Alasan di Balik Luka Kinara

16 1 0
                                    


Sepanjang pelajaran berlangsung, selama itu pikiran Gema tidak bisa lepas dari Kinara. Dia terus memikirkan bagaimana bisa gadis itu terluka? Bagaimana dia tidak tahu apa yang menjadi penyebab luka Kinara.

Pagi tadi saat menjemput Kinara, Gema disambut dengan kondisi Kinara yang berjalan pincang. Gema kaget. Saat dia bertanya, baik Kinara dan mbok Darmi hanya menjawab kalau Kinara jatuh di kamar mandi.

Tentu saja Gema tidak mempercayai semudah itu. Bagaimana bisa laki-laki itu percaya jika kedua perempuan beda usia itu menjawab tanpa menatapnya. Namun, Gema tidak bisa memaksa. Karena pasti jawabannya akan tetap sama.

Suara bel pergantian jam terdengar, guru Bahasa Indonesia mengemasi barang-barangnya dan berpamitan. Begitu dia keluar, anak-anak langsung mengganti buku pelajaran mereka dengan pelajaran berikutnya.

"Gue ke toilet bentar."

Aldi dan Yusuf memandang punggung Gema dengan kening mengerut. "Nggak biasanya tu anak ke toilet pas jam pelajaran," celetuk Yusuf. Sebagai seorang sahabat, Yusuf mencium gelagat mencurigakan dari Gema.

"Kinara."

"Hah?"

Dani berdecak, melirik Aldi dan Yusuf malas, "Gema kayak gitu gara-gara Kinara. Dia pasti nyalain dirinya. Lo pada tahu, kan, gimana Gema jagain Kinara."

Penjelasan Dani sudah cukup membuat Aldi dan Yusuf paham. Sudah jelas Gema tidak akan tenang melihat gadis kesayangannya harus berjalan terpincang-pincang.

"Sstt, yang diomongin datang," bisik Aldi ketika melihat Gema masuk ke dalam kelas.

Ketiga sahabat Gema pura-pura sibuk dengan buku masing-masing.

"Gue butuh bantuan lo, Dan."

Dani mendongak. Matanya menyipit mendapati raut wajah sahabat yang terlihat garang.

"Apaan?"

"Nanti." Hanya itu yang Gema katakan. Lalu, dia bergegas duduk ke kursinya tanpa penjelasan apa pun.

Dani hanya menghela napas, dia sepertinya harus ekstra sabar meladeni Gema. Sebaiknya dia menunggu jam istirahat tiba, karena sekarang jam pelajaran kedua akan segera dimulai.

Pelajaran Matematika dimulai dengan kuis lima soal. Di tengah-tengah kesibukan para murid menyelesaikan kuis, Kinara tiba-tiba bersuara.

"Ibu, saya izin ke toilet," kata Kinara sopan.

"Kaki kamu kenapa, Kinara?" Ibu Andini mendekati kursi Kinara, menatap sang murid yang berdiri menahan sakit.

"Jatoh di kamar mandi, Bu."

"Abel, kamu temenin Kinara ke toilet. Ibu khawatir dia kesusahan." Perintah dari ibu Andini disambut baik oleh Abel.

"Ayo, Ki. Aku anterin." Abel mengapit lengan Kinara, menuntun sahabatnya keluar kelas.

Gema yang memperhatikan Kinara tidak mampu menyembunyikan kemarahannya. Bukan marah pada penyebab Kinara seperti itu, tetapi lebih pada dirinya sendiri yang tidak mampu melindungi gadis itu. Padahal, Gema sudah berjanji akan menjaga Kinara.

***

"Jadi, lo mau gue gimana?" Dani langsung menodong Gema dengan pertanyaan. Melihat muka sang sahabat yang jauh dari baik, Dani yakin permintaan Gema pasti berat.

"Gue mau lo retas CCTV di perumahan gue."

"Anjir!" Refleks, Yusuf dan Aldi berteriak. Sementara Dani, laki-laki itu hanya menyunggingkan senyum tipis. Ternyata tebakannya benar.

Gemara [On Going]Where stories live. Discover now