Debaran Dua Puluh Lima: Boyfriend and Reality

98.8K 3.8K 159
                                    

Thank you, Mr Oppa Detective, karena udah menemukan sketsanya, love you full *kiss + hug
dan Maaf + bow buat pembaca yang bermuram durja karena upadatenya jadi lelet

Salam,

penulis

 *gambar di sebelah cocok ya jadi Devon >.<

================================

Debaran Dua Puluh Lima

Boyfriend and Reality

Aku baru jadian dengan Nero dan sekarang aku diberi kejutan sekelas dengannya. Berkat pertengkaran kami, aku lupa sama sekali mengenai pengumuman ujian. Melihat cowok yang kau cintai ada di hadapanmu, tersenyum manis padamu dan melambai penuh cinta padamu, membuatku menyadari bahwa aku tak butuh apa-apa lagi di dunia ini. Bahkan aku tak peduli gosip dan makian fans Nero di belakang punggungku.

Peduli amat soal mereka, yang terpenting adalah Nero.

"Nero, kau bisa duduk di samping Niken," kata Pak Alfon.

Dan sekarang aku diberikan bonus memiliki Nero di sebelahku. Rumah kami bersebelahan, kamar kami bersebelahan, jendela kamar kami bersebelahan, dan sekarang kursi kamar kami bersebelahan. Bukankah itu yang namanya takdir?

Murid-murid wanita protes.

"Yah, masa Niken sih?"

"Pak, di sini kan kosong!"

"Dasar pilih kasih!"

Tapi Pak Alfon memilih untuk tidak mendengarkan. "Nero, silakan duduk."

Anggukan kecil dari Nero membuat cewek-cewek tidak protes lagi. Nero melangkah pelan dan duduk di sebelahku. Dia meletakan ranselnya dan tersenyum manis.

"Hai, Niken."

"Hai." Ya Tuhan, senyumannya! Aku bisa meleleh!

"Aku sudah bilang kalau aku akan masuk kelas unggulan."

Senyumku menghilang. "Apa kau mau cari berantem?"

"Walau kita pasangan, bukan berarti kita tak lagi jadi saingan."

"Ehem!" Dehaman Pak Alfon membuatku terpaksa menelan rasa jengkel yang hendak kukeluarkan pada Nero. Dengan sangat terpaksa, kualihkan pandanganku ke depan kelas. "Hari ini kita akan belajar gelombang. Buka buku teks halaman 192. Aku yakin kalian sudah membaca buku kalian sebelum kemari, seperti yang biasanya kalian lakukan. Nero, apa itu gelombang?"

"Gelombang merupakan gejala perambatan energy yang merambat dalam satu medium." Nero menjawab lancar dari sebelahku.

"Jelaskan."

"Contohnya, pada sebuah gabus yang masuk ke permukaan air, dimana terbentuk pola yang membentuk lingkaran. Pola yang dibentuk oleh air disebuh sebagai gelombang permukaan air. Selain itu, kita juga dapat memperhatikan gabus yang berada di permukaan air tidak bergerak mengikuti pola lingkaran air yang membesar, melainkan gabus tersebut naik turun pada tempatnya. Yang terbawa oleh gelombang air itu adalah bentuk penampang permukaan air yang tidak berubah setiap jarak yang tidak terlalu besar. Bagian permukaan air yang dikenakan pola gelombang berarti mendapatkan energy, yang merambatkan energy dari sumber ke seluruh permukaan air, gelombang ini disebut gelombang tunggal, karena hanya dalam satu pola gelombang, yaitu bentuk lingkaran yang membesar ke arah luar. Sedangkan gelombang yang menyebabkan medium bergerah dan berubah secara periodik merupakan gelombang periodik."

Aku menganga mendengar penjelasan panjang Nero—yang nyaris tak bisa kumengerti.

"Terimakasih, Nero," kata Pak Alfon. "Siapa yang mengerti?"

The Flower Boy Next DoorWhere stories live. Discover now