Debaran Dua Belas: Neraka Sunyi

97.6K 4.1K 56
                                    

Penulis mengubah Ratting The Flower Boy Next Door ke [PG] karena sepertinya ceritanya sudah tidak sejalur di [G]. Anyway, thank you buat segala dukungannya. Maaf sekali penulis sendiri masih sangat sibuk buat ngurusin kuliah. Hehe.

Silakan menyaksikan The Flower Boy Next Door.
Jangan lupa vote dan komen ya.

Penulis tak punya waktu mengedit ulang jika ada kesalahan typo mohon dimaafkan

*bow

Gambar di sebelah: Owen, si Kepsek, jika kalian lupa. Yeah, itu Orlando Bloom

======================================================

Debaran Dua Belas

Neraka Sunyi

Suara piano itu terdengar dari arah ruang musik, satu-satunya tempat dimana piano bisa terdengar. Bunyi pertama permainan itu berhasil membuat Bu Penny, si Guru Musik, menjatuhkan berkas yang dia pegang di ruang guru. Dia mengoceh tak jelas soal piano yang masih rusak.

Franz Liszt Concert Etude No 3 di D Flat Mayor – Un Sospiro.

"Siapapun yang memainkan ini," kata Bu Penny dengan suara gemetar. "Benar-benar luar biasa."

Masalahnya, tidak ada satupun anak di SMA mereka yang benar-benar bergelut di dunia musik klasik. Mereka lebih cenderung mengikuti perkembangan zaman yang mengarah pada hal-hal berbau "boyband", "band", atau "pop".

Bu Penny segera beranjak dari tempatnya, bersama dengan murid-murid lain di belakangnya. Julian juga ikut bersama mereka, tapi Alfon menggeleng. Alfon sudah menduga siapa yang memainkan piano itu: Nero. Siapa lagi yang bisa memainkan musik dengan begitu indah jika bukan dari anak seorang pianis terkenal Theressa Illys? Nero benar-benar mewarisi bakat Ibunya—jika Theressa benar-benar Ibunya.

Ini semua berkat Julian. Akibat perkataan Julian waktu itu, Alfon jadi penasaran tentang siapa itu Nero. Tapi, berbeda dengan Julian, Alfon tidak ingin menggembar-gemborkan masalah kehidupan Nero karena dia tahu sedang berhadapan dengan Matt jika kabar ini tersebar keluar dan sudah bisa dipastikan apa yang akan dilakukan oleh Ayah muda itu bagi siapapun yang berani menyentuh putranya.

Alfon meneguk kopinya, membaca artikel beberapa tahun lalu mengenai Theressa Illys. Theressa Illys, 26 tahun, dia meninggal karena kecelakaan mobil di Nevada, Amerika Serikat saat sedang mengadakan konser tunggal di Las Vegas. Seorang pianis muda, cantik, berwajah anggun dan mudah tersenyum. Wanita muda itu menikah dengan Matt saat masih berusia tujuh belas tahun (Matt berusia dua puluh tahun kala itu) karena pertunangan yang sudah diatur oleh kedua anggota keluarga. Dan keluarga bahagia ini dikaruniai seorang anak laki-laki, yaitu Nero. Tidak banyak kabar setelah kematiannya. Mungkin karena pengaruh Matt sebagai seorang Pengusaha Kelas Dunia dalam Industri Pesawat Terbang yang menyebabkan publik bisa dibuat bungkam.

Mengenai Nero, Alfon bisa sedikit menduga kenapa anak itu bisa menjadi seperti itu, hanya saja dia tidak terlalu yakin. Mungkinkah dia jadi seperti itu karena kesalahan Matt sendiri? Dilihat dari jumlah sekolah dan negara yang dijadikan tempat tinggal mereka—yang memang sedikit aneh karena banyak sekali mereka melakukan aktifitas nomaden—bisa dipastikan bahwa Nero menjadi seseorang yang "tertutup" tapi juga mampu menyembunyikan hal itu dengan baik.

***The Flower Boy Next Door***

Nero menolak acara empat mata dengan Bu Penny. Dia sama sekali tidak tertarik untuk berbicara mengenai "permainan klasik" kecilnya dan buru-buru pamit saat Bu Penny tidak bisa membantah lagi.

Devon dan Vion menatapnya dengan dahi mengerut.

"Apa?" kata Nero.

"Aku tak tahu kau bisa memainkan piano," kata Devon.

The Flower Boy Next DoorOnde histórias criam vida. Descubra agora