31. Parenting Style

2.7K 310 21
                                    

Sebulan belakangan, Bara mulai rutin ke psikiater

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebulan belakangan, Bara mulai rutin ke psikiater. Alma selalu ingin menjadi bagian dalam kesembuhan Bara, tapi lelaki itu lebih nyaman pergi sendiri sehingga ia membiarkan Bara menikmati waktunya.

Biasanya, Alma akan menunggu di apartemennya. Memasak makan siang sambil menunggu Bara menyelesaikan sesinya, seperti hari ini.

Pagi-pagi, Alma sudah berada di supermarket tak jauh dari apartemennya. Sambil mendorong troli, ia berkeliling dari satu rak ke rak lainnya. Karena Bara tidak pemilih soal makanan, Alma tidak bertanya lelaki itu ingin makan apa. Ia berpikir sambil mengelilingi rak.

Dari rak daging, Alma beralih ke rak bumbu, lalu ke rak buah. Ia juga membeli beberapa minuman dan camilan untuk mengisi kulkasnya. Ia memenuhi trolinya dengan segala macam lalu mendorongnya ke kasir.

Terakhir kali Bara memberi kabar pagi ini adalah saat ia menunggu sesinya. Seperti biasanya, lelaki itu akan memberi kabar jika sudah selesai atau sedang dalam perjalanan. Alma berharap ia sudah selesai saat lelaki itu sampai di unitnya.

Dengan tangan penuh belanjaan, Alma sampai di unitnya. Ia langsung pergi ke dapur dan membereskan semuanya. Pertama-tama ini menata minuman dan makanan kecil di lemari pendingin. Setelah itu ia menyiapkan bahan yang akan ia masak.

Alma memutuskan memasak soto daging. Ia memulai dengan mencuci beras terlebih dahulu dan memasaknya di ricecooker. Setelah itu ia memotong daging, merebusnya sebentar lalu menyiapkan bumbu.

Setelah berkutat di dapur hingga satu jam lebih, Alma menyelesaikan kegiatannya. Ia mematikan kompor dengan panci yang sudah mendidih di atasnya. Semua bahan pelengkap sudah siap. Ia meninggalkan dapur untuk membersihkan diri.

Alma benci kotor, bau dan berkeringat. Itu adalah alasan kenapa ia menyukai mandi. Jika tidak sedang bekerja, ia bisa mandi lima kali dalam sehari. Bagi orang-orang mungkin aneh, tapi baginya tidak. Penting baginya untuk selalu bersih dan wangi.

Saat Alma menonton televisi di ruang tamu, bel apartemennya berbunyi. Ia berdiri, bergegas mendekati pintu dan membuka. Di baliknya, Bara tersenyum kecil. Seperti sebelum-sebelumnya, wajah lelaki itu selalu terlihat lelah, seperti sesi itu menguras habis energinya.

Lelaki itu masuk, lalu menjatuhkan bobotnya di sofa. Alma kembali dengan gelas berisi air hangat yang langsung diteguk lelaki itu hingga tandas.

"Gimana?" Ia bertanya saat duduk di samping Bara.

"Ya gitu..." Bara menjawab sambil menghela napas berat. Ia menggeser tubuh untuk memeluk Alma.

Sebelah tangan Alma terangkat untuk mengusap punggung Bara. Lelaki itu jarang bercerita mengenai sesi terapi dan ia menghargainya. Ia tidak ingin memaksa dan membuat lelaki itu tidak nyaman meski ingin tahu perkembangannya. Ada hal yang ia pikir tidak perlu ia tahu. Ada ruang yang harus ia berikan pada lelaki itu.

"Belum makan, kan? Makan dulu, yuk." ajak Alma. Ini sudah lewat dari jam makan siang.

"Sebentar." Bara mengurai pelukannya hanya untuk menaikkan kedua kakinya ke sofa, lalu memeluk pinggang Alma lebih erat. Ia menaruh kepala di perut gadis itu.

Deep Talk Before Married [TAMAT]Where stories live. Discover now