00.14

6.8K 509 7
                                    

***

Happy reading

-vote

_____________________________

Setelah sekian purnama lamanya para pria Leonard berdebat, akhirnya mereka sepakat untuk tinggal bersama di mansion utama.

Hal ini juga demi keamanan Ares, sang kesayangan.

Tingkat keamanan mansion utama tentu jauh lebih tinggi dan canggih dari pada tingkat keamanan mansion Albert ataupun mansion Vicky. Sebab itu lah akhirnya mereka semua sepakat.

Ares tampak sangat senang dengan kesepakatan itu. Setelah tadi sang Daddy memberitahu kan bahwa mereka akan pindah disini, Ares langsung memekik kesenangan.

Tau apa yang membuat Ares senang?

Itu karna disini lebih ramai dan nyaman.
Belum lagi taman sang Oma yang sangat terurus dan di penuhi oleh bunga-bunga indah yang tentunya jika dijual sangat mahal. Di taman itu bahkan tersedia black rose flower yang katanya langka itu.

Selain itu juga, di mansion utama terdapat rumah kaca milik sang Oma. Di dalamnya terdapat segala jenis buah-buahan dan sayur-sayuran. Dan hal itu semakin membuat Ares senang!! Dia bisa memakan buah apapun disini.

Albert yang melihat raut bahagia Ares, merasa ikut senang juga. Sepertinya keputusan nya untuk mengalah pada sang Daddy tadi tidak salah. Dan dia bersyukur akan hal itu.

"Baby senang hm?" Tanya Albert pada Ares yang duduk dipangkuan nya.

Ares mengangguk ribut. Senyuman lucu tak terhapus dari bibir nya. Di tambah lagi pipi nya yang semakin besar ketika tersenyum.

"Ummm, ayes cenan Daddy. Ayes cenan tindal di cini!!" Seru nya semangat. Senyum nya semakin melebar ketika menatap Daddy nya. Sedang tangannya dia angkat ke wajah Albert. Memegang rahang keras itu.

"Ares senang karna apa?" Tanya Gio yang duduk disebelah Albert. Satu tangannya memainkan kaki kecil nan moengil Ares. Di banding tangannya, kaki Ares bukan apa-apa.

"Emm, ayes cenan talna bica mam bwuah banat-banat. Tlyus, ayes jduda bica mam tutis dawi Oma!" Sahut nya.

Albert mengacak rambut Ares gemas. Anak nya ini pintar sekali memberi alasan.

"Baby, main sama Abang yuk!" Ajak Zico

"Ain apwa Aban?"

"Kita main balok susun mau?"

"Emm!!" Ares mengangguk lucu kemudian turun dari pangkuan Albert. Dia menghampiri Abang sepupunya yang sudah duduk lesehan di karpet. Ares pun mengikuti Abang nya.

"Emm ayes nda puna anian ini Aban!!" Ujar Ares. Kemudian dia menoleh ke arah Albert "Daddy, nti beyi balot cucun yah..!" Pinta nya dengan mata bulat gemerlapan nya.

"Iya sayang, nanti Daddy beli" sahut Albert kemudian tersenyum kecil.

"Ottey, matacih Daddy" kata Ares kemudian kembali menaruh perhatian nya pada sang Abang.

"Adek udah tau belum cara mainnya?" Tanya Zico sambil memutar-mutar balok susun yang ada di tangannya.

"Beyum Aban! Ajalin ayes yah..!" Ares kemudian memandang penuh harap ke arah Zico.

Zico yang melihat komuk menggemaskan Ares, terkekeh kecil. Di angkat nya tubuh gempal itu ke dalam pangkuan nya, kemudian menciumi pipi chubby Ares brutal.

"Adek kok gemesin banget sih...!" Ucap nya

Ares tergelak mendapat serangan bertubi-tubi dari Zico. Pipi nya mulai memerah basah akibat lama nya ciuman Zico.

THE STORY OF BABY ARES Where stories live. Discover now