00.09

9.1K 640 4
                                    

***

Happy reading

_vote...

_______________________________

Sore ini, Ares sedang duduk di sofa ruang keluarga sembari menunggu Daddy nya kembali dari kantor.

Di tangannya terdapat botol susu dan beberapa cookies coklat yang tadi disediakan oleh para maid.

Pandangan nya lurus ke depan. Tampak sangat fokus menonton film kembar botak di layar kaca tersebut.

Sesekali mulutnya mengunyah cookies coklat di tangan mungilnya. Pipi bulat yang hampir tumpah itu ikut bergerak di setiap kunyahan nya.

Para maid yang melihat komuk Ares saat ini, memeras tangannya kuat menahan gemas. Siapa pun yang melihat bocah menggemaskan itu, pasti jiwa mencuri nya langsung keluar.

Ares tidak memedulikan sekitarnya. Kembar botak yang dia lihat di layar kaca itu menarik seluruh perhatiannya. Dia tidak merasa tergganggu dengan pekikan pekikan gemas dari para maid. Malahan, dia semakin asyik mengenyot nipple buatan di botol susunya dengan mata tetap fokus ke arah tv.

Sangking fokus nya, Ares bahkan tidak menyadari kehadiran sang Daddy yang sudah pulang.

"Baby sedang apa?" Tanya Albert tiba-tiba membuat Ares terlonjak kaget.

Ares menatap Daddy nya dengan mata berkaca-kaca. Bibir nya melengkung kebawah menciptakan kesan lucu dan menggemaskan. Apalagi pipi tumpah yang memerah itu. Rasanya Albert ingin sekali mengurung anak nya untuk dirinya sendiri.

"Kenapa hm?" Albert segera mengangkat Ares ke pangkuan nya. Dihadapkan nya wajah menggemaskan itu ke arah nya. Alisnya terangkat sebelah saat tak mendapat jawaban dari Ares.

Ares mulai menangis. Dia tadi terlalu terkejut dengan kehadiran Daddy nya yang tiba-tiba. Bayangkan saja ketika kamu sedang sangat fokus, tiba-tiba di kejutkan dengan sebuah suara. Pasti akan sangat kaget bukan?

"Hiks...!" Tangis nya lirih.

Ares menyandarkan kepalanya di dada sang Daddy. Entah kenapa, dia merasa sangat cengeng akhir-akhir ini.

Albert yang mendengar isakan tangis anaknya langsung merasa bersalah. Seharusnya tadi dia tidak mengejutkan anak nya ini. Albert kemudian mengelus punggung kecil itu dengan sayang, berharap tangisan nya segera mereda.

Setelah beberapa lama, akhirnya Ares segera menyudahi acara menangis nya.

Mungkin karena kelelahan menangis, dia akhirnya tertidur dalam pelukan sang Daddy. Albert segera saja membawa anaknya untuk tidur di kamar supaya merasa lebih nyaman.

***


Setelah drama menangis tadi sore, Ares mendiami Daddy nya hingga saat ini. Dia bahkan tidak memedulikan sang Daddy yang sedari tadi mencoba menarik perhatian nya.

"Ndakkkk!!! Ndak mau!! Ayes mau na Aban ajah!!" Seru Ares ketika Albert mencoba menggendong nya.

Tubuh mungil itu menggeliat meminta di turunkan. Takut membuat anaknya jatuh, Albert akhirnya menurunkan Ares meski tidak rela.

Ares yang merasa bebas segera berlari menghampiri Axcel sang Abang. Dia memeluk kaki itu, menyembunyikan wajah nya dari Daddy nya.

"Kenapa baby?" Axcel mengangkat Ares ke gendongannya kemudian duduk disalah satu kursi di meja makan.

THE STORY OF BABY ARES Where stories live. Discover now