama mu siapa hm?" Tanya nya lembut

"Ama ayes tuh ayes Aban!" Jawab Ares

Lionel menaikkan sebelah alisnya "ayes?" Tanyanya ragu

"Altares! Namanya altares Xavier Leonard!" Albert langsung menjawab pertanyaan Lionel. Dia menyeringai ketika melihat ketertarikan putra-putranya terhadap Ares.

Lio mengangguk paham. Dia mengecup pipi Ares lembut kemudian mengusap rambut halus nya. "Panggil Abang Lio!"

"Aban io?"

"Ya, Abang io!"

Ares tersenyum manis, dia sangat senang dengan Abang nya ini.

Ares kemudian memandang tiga pemuda yang duduk disana penasaran. "Aban, meweta capa?"

Salah satu pria disana segera berdiri dan mengambil Ares. "Nama Abang, Axcel! AXCEL ARSENIO LEONARD !" Perkenalkan nya sambil mengecup pipi Ares sayang.

"Kalau nama Abang Gio, GIOVANNO DAMON LEONARD!!" ucap pria disebelah kanan Axcel. "Kalau nama Abang itu, STEFFEN RICARDO LEONARD!" Tunjuk nya kepada pria Yang sedari tadi diam membisu.

"Selamat datang di keluarga Leonard baby!!" Lionel berujar semangat setelah perkenalan usai. Hatinya membuncah bahagia akan kehadiran Ares. Bocah mungil bermata bulat gemerlap dan berpipi chubby itu. Akan ia pastikan, tidak ada yang akan berani menyakiti kesayangan nya. Ya, sekarang Ares adalah kesayangannya. Adik kesayangannya!!

***

T

B

C

Akan saya usahakan untuk update secepatnya!!

Jangan lupa vote, supaya author semangat!!!

Salam dari author 🐝

Typo bertebaran 🚫
Belum di revisi🚫
Harap maklum ✅

_______________________________________________

THE STORY OF BABY ARES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang