Awal

9K 395 11
                                    

Barudaaakkk, ini cerita pertama ku. Maafkeun ya kalo sekiranya ada yang kurang, boleh banget kok kalian kasih saran dan kritik. Tapi aku mohon, gunakan bahasa yang baik juga ya. 

Di cerita ini juga ada sistem nya, gak tau kenapa aku seneng aja hehe. Kalo kalian kurang sreg sama ceritaku, skip aja gak apa ya hihi.

💥💥💥


Senja Athalia Raven, mahasiswi semester akhir ini baru saja menyelesaikan bacaan novelnya. Tidak seperti biasanya, wajahnya ditekuk, ia terlihat kesal.

"Novel apaan nih?! Bikin darah gue naik aja. Apaan protagonis menye-menye banget. Senggol dikit, mewek."

Bagaimana ia tidak kesal?? Di setiap scene yang ada pada cerita, selalu saja dipenuhi dengan tangisan. Dan lebih parahnya lagi, ending yang menurut nya tidak sesuai ekspektasi nya.

"Dari sekian banyaknya tokoh, gue lebih kasian sama Kaivan sih, udah mah punya adik ngeselin, diperhatiin gamau, giliran abangnya milih belain cewek lain aja kan, mati lo jadinya."

Salah satu tokoh favorit dirinya, yang hanya disebutkan beberapa kali didalam cerita, pun harus terenggut nyawa nya hanya karena mengorbankan dirinya untuk sang protagonis wanita. Membuat Senja makin kesal dan terus memaki-maki Author novel tersebut.

Setelah setengah jam lamanya ia misuh-misuh, alarm perutnya pun berbunyi.

"Baru sadar kalo gue belum makan dari pagi.. Bunda masak apa ya??"

Senja pun turun ke bawah lalu menuju dapur tempat sang Bunda yang tengah memasak. Ia berjalan perlahan dengan maksud ingin mengejutkan Bundanya.

"Bundaaa!!"

"Astagfirullah.." Bunda terlonjak kaget, tangan kanan yang dipakai nya sedang mengaduk sup, ia arahkan ke Senja berniat ingin menggetok anak nakal nya itu.

"Dasar nakal, kalo bunda jantungan gimana?!"

"Bunda ih ngomongnya sembarangan. Yaudah, maafin Senja ya Bunda ku tersayang" Ucap Senja sembari memeluk Bunda nya dari belakang. Wangi masakan Bundanya, semakin membuat perut Senja berbunyi, dia benar-benar lapar sekarang.

"Waaahhh Bunda masak sup ayam kesukaan aku??"

"Iyaaa, kan kamu kemarin yang minta"

"Aaaaaa Bunda emang the best!!" Girang Senja sembari mengacungkan jempolnya.

"Bunda minta tolong dong, beliin bawang seperapat aja ke warung depan noh. Bunda lupa stok bawang merah abis, kan ayah kamu kalo makan sup mesti sama bawang goreng"

"Kenapa gak beli yang langsung jadi aja sih Bun??"

"Beda rasanya, gak enak. Gih, sana, nih uangnya" Bunda merogoh saku celana nya, dan memberikan uang 50.000 pada Senja.

"Yaudah, bentar ya Bun"

Sebelum ia membuka pintu depan, Senja mengintip sedikit untuk melihat apakah diwarung depan rumahnya itu dipenuhi para laki-laki yang sedang nongkrong.

"Duh, gak bisa nih gue kalo banyak cowok-cowok gitu. Lagian jam segini udah pada nongkrong aja, kagak pada sekolah apa ya??"

Senja kembali ke dapur, dengan niat memberitahu Bunda nya, kalau ia tidak mau ke warung.

"Bun, Senja gamau ah ke warung nya, banyak anak cowok noh didepan warung. Maluuuu"

"Kamu ih, dari orok tinggal disini juga, kenapa harus malu sih??"

"Ihhh Bundaaaa mah"
"Bunda aja ya yang beli hehehe, nih uang nya, Senja mau ke kamar sebentar" Senja berlari ke kamarnya, menghindari amukan sang Bunda.

SENJANAWhere stories live. Discover now