03 - misi kecil

6.7K 616 15
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

Melalui sebuah jendela yang Satya buka, ia dan Jesher masuk dengan perlahan

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


Melalui sebuah jendela yang Satya buka, ia dan Jesher masuk dengan perlahan. Mengendap tanpa suara agar si penghuni kamar tidak menyadari kehadiran mereka.

Hanna yang kini menjadi target mereka terlihat masih tertidur lelap dalam posisi terlentang. Hal itu semakin memudahkan mereka untuk melancarkan aksi.

Dengan satu gerakan tangan dari Satya, Jesher mendekati Hanna dan menindihnya untuk menahan pergerakan. Saat Hanna terbangun ia langsung mencekiknya hingga wanita itu meronta ketakutan. Didetik yang sama Satya langsung mengarahkan pisau tepat di depan mata targetnya.

Hanna langsung terdiam, hanya matanya yang meliar mencoba melihat wajah kedua penyusup itu. Namun percuma, karena baik Jesher maupun Satya sudah menutupi wajah mereka sebaik mungkin agar tak bisa dikenali.

Ditengah suasana mencekam itu Satya membisikkan sesuatu seperti yang diperintahkan padanya.

"Diam. Jangan melakukan apapun kalau kamu masih ingin hidup." Kata Satya tepat ditelinga kanan Hanna.

"Dia akan mengirimkan uang, pergi dan jangan menampakkan diri jika kamu mau selamat. Kalau ini sampai tersebar, kamu dan keluargamu tidak akan selamat." Satya mengakhiri ucapannya dengan pisau yang menggores dagu Hanna sebagai ancaman.

Wanita itu mengangguk dengan isak tangis memilukan. Ia memegangi tangan Jesher dengan erat, menatap kedua mata remaja itu meminta belas kasihan.

Merasa misi mereka sudah selesai, Jesher menatap Satya untuk perintah selanjutnya. Lelaki yang lebih tua darinya itu mengeluarkan selembar sapu tangan dan menyemprotkan sesuatu, begitu selesai ia segera membekap hidung dan mulut Hanna dengan sapu tangan tersebut.

Perlahan wanita itu melemas, tangannya terjatuh seiring dengan kelopak matanya yang tertutup rapat. Ketika Hanna tidak bergerak lagi, Jesher baru melepaskan cekikannya dengan pelan.

Satya lalu beranjak lebih dulu, setelah memastikan situasi aman baru ia memerintah Jesher untuk menyusulnya.

Mereka segera meninggalkan rumah itu dengan langkah kaki yang bahkan tidak bersuara. Keduanya baru menurunkan slayer masker mereka saat merasa sudah cukup jauh.

"Lo bohong. Katanya nggak sampe luka," celetuk Jesher yang berjalan dibelakang Satya. Ia membuka topinya, sedikit mengacak rambut lalu kembali memakai benda berwarna hitam itu.

"Buat tanda aja." Satya berbalik, menunggu Jesher menyamakan langkah mereka. "Jangan sampe entar pas bangun dia ngiranya cuma mimpi."

"Tapi kasian tau Sat." Jesher memasang wajah tak suka. Sangat menyayangkan keputusan lelaki tidak bertanggung jawab itu untuk menelantarkan calon anaknya sendiri.

STRANGERWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu