26. You're Rude

2.3K 313 18
                                    

"Masuk dulu aja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Masuk dulu aja." Olivia menyuruh Bara masuk, alih-alih menunggu di luar.

"Nggak apa-apa, Tan. Di sini aja." kata Bara.

"Ya udah, Tante masuk, ya. Biar Tante suruh Alma cepat-cepat."

Bara mengangguk sambil tersenyum ramah. Melihat bagaimana respon ibu Alma padanya, ia yakin keluarga mereka belum tahu jika ia dalam Alma sudah mengakhiri hubungan. Mereka tidak tahu bahwa ia sudah menyakiti anak kesayangan mereka sedemikian rupa.

Bara menatap Olivia yang menjauh hingga akhirnya sosoknya ditelan pintu rumah. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Ia sudah menunggu selama setengah jam saking takutnya gadis itu sudah berangkat ke kantor lebih dulu. Ia datang tanpa pemberitahuan apapun.

Tak lama, pintu utama terbuka kembali, kali ini menampakkan sosok Alma yang berbalut kemeja dan rok pendek. Ia tersenyum kecil, tapi wajah gadis itu dingin, seperti sebelum-sebelumnya.

"Ngapain?" Alma bertanya saat sampai di depan Bara.

"Mau jemput kamu." Bara tahu saat ini ia sangat tidak tahu malu. Tapi ia perlu bicara dengan gadis itu. "ada yang perlu aku omongin."

"Masalahnya, aku nggak mau dengar apapun dari mulut kamu." kata Alma. Ia menatap Bara lamat-lamat. Ia tidak ingin tanggung-tanggung menyakiti lelaki itu. "Aryaa..." Ia sedikit berteriak. Tak lama seorang lelaki menghampiri mereka.

"Iya, Mbak."

"Ayo jalan." Alma melempar kunci mobilnya pada lelaki itu.

"Dia siapa?" Bara bertanya. Sebelah tangannya menahan tangan Alma yang hendak berbalik.

"Supir aku." kata Alma. Ia sekuat tenaga mencoba mengempaskan tangan Bara namun gagal. Cengkeraman lelaki itu terlalu kuat.

Bara menatap seorang yang berjalan melewatinya. Lelaki terlihat berusia sekitar dua limaan. Berpakaian sangat rapi. Bahkan wanginya tercium saat melewatinya. Sejak kapan Alma punya supir. Lebih gilanya lagi, supir macam apa yang serapih, sewangi dan seganteng itu.

"Sejak kapan kamu punya supir?"

"Mau aku punya selusin ajudan pun, bukan urusan kamu." kata Alma. Ia mengempaskan tangannya sedikit kencang hingga pegangan Bara terlepas.

Bara mengembuskan napas kasar, "bisa nggak, paling nggak jangan blokir nomor aku."

"Nggak."

"Kenapa?" Suara Bara mulai terdengar frustrasi. Ia tidak menyangka berhadapan dengan Alma akan menjadi sesulit ini.

"Aku perlu membuang orang-orang yang nggak penting di hidup aku." Tepat saat ia mengatakan itu, mobilnya berhenti di sampingnya. Ia masuk ke kursi penumpang tanpa menoleh lagi ke arah Bara.

Bara masih berdiri di tempatnya saat mobil itu melaju menjauhinya. Tangannya terkepal. Kepalanya tiba-tiba saja terasa ingin pecah.

***

Deep Talk Before Married [TAMAT]Where stories live. Discover now