Suatu hari di musim dingin

1.6K 142 35
                                    

Pukul tiga sore, Seonghwa tengah mengeringkan beberapa gelas ketika pintu Cafe terbuka, menimbulkan punyi bel khas yang memberitahukan jika ada pelanggan yang datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul tiga sore, Seonghwa tengah mengeringkan beberapa gelas ketika pintu Cafe terbuka, menimbulkan punyi bel khas yang memberitahukan jika ada pelanggan yang datang.

Seonghwa mendongak, tentu untuk memberi sapaan formalitas sebagai sopan santun agar pengunjung merasa nyaman dan dihormati. Namun, suara Seonghwa seolah menghilang, mulutnya hanya terbuka tanpa ada kalimat yang terucap.

Pandangannya terpaku pada pemuda yang masih setia berdiri di depan pintu. Pemuda itu ... manis sekali, pikir Seonghwa. Tak lebih tinggi darinya, terlihat begitu kecil dengan jaket tebal besar yang membungkus hangat tubuh mungilnya.

Topi rajut dengan pola wajah tupai yang tengah tersenyum membuat pemuda itu terlihat semakin menggemaskan. Sarung tangan tebal berwarna merah dengan pola manusia salju membungkus jemari kecilnya.

Pipinya yang sedikit gembil berwarna kemerahan karena suhu yang dingin. Wajahnya begitu polos, netra beningnya menyisir bagian dalam Cafe, mencari tempat duduk yang menurutnya nyaman.

Kaki-kaki pendek itu mulai melangkah, berjalan dengan menggemaskan menuju meja belakang yang dekat dengan jendela, duduk dengan pelan, dan mengulas senyum senang. Bibir tipis berwarna pinknya membentuk lengkungan yang begitu indah.

Deg!

Jantung Seonghwa rasanya ingin meledak, pipinya merona samar, sebelah tangan menutupi mulut guna menyembunyikan senyuman dan gejolak emosi yang membuncah.

Memalingkan wajah, berusaha mengontrol diri, sudah lama ia tak merasa begini. Astaga seperti remaja saja, bisa-bisanya di umur ini ia kembali merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama.

'Harus dijadiin Dek Pacar' hanya itu isi pikiran Seonghwa saat ini. Berdehem pelan, berdiri tegap, dan berjalan dengan penuh wibawa, harus bersikap profesional dan memberikan kesan pertama yang akan selalu diingat. "Selamat sore, silakan menunya," ujar Seonghwa dengan suara yang sengaja dibuat berat.

Pemuda itu mendongak. "Sore," balasnya, menerima buku menu, mengucapkan terima kasih dan tersenyum manis.

Seonghwa hampir kelepasan. 'Ya Tuhan, dilihat dari dekat senyumnya semakin manis,' batinnya heboh.

Pemuda itu masih sibuk dengan menu, Seonghwa pun masih sabar menunggu. Namun, lama berselang, pemuda itu tak kunjung memesan, justru menatap Seonghwa dengan wajah bingung yang sangat lucu.

"Anu ... maaf, aku bingung, semuanya terlihat enak. Bisa tolong rekomendasikan untukku?" tanyanya dengan jujur.

Seonghwa hampir kelepasan untuk kedua kalinya, ya Tuhan, anak ini menggemaskan sekali. Begitu lugu, kejujurannya membuat Seonghwa ingin merengkuhnya dan menjadikan pemuda ini hanya miliknya seorang, betapa lancang otaknya memikirkan itu semua padahal baru bertemu.

Seonghwa mengangguk dan mengulas senyum terbaiknya. "Tentu," balasnya, sedikit membungkuk untuk membuka halaman menu. "Untuk minuman, Hot Chocolate tentu paling direkomendasikan, dan sangat cocok dikombinasikan dengan Blueberry Cheesecake dan Matcha Souffle Cake."

Sembari berbicara, Seonghwa menunjuk menu yang dimaksud. Gemas setengah mati saat pemuda itu memperhatikan dengan serius, wajah seriusnya jelas sangat menggemaskan di mata Seonghwa.

"He'em," responsnya sembari mengangguk, "aku mau ketiganya."

"Tentu, mohon tunggu sebentar," balas Seonghwa dan lekas menyiapkan pesanan pemuda tadi.

Dan tak butuh waktu lama, Seonghwa telah kembali dengan membawa menu yang dipilih, menyajikannya di depan pemuda manis ini, tentu disambut dengan wajah antusias yang sangat menggemaskan.

"Selamat menikmati,"

"Terima kasih!"

Seonghwa kembali berjalan menjauh, menuju meja kasir, menyibukkan diri di sana, mengelap meja yang masih sangat bersih, dan sesekali mencuri pandang pada pemuda manis yang tengah menikmati cokelat panas dan potongan kue.

Bahkan cara makannya begitu menggemaskan, menunjukkan ekspresi yang beragam ketika memasukkan makanan ke dalam mulut. Menikmati hidangan dengan santai, sesekali menatap jendela, melihat butiran kecil salju yang kembali turun menutupi jalanan.

Dan betapa lancang, kedua tangan Seonghwa yang bergerak sendiri mengabadikan momen tersebut dengan benda kecil persegi panjang yang entah sejak kapan ia pegang.

tbc

Pemanasan dulu bestie~ ewekwekwek

Seperti yang dituliskan pada deskripsi (barangkali pada gak baca jadi authan sebutkan sekali lagi) ini CERITANYA KAYAK SEONGJOONG, tapi SEBENERNYA JOONGHWA. Yang mau baca, silakan simpan dan nikmati alurnya yang mungkin  cuma SEDIKIT NYAMBUNG SAMA JUDUL awowkowkwowk sekian.

🦭-♥︎

ρʅσƚ ƚɯιʂƚ
Rabu, 16 agustus 2023
Authan—♥︎

Plot Twist - JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang