00.13

7K 558 18
                                    


***

Happy reading

-vote

_______________________________


"Sekali lagi kau membawa Ares tanpa sepengetahuan ku, akan ku bunuh kau!!!" Tuding Albert kepada kakaknya.

"Heh!! Berani kau!?" Balas Leo kesal.

Para bujang yang menatap sang Daddy dan paman hanya memutar bola mata malas. Entah drama apa lagi yang akan di peragakan oleh kakak dan adik itu. 'dasar orang tua prik!!' batin mereka bersamaan.

"Kau kira aku takut sama mu hah? Sorry, ga level!!" Seru Albert lebay. Leo yang mendengar ucapan terakhir adiknya, langsung bergidik ngeri. Adiknya ini sudah seperti pria yang haus belaian saja.

"Dih, jijik!!"

"Apa kau!? Ga terima?"

"Iya! Kenapa? Ga senang?

"Kalau iya kenapa? Ngajak betumbuk kau?

"Oh ayo, aku ladenin!"

"Dih!"

"Anj****"

"Tol****"

"Ba****"

"As-"

"STOPPPPP!!!!!"

Teriakan menggelegar itu langsung membuat Albert dan juga Leo terdiam. Mereka sama-sama memandang Gio yang sudah memasang wajah galak. Aura di ruang tamu itu tiba-tiba menjadi mencekam. Leo dan Albert bahkan sampai bergidik ngeri.

"Tot Cepi? Tenapa?" Suara lembut itu langsung memecah keheningan.

Ruangan yang tadi nya mencekam, kini kembali menjadi hangat. Steffen langsung mengucap syukur atas kedatangan Ares.

Albert langsung menatap sinis ke arah Leo. Urusannya dengan kakaknya ini belum selesai. Ingin sekali dia menembak kepala Leo dengan senjata api kesayangannya. Tapi tidak jadi!! Nanti tuan besar Leonard bisa marah!!

"Nih, si sialan Leo yang mulai!!" Cerca Albert

"Dih gobl**k!!"

"Hihihi, ciayan, domblot!!" Ucap Ares sambil cekikikan lucu. Belum tau saja dia para bujang leonard sudah mengeluarkan aura mematikan. Bahkan Leo dan Albert sudah menegang kaku di tempat mendengar perkataan Ares.

"Setelah ini kalian ke ruang bawah tanah milik Daddy!!" Seruan dari arah pintu langsung membuat mereka sontak menatap sumber suara.

Leo dan Albert langsung gemetar ketakutan  ketika melihat siapa yang datang. 'alamak, mati aku!!' batin Leo dan Albert kompak. Sedangkan Steffen, gio, Lio, dan Axcel langsung tersenyum penuh ejek kepada Daddy dan sang paman. Sepertinya ini akan sangat seru.

"Ihhh cucu ku..." Seru Maria kemudian membawa tubuh Ares ke dalam gendongannya. Setelahnya mereka duduk di sofa.

Ares yang tidak mengenal siapa yang memeluknya kini, membuatnya memiringkan kepalanya dengan ekspresi bertanya. Hal itu membuat mereka semua terkekeh gemas. Ares ini kapan berhenti imut nya sih?

"Capa?" Pertanyaan lucu itu di lontarkan Ares terhadap Maria. Bibirnya terbuka dengan mata membesar. Belum lagi pipi nya yang seperti bakpao itu. Makin gemesin aja!!

"Ini Oma sayang! Oma nya Ares!!" Ujar Maria tersenyum lembut. Di usapnya dengan pelan wajah menggemaskan Ares. Dalam hati, Maria sudah memekik menahan gemas.

"Oh jadi Oma nya Ares aja nih? Oma kita bukan?" Tanya Axcel julid.

"Emang kalian siapa?" Kali ini opa Leonard lah yang menjawab. Alisnya terangkat sebelah dengan sudut bibir terangkat, tersenyum miring.

"Oh gitu.. oke.. fine.." ujar Axcel dengan nada alay bin lebay. Tangan nya dia letakkan di atas dada dengan wajah di buat menyedihkan. Sepertinya seluruh keluarga Leonard ini penuh dengan drama-_-

Leonard langsung tertawa ngakak melihat tingkah cucu sengklek nya itu. 'ternyata hanya aku yang waras disini' batinnya tak sadar diri-_-

-opa butuh kaca ga?😐

***

"Oma, mawu ladgi!!" Pinta Ares kepada Maria Oma nya.

Saat ini mereka semua sedang duduk berkumpul di ruang keluarga mansion Leo. Sebenarnya bukan mansion pribadi Leo sih, ini mansion utama keluarga Leonard. Hanya saja, dari 3 anak nya Leonard, Leo saja lah yang menetap di mansion utama. Sedangkan dua lainnya memiliki mansion masing-masing.

Mereka semua asyik memakan cemilan yang di buatkan oleh Maria tadi.

Ares yang paling semangat memakan pie apel buatan Oma nya. Mulut hingga pipi anak itu bahkan sudah belepotan dengan krim dan remahan kue. Di tangannya terdapat satu botol susu yang sesekali dia sedot isi nya.

Semuanya tampak asyik ngemil, sampai-sampai tidak menyadari beberapa orang yang baru datang sudah memasang wajah masam di depan pintu.

"Ekhmm!!" Batuk seseorang itu dengan sengaja.

Hal itu langsung membuat orang-orang yang duduk di sofa menolehkan perhatian nya.

"Oh, sudah datang?" Tanya Leo tampak tidak peduli. Tangannya masih sibuk memasukkan satu kue ke dalam mulutnya.

Orang-orang itu mendengus mendengar pertanyaan Leo. Mereka semua langsung mendekat dan duduk di sofa kosong.

"Siapa itu?" Tunjuk salah satu dari mereka ke arah Ares yang duduk di pangkuan Gio.

"Bungsuku!" Sahut Albert singkat

Orang itu mengangguk tanda mengerti. Tatapannya tidak lepas dari buntalan imut yang sepertinya tidak terganggu dengan kedatangan mereka. Dia memilih fokus memakan pie dan beberapa cookies yang ada di tangan mungilnya.

"Baby, come here" panggil seseorang yang lain

Ares menoleh dan mendapati orang-orang yang belum dia lihat sebelumnya. Alisnya mengerut samar, dengan kepala yang sedikit miring. "Ughh.. capa?"

"Sini dulu baby!!"

Ares mengangguk kemudian turun dari pangkuan Gio. Dia menghampiri orang itu dan langsung naik ke pangkuan nya.

"Kenalin nama Abang Nikko" perkenalkan nya

"Umm! Nayin Ama ayes tuh ayes aban" sahut Ares lucu. Semua yang ada disana terkekeh dibuatnya.

"Kalau nama Abang Zico !" Ujar seorang yang lain " sedangkan yang itu papa Vicky" sambung nya sambil menunjuk pria yang duduk di sebelah Albert.

"Hmmm!" Ares mengangguk tanda mengerti. Pipi bulatnya ikut bergerak naik turun seirama dengan gerakan kepalanya.

Nikko yang gemas langsung menciumi wajah Ares brutal. Nikko gemas ya Allah!!!

***
T

EMBUS 50 VOTE, AKU UPDATE 1 PART LAGI..


T

B

C

Next?

Jangan lupa vote dan komen

Salam dari author 🐝

_____________________________

Typo bertebaran 🚫
Belum direvisi 🚫
Harap maklum ✅

See you...

Tertanda, Juni 2023

Hel:")

THE STORY OF BABY ARES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang