25 - yang tidak mau menerima

8.7K 1K 185
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

••••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

••••••

Malam ini Jesher sudah kembali ke rumah, menyapa kamar yang terasa begitu dingin setelah beberapa hari ditinggalkan. Dia sudah percaya diri untuk mengatakan rindu pada ruangan yang selama ini dihuninya. Kasur empuk dan hangat dari matahari yang setiap pagi meneliti masuk melalui jendela lama-kelamaan membuat betah, sungguh jauh berbeda dengan ruangan di rumah sakit yang dipenuhi bau obat-obatan.

Sekarang memang jam masih menunjukkan pukul delapan malam, tetapi karena tidak ada hal lain lagi yang bisa dilakukan membuat Jesher berpikir untuk tidur saja lebih awal. Maka dari itu ia mulai menyusun letak bantal yang tadinya dipakai untuk bersandar.

Setelah menepuk-nepuk bantal, tubuhnya kemudian perlahan rebah menempel pada kasur. Namun hanya 3 detik, sebab pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dan Rival masuk dengan langkah cepat.

"Loh, udah mau tidur? Jam segini?"

Jesher tak bergeming dari posisinya, hanya melirik Rival lalu menjawab. "Iya, nggak ngapa-ngapain juga."

"Nggak mau nonton? Ellie abis beli martabak, kayaknya seru kalo-"

"Ayo!" Jesher bahkan tak menunggu Rival menyelesaikan ucapannya. Mendengar kata martabak saja kantuknya langsung terhempas.

Rival sampai geleng-geleng kepala melihatnya. Padahal Jesher masih sedikit kesulitan untuk berjalan, remaja itu bahkan masih harus menggunakan kruk untuk sementara, tapi gerakannya sudah sangat lincah untuk bangun dari tempat tidur dan bahkan mengambil langkah mendahuluinya.

Keduanya lalu berjalan beriringan menuju lantai bawah, sesekali Rival memegangi Jesher saat mereka menuruni tangga namun anak itu selalu mengelak dengan alasan tak leluasa untuk bergerak.

Ellie yang kebetulan melihat keduanya pun hanya bisa menghela. Gemas sekali melihat dua mantan pasien yang menuruni tangga dengan keributan kecil, apalagi wajah dongkol Rival terlihat sangat jelas saat Jesher terus saja berdecak karena ulahnya.

Disamping itu Ellie sudah menyiapkan begitu banyak camilan di depan TV, mulai dari makanan sampai minuman sudah lengkap tersaji untuk mereka nikmati.

"Kenapa nggak minta Benny aja buat gendong? Kasian susah-susah turun tangga," cecar Ellie kepada Rival saat menemukan Jesher berjalan sendiri menghampirinya. Kalau Tarendra tahu, lelaki itu pasti marah.

"Nggak apa-apa kak. Santai aja, disuruh salto juga udah bisa ini." Jesher balas menyengir menanggapi wajah kesal wanita itu. Mencoba mencairkan suasana, dia langsung mendudukkan diri disofa dan meraih sepotong martabak manis dari piring.

STRANGERWhere stories live. Discover now