16 - enak

6.6K 730 71
                                    

Nama tokoh, tempat kejadian dan konflik cerita ini hanya fiktif belaka.

.

.

.

.

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****

Siang ini hujan tiba-tiba mengguyur ibu kota, mengantarkan sejuk pada satu tubuh yang masih bersembunyi dalam selimut. Mata yang sejak tadi terpejam perlahan mengerjap diiringi lenguhan ringan dan gerakan-gerakan kecil lainnya.

Bukan karena suara petir, atau gemuruh hujan diluar sana yang membangunkan lelaki empat puluh tahunan itu. Tapi perut kosongnya yang menjadi sebab utama.

Tarendra akhirnya memilih bangun, mendudukkan diri sejenak menyaksikan ribuan tetes air jatuh melalui kaca jendela. Kalau sudah begini, akan lebih menyenangkan jika ia menikmati sesuatu yang bisa menghangatkan tubuh apalagi masih ada sisa demam yang terasa.

Lelaki itu kemudian beranjak setelah mengumpulkan kesadaran, menuju dapur berniat meminta Ellie membuatkan sesuatu untuknya.

Tapi Tarendra lupa kalau wanita itu sedang tidak dirumah karena masih harus bekerja. Sebaliknya, ia malah menemukan Jesher berkutat di dapur dengan aroma soto yang menguar kemana-mana.

Anak itu hanya sibuk seorang diri tanpa ada Rival disisinya, entah kemana lagi lelaki itu pergi.

"Val, ambilin mangkok dong," pinta Jesher begitu ringan, tanpa tahu jika orang yang berdiri dibelakangnya bukanlah Rival melainkan Tarendra.

Namun walau begitu, Tarendra tak melayangkan protes atau sekedar menyadarkan putranya. Ia tetap berjalan mengambilkan mangkuk yang Jesher butuhkan.

"Maka—Ayah?" Jesher melongo tak percaya saat Tarendra meletakkan benda yang ia minta dan berdiri disampingnya memandangi soto dalam panci.

"Mau?"

Tarendra mengangguk kecil lalu berbalik pergi menghampiri meja makan. Sementara Jesher tak bisa lagi menyembunyikan senyumnya, remaja itu memindahkan soto ke dalam mangkuk dengan hati bahagia.

Jesher sampai menggigit bagian dalam bibirnya untuk menetralkan ekspresi wajah sebelum berhadapan dengan sang Ayah.

Setelah degup jantungnya kembali normal, baru Jesher menghidangkan semangkok soto buatannya diatas meja makan untuk Tarendra yang sudah rela menunggu. Lalu ia juga ikut duduk bersama seporsi soto ektra bawang goreng kesukaannya.

Sepasang Ayah dan anak itu kemudian menikmati makanan masing-masing dengan tenang, hanya terdengar suara sendok yang saling beradu ditengah riuhnya hujan diluar sana. Namun tak lama, suara guntur yang datang setelah kilat tiba-tiba mengambil fokus Jesher disela aksi makannya.

STRANGERWhere stories live. Discover now