Acara Di Rumah Abelano

2.3K 136 1
                                    

Sanjana dan yang lain tengah menikmati makanan sambil terus mengobrol. Dirasa cemilannya habis, Renata bangun dari duduknya dengan niat mengambil beberapa makanan lain yang sudah dimasak oleh para maid di rumah Abelano itu. Tepat saat akan mengambil sendok, seseorang sudah menyendokan kentang goreng itu lebih dulu ke dalam piring Renata. Saat ia mendongak, dapat ia lihat bahwa seseorang itu adalah Galen.

"Mau apalagi?" pertanyaan Galen menyadarkan Renata. Berbeda dengan biasanya, Renata hanya menatap datar Galen. Ada perasaan tidak suka di dalam hati laki-laki itu. 

"Cukup." jawab singkat Renata. Tapi seolah tidak mendengar, Galen terus menambahkan berbagai makanan di piring gadis itu. Interaksi mereka berdua turut diperhatikan oleh mereka yang ada disana, terutama oleh para sahabat. 

"Makan yang banyak biar kenyang" ujar Galen lagi

"Udah Galen. Ini udah banyak. Nanti gue gendut makan sebanyak ini malem-malem" 

"Bagus dong. Biar apa namanya? eemmm gemoy?" Renata mengerutkan keningnya. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan muncul di kepala nya, kenapa tunangannya ini bersikap seolah tidak ada apa-apa? bukannya selama ini laki-laki itu alergi dengan dirinya?

"Lo kenapa deh?"

"Kenapa apa?"

"Kenapa lo kaya gini? deket-deket gue?"

"Emang gak boleh?"

"Enggak!" tegas Renata. Suara gadis itu membuat mereka sedikit terkejut "Lo harus bersikap seperti biasanya ke gue. Kasar, dan gak peduli sama gue. Jangan kaya gini, Gal." Renata menarik nafasnya "Gue udah terbiasa sama sikap lo yang kemarin! Kenapa? simpenan lo itu gak bisa ya di ajak kesini ?"

"Re--" tanpa mendengarkan perkataan Galen, Renata langsung berbalik dan pergi meninggalkan laki-laki itu. Ia terus melangkahkan kakinya meninggalkan halaman belakang itu.

"Biar gue yang susul" ujar Sanjana saat Renata melewati mereka begitu saja. 

Galen bahkan tidak berniat mengejar Renata, ia hanya diam ditempat. Melihat itu, para sahabatnya mendekati Galen.

"Lo apain tu bocah?" tanya Janu penasaran. Pasalnya ia merasa heran dengan sikap sahabat nya itu, yang biasanya bersikap sinis dan kasar pada tunangannya sendiri, barusan malah sebaliknya.

"Gue cuma bilang, makan yang banyak--"

"Buat apa sih Gal?" pertanyaan Cale menginterupsi. Galen menatap ke arah sahabatnya itu. "Buat apa lo kayak tadi? jangan bikin dia bingung, Gal." 

"Apa yang salah sih? gue cuma ngambilin dia makan doang? kenapa pada berlebihan gini sih?" 

"Lo tolol, tau?" kesal Cale

"Lo kenapa jadi ngatain gue deh Cal?"

"Selama ini gue diem waktu lo bersikap seenaknya sama Renata, tunangan lo sendiri. Gue pikir, lo bakal ngerti kenapa selama ini dia bersikap kasar sama simpanan lo itu. Ternyata enggak, lo tetep goblok" ucap dingin Cale. Setelah mengatakan itu, ia pergi dari sana. Meninggalkan mereka, dan Galen yang masih termenung dengan pikirannya sendiri. 

Rega, laki-laki itu hanya diam tanpa berniat ikut campur. Ia menghela nafas, merasa serba salah dengan situasi kali ini, Renata memang adiknya, tapi Galen juga sahabatnya. Tapi, hatinya merasa tidak tenang, tanpa berbicara ia membalikan badannya dan pergi juga dari sana. 

💥💥💥💥

Dentuman musik, dan lampu kerlap kerlip diruangan penuh dengan orang-orang berjoget ria, serta minuman-minuman beralkohol. Disebuah ruangan, terlihat seorang gadis nampak menikmati aktivitasnya, bercumbu dengan sang kekasih, dan tubuh nya seakan bermandikan peluh.

SENJANAWhere stories live. Discover now