Sedikit Mimpi Galen

2.1K 133 9
                                    

"Arila!" panggil Kayla dengan nada tinggi nya. Arila menghentikan langkah nya sesaat sebelum menuruni tangga. Saat ia menoleh dan melihat Kayla, terlihat sorot mata Kayla seakan marah pada dirinya.

"Ada apa Kay? Kok kamu teriak-teriak?" tanya basa-basi Arila

"Gue gak mau tau ya, besok di sekolah lo harus minta maaf sama temen gue" ujar Kayla tegas.

"Minta maaf? untuk apa? minta maaf sama siapa Kay?" pertanyaan yang membuat emosi Kayla kembali memuncak setelah sedaritadi siang ia mengontrolnya, tapi berhadapan dengan perempuan seperti Arila ini bisa sangat menguras emosi nya.

"Ya jelas sama Sanjana lah. Lo bener-bener keterlaluan tau gak Ril, lo masih gak ngerasa salah juga?"

"Kay, aku tu engga ada maksud buat kaya gitu. Aku cuma takut aja Kak Ken dijahatin sama orang--"

"Tapi engga nuduh temen gue juga dong. Udah jelas kan dia cuma mau nolongin. Otak lo tu emang penuh sama pikiran negatif gitu ya ke oranglain?!" Arila masih saja diam, mencerna kata-kata Kayla barusan. Perdebatan antara kedua sepupu itu disaksikan oleh keluarga Rabela, tentu ini Kayla tahu, dia memang sengaja menegur Arila dihadapan Oma dan Opa nya agar gadis ini malu. Sedangkan Arila, gadis itu bahkan tidak menyadari nya karena pada saat berjalan keluar kamar tadi, ia fokus dengan ponselnya. "Kalo sampe besok lo masih gak minta maaf, awas aja"

Setelah mengatakan itu, Kayla kembali ke kamarnya. Tatapan Arila beralih pada mereka, keluarga nya yang sedang duduk diruang tengah menonton perdebatan antara dirinya dan Kayla. Tentu itu membuat Arila panik, tapi bukan dirinya namanya kalau tidak memiliki seribu ide untuk mengambil hati keluarga nya itu.

Arila menghampiri sang Mama yang hanya terdiam disana.

"Ma,--" Sandra membuang muka, nampak tidak ingin melihat wajah anaknya itu. "Mama kenapa?"

"Besok di sekolah jangan lupa untuk minta maaf sama temen Kayla yang tadi siang. Mama masuk kamar dulu" Arila langsung menatap Papa nya penuh harap, karena ia tahu kalau Papa nya itu pasti akan membela nya.

"San, jangan gitu, Ila kan--"

"Mas!" panggil tegas Sandra "Biarkan dia mengatasi masalahnya sendiri mulai sekarang, toh itu juga karena perbuatannya yang gak bisa jaga ucapan. Aku capek, mau istirahat" Setelah mengatakan itu, Sandra melanjutkan langkah kaki nya menuju kamar. Sedangkan sang suami hanya menghela nafas.

"Ikuti saja apa yang dikatakan Mama mu" ucapnya. Lalu menyusul sang Istri ke kamar.

Tinggalah Arila dengan Oma Opa, juga Om nya. Ketiga orangtua itu hanya diam menatap dirinya, sedangkan Arila sendiri tidak ada niat untuk menyapa. Ia tertunduk lesu, berharap Oma nya itu melihat dirinya yang tengah bersedih. Tapi nihil, Oma dan Opa nya pun pergi dari sana menuju kamarnya.
Sisalah Om nya, atau Papa dari Kayla yang sekarang nampak fokus dengan laptopnya.

"Om, Rila permisi masuk ke kamar duluan" ucapnya, dan deheman yang menjadi balasannya.

Andre menatap kepergian Arila dengan tatapan datarnya.

Saat akan masuk kamar, ia melihat Kenan berjalan ke arahnya. Arila pun tersenyum sumringah karena tahu kalau Kakak sepupunya itu tidak mungkin marah terlalu lama.

"Kak Ken--" saat tangan nya ingin menggapai lengan Kenan, tapi terlewat begitu saja karena Kenan bahkan tidak menatapnya. Kenan berjalan terus memasuki kamar Kayla tanpa peduli bahwa ada Arila disana yang masih shock dengan perlakuan Kenan barusan.

"Gak salah barusan dia ngelewatin gue gitu aja?" ucap Arila menatap pintu kamar Kayla yang ditutup. Ia melangkah menuju ke depan pintu kamar Kayla, dan menempelkan telinganya disana, bermaksud ingin menguping pembicaraan kedua Kakak beradik itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang