11 - bakat terpendam

5.9K 575 45
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

Keesokan harinya Tarendra benar-benar datang menjemput Jesher, lagi-lagi pria itu mengendarai mobilnya sendiri tanpa bantuan sopir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keesokan harinya Tarendra benar-benar datang menjemput Jesher, lagi-lagi pria itu mengendarai mobilnya sendiri tanpa bantuan sopir. Dan kini keduanya terjebak dalam keheningan tak berujung di dalam mobil sejak Rival mengambil alih kemudi.

Sesekali Jesher melirik sang Ayah yang hanya diam memainkan ponselnya. Sudah hampir 5 menit mereka disini namun belum juga ada percakapan yang terjalin diantara mereka. Yang anak itu lakukan sejak tadi hanyalah memilah pertanyaan apa yang cocok untuk mengambil perhatian Tarendra, yang pasti pertanyaan itu harus mendapat jawaban agar suasana tak semakin canggung.

"Kenapa bawa mobil sendiri? Tumben."

Jesher menatap Tarendra mengharap respon dari lelaki itu, namun hingga detik berganti menit pun suaranya tak juga terdengar. Rival yang sedang menyetir bahkan mencuri-curi pandang dari kaca spion untuk merekam interaksi Ayah dan anak itu namun ternyata tidak ada yang terjadi.

"Kak Ellie mana? Kok nggak ikut?" Lagi. Jesher kembali mencoba, pikirnya dengan membahas Ellie lelaki itu mungkin akan membuka mulut. 

Namun nihil, pandangan Tarendra tetap jatuh pada layar ponselnya seolah suara Jesher barusan hanyalah suara bising biasa yang didengar ditengah jalan. Tak perlu diperhatikan.

"Kata dokter Tama—"

Drrtt! Drrrt! Drrt!

Usaha Jesher lagi-lagi gagal saat ponsel milik Tarendra bergetar, mendapat panggilan dari Danu. Segera lelaki itu menerimanya dan menempelkan benda pipih tersebut ke telinga kiri, sisi dimana Jesher bisa melihatnya dengan jelas.

"Oke. Lo urus aja semuanya, gue ke sana kalo dia udah ketangkep."

Awalnya Jesher tak penasaran dengan yang sedang Tarendra dan Danu bicarakan. Namun setelah mendengar balasan Tarendra ia jadi ingin tahu, apakah yang lelaki itu maksud adalah orang yang menyerangnya?

"Iya," ucap Tarendra lalu memutus panggilannya. Saat itu juga Jesher mendekat, mengikis jarak hingga sontak ia melayangkan tatapan tajam pada anak itu.

"Penyusup itu udah ketangkep?" 

Tarendra membuang muka dan mendengus. Namun kali ini ia memilih membalas rasa penasaran Jesher. "Belum, belum dipastiin orang yang kita curigain bener penyusup itu atau bukan."

Entah kenapa ada satu sisi dihati Jesher yang merasa lega. Karena sejujurnya ia masih takut untuk mengetahui identitas orang misterius itu, Jesher takut jika ternyata dia adalah suruhan Wira. Lalu jika dia tertangkap, maka identitasnya juga otomatis akan terungkap.

STRANGERWhere stories live. Discover now