Serba-serbi

3.7K 232 4
                                    

Arila tengah bersiap untuk berangkat sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Arila tengah bersiap untuk berangkat sekolah. Setelah ia rapi, ia tidak langsung keluar dari kamar nya. Mata nya terus menatap pantulan diringa di cermin.

"Mau gak mau hari ini gue harus minta maaf sama si anak baru itu. Dan memperbaiki citra gue" ujar Arila mengangguk yakin.
Selama ini ia selalu dipuji dan dilindungi, ia tidak rela jika ada seseorang yang akan merebut posisi nya.

"Enggak akan gue biarin satu orangpun jadi perhatian disekolah. Cuma gue satu-satu nya. Harus!" kilatan amarah jelas tercetak di kedua bola mata nya. Ia tidak suka tersaingi.

💥💥💥💥

Sanjana kini tengah menyantap sarapan nya bersama kedua saudara laki-laki nya. Seperti biasa, sejak hari dimana mereka berbaikan, suasana setiap pagi selalu ramai oleh celotehan Sanjana.
Rasanya Kaivan dan Cale bersyukur, akhirnya adik mereka bisa seceria dulu lagi, meskipun kedua orangtua mereka yang telah tiada.

"Kamu berangkat bareng Pak Toro ya Dek" perintah Kaivan pada adiknya

"Kenapa gak bareng gue aja?" tanya Cale yang menatap ke arah Sanjana. Lalu ia yang mendengar pertanyaan itu sontak menggelengkan kepala nya.

"Gak. Gak. Gak."

"Kenapa sih emangnya? Lagian nih ya, cepat atau lambat, orang-orang disekolah bakalan tau kalo kita tu adik kakak" ujar Cale yang lalu diangguki juga oleh Kaivan.

"Ya pokoknya gak mau. Lagian nih ya, kalo mereka tau bakalan ribet. Aku males dideketin orang yang SKSD." jelas Sanjana sambil berdiri untuk menaruh bekas makan nya ke wastafel sendiri.

"Gak papa dong Dek. Kalo mereka tau, gak akan ada yang berani sama kamu" tambah Kaivan. Sanjana hanya menggedikan bahu nya, lalu melanjutkan sarapannya.

"Terus abang berangkat sama siapa kalo aku bareng Pak Toro?" tanya Sanjana heran

"Bareng Jefrey. Kebetulan pagi ini abang ada meeting di resto"

"Bang, saran gue, kayaknya abang butuh supir pribadi satu lagi deh. Biar Pak Toro jadi khusus jemput Jana. Gimana??" Kaivan tampak memikirkan ide yang diusulkan oleh Cale

"Boleh juga ide kamu. Oke deh, biar nanti abang cari dulu"

Sanjana kini sudah dalam perjalanan diantar supir keluarga. Dirinya belum diperbolehkan mengendarai kendaraan sendiri ke sekolah karena umur nya belum 17 tahun.

Ponsel gadis itu pun berbunyi, ternyata yang menelepon nya adalah Renata. Ia pun segera mengangkatnya.

"Jan, ini gue lagi dijalan mau jemput lo. Lo udah siap?"

SENJANAWhere stories live. Discover now