Dari Renata sampai ke Jana

3.3K 224 5
                                    

Renata menghela nafas nya, Cale menoleh dan masih mendapati Renata menatap ke arah Mami nya dan Sanjana.

"Satu-satu nya yang bikin gue iri sama Jana itu, dia begitu disayangi sama elo dan Bang Kai, Kak."

"Rega?"

"Lo tau kan sikap dia selama ini ke gue gimana? Gue juga bingung, kenapa sekarang dia bersikap kaya gitu ke gue. Emang nya salah gue apa?"

"Lo gak salah. Emang Kakak lo aja buta, gak bisa liat" Renata terkekeh mendengar jawaban dari Cale

"Selama ini, gue ngerasa sendiri Kak. Tapi, waktu liat Jana di sekolah, dan ternyata dia udah balik kaya dulu, gue ngerasa bahagia banget. Gue ngerasa punya harapan." Cale terus mendengarkan perkataan Renata tanpa memotongnya

"Untung nya ada Abang Kai. Dia bahkan gak beda-bedain gue sama Jana. Padahal kalo dipikir-pikir, gue bukan adik kandungnya, gue juga bukan adik sepupu nya kaya Alana. Gue orang lain Kak, tapi Abang lo sayang banget sama gue. Dan jujur, sekarang gue gak peduli sama Kak Rega. Mau dia benci gue sekalipun, gue bener-bener udah gak peduli. Yang penting itu sekarang ada Jana, Abang, Elo juga."

"Tapi mau gimana pun dia itu Kakak lo"

"I know. Anggap aja sekarang gue udah cape. Kedengeran miris ya, gue ngejer kasih sayang dari Kakak sendiri. Apapun gue lakuin biar Kak Rega perhatiin gue. Tapi dia malah belain cewek lain, yang jelas-jelas udah ngerebut tunangan gue juga." Cale sangat tahu perasaan Renata. Selama ini, apa yang dilakukan gadis itu semata-mata hanya untuk mencari perhatian Kakak nya.

"Untungnya lo gak ikut kena virus tu cewek juga ya Kak. Bisa-bisa, Jana juga ngerasain apa yang gue rasain" tambah Renata. Ya, Cale memang berbeda. Cowok itu bahkan tidak menyukai Arila sejak pertama kali Galen memperkenalkan pada mereka, sahabat-sahabatnya.

Cale hanya merasa, ia dapat memiliki feeling yang kuat atas niat seseorang. Cale sangat peka tentang itu.

Jana menoleh ke arah mereka berdua, kemudian menyuruh Cale dan Renata bergabung. Kedua nya melangkahkan kaki mendekat, mengobrol, dan tertawa.
Dan tanpa Renata juga Cale sadari, sedaritadi ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.
Rasanya ada hantaman kuat di dada nya. Sesak dan sakit. Orang itu adalah Rega.
Ia diam tak bergeming, lalu menatap Renata dari jauh.
Apa yang telah ia lakukan pada adik semata wayangnya itu, sampai ia berkata sudah tidak lagi mengharapkan dirinya.

Awalnya, Rega ingin mengambil minum di kulkas. Tapi tidak sengaja melihat Renata dan Cale sedang berdiri sambil memgobrol. Karena penasaran, ia pun menghampiri mereka berdua berniat untuk memanggil Cale. Tapi yang ia dapatkan malah pengakuan Renata yang kecewa padanya. Seolah tubuhnya kaku, diam tak bergeming. Ia mendengarkan semua keluh kesah Renata.

Setelah nya, Rega berjalan gontai, berusaha menepis segala pikiran-pikiran yang menyerang, tapi nihil. Ia terus saja terbayang raut wajah sedih adiknya itu, di setiap perkataan yang keluar, ada kesakitan dan kekosongan yang ia rasakan.

Menyadari jika Rega hanya dia melamun, Arila mencoba menegurnya.

"Kak Rega kenapa? Kok ngelamun?" Seakan tersadar, Rega hanya tersenyum kemudian menjawab

"Gak papa"

"Eemmm orangtua Kakak dimana? Daritadi aku belum liat"

"Papi kerja, Mami ada di belakang. Kenapa?"

"Pengen kenalan aja, kan ini kedua kali nya aku kesini, tapi gak pernah ketemu sama orangtua Kakak"

"Kenapa? Lo mau caper?" Bukan Rega yang menjawab, melainkan Janu. Ia cukup sensitif dengan gadia seperti Arila. Menurutnya, gadis itu bermuka dua. Segala hal yang ia sukai harus ia miliki, dan Janu amat sangat benci dengan orang seperti itu.

SENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang