🍭 1 ☁️

919 112 20
                                    

Hari-hari berlalu, pemuda tadi secara rutin terus datang ke kafe, resmi menjadi pelanggan baru

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

Hari-hari berlalu, pemuda tadi secara rutin terus datang ke kafe, resmi menjadi pelanggan baru. Dengan menu sama yang selalu dipesan, rekomendasi dari Seonghwa, Hot Chocolate, Blueberry Cheesecake, dan Matcha Souffle Cake.

Hari berganti bulan, bulan berganti tahun, empat musim telah dilewati. Satu tahun lamanya yang Seonghwa lakukan hanyalah memandang dari jauh pemuda manis yang ia ketahui -setelah bertanya pada Yeosang- bernama Hongjoong.

Selalu duduk di tempat yang sama, selalu memesan menu yang sama. Menu yang dipesan disesuaikan dengan musim saat ini. Dan semua menu merupakan rekomendasi dari Seonghwa, baik menu untuk musim dingin, musim semi, musim panas, bahkan musim gugur.

Saat ini musim panas tengah berlangsung, dan Hongjoong secara rutin memesan Ice Bubble Tea dan Chocolate Cake untuk menemani.

Dan rutinitas yang Seonghwa lakukan hanyalah mencuri-curi pandang pada Hongjoong, hubungannya tak pernah maju, progressnya jalan ditempat, terlalu memikirkan banyak hal, membuatnya ragu untuk melangkah lebih jauh.

Setiap Hongjoong datang, otak Seonghwa merencanakan banyak hal, mulai dari mengajaknya berbincang, atau mungkin mengajaknya jalan-jalan, tetapi itu hanya berputar di otaknya, tak pernah terrealisasikan.

Mereka memang sudah saling mengenal, tetapi hanya sebatas Waiter dan Pengunjung kafe, tak ada yang istimewa, bahkan teman pun bukan. Obrolan hanya sebatas pada pertanyaan, atau ucapan mengenai menu yang akan dipesan, dan berlanjut ucapan terima kasih ketika Hongjoong membayar kemudian pergi.

Seperti saat ini, rencana yang otaknya susun tak ada satu pun yang berjalan. Seonghwa hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih ketika Hongjoong pamit pergi setelah menyelesaikan administrasi.

Bisa ditebak, helaan napas panjang akan terdengar dari belah bibir Seonghwa setelahnya.

"Setaunan naksir, cuma dipendem doang, maju elah, mau sampe kapan gitu doang?"

Ucapan sang pemilik kafe membuat Seonghwa mencibir. Kim Yeosang, umurnya baru tujuh belas tahun, tapi sudah memiliki usaha sendiri, walau begitu tidak mau mengakui jika ia merupakan pemilik kafe, melimpahkan pekerjaan pada karyawan kepercayaan untuk mengelola, ia sendiri hanya leha-leha atau sekedar membantu pekerjaan pelayan, yang tidak tahu akan mengira Yeosang hanyalah kerja sambilan di sana.

Yeosang ini manis banget, kecil, lucu, cantik, tipe Seonghwa sekali, tapi sayang, mulutnya nusuk. Setiap berbicara, kalimatnya seperti ribuan jarum yang langsung menancap tepat di hati. Juga, Yeosang ini suka memakai posisinya disaat yang dibutuhkan saja, kan nyebelin.

"Berisik," hanya itu respons yang Seonghwa berikan.

"Tinggal ajak jalan-jalan apa susahnya sih? Udah akrab karena sering kemari, kan? Gak sulit untuk memulai," ujar Yeosang lagi, sarkas tentu saja.

Seonghwa hanya diam, tak semudah itu, bukankah aneh jika tiba-tiba mengajaknya jalan? Seonghwa tak ingin membuat Hongjoong tak nyaman, dan mungkin saja itu akan menyebabkan Hongjoong menjauh, atau yang lebih buruk, Hongjoong akan menghilang, dan tak lagi datang.

"Kak Seonghwa terlalu banyak mikir. Gosah mikir yang aneh-aneh, situ udah aneh. Bahkan Kak Hwa udah minta dia buat manggil Kak Hwa dengan sebutan 'Kakak' kan? Uh, kinky," ucap Yeosang sekali lagi, dengan ejekan di akhir.

Ini anak menyebalkan sekali, ya walau begitu, setidaknya Seonghwa bersyukur Yeosang masih sedikit beradab dengan memanggilnya Kakak, mengingat umur mereka terpaut sepuluh tahun. "Diem, bocah mana paham."

"Heh, Yang sopan sama majikan."

"Majikan gebleg," balas Seonghwa.

Yeosang tak tersinggung, ia justru tertawa, puas menggoda Seonghwa.

"Lagian apa salahnya minta Hongjoong manggil aku 'Kakak'?" ujar Seonghwa kembali pada bahasan awal. Bukankah wajar meminta yang muda memanggil 'Kakak' pada yang lebih tua. "Hongjoong kan masih SMA, ya wajarlah aku minta dipanggil 'Kakak', kinky dari mananya coba?"

Mendengar itu, Yeosang menyemburkan minuman yang ada dimulutnya, kelewat kaget sampe batuk-batuk. "Anak SMA? Gundulmu! Hongjoong dah tua gebleg! Umurnya sama kek situ!"

Seonghwa cuma bisa ngang ngong ngang ngong.

"Lah anjir! Tau gitu dah aku pepet dari taun lalu!" teriak Seonghwa gak kalah syok. Selama ini ia berpikir Hongjoong anak sekolahan. Ya gimana gak mikir gitu? Orang tubuhnya mungil banget, wajahnya polos gak tertolong, tingkah lakunya gemesin banget minta dikarungin.

Plus, baju yang dipakai juga kelewat lucu, gak nunjukin sama sekali jika Hongjoong sudah berumur sama seperti dirinya. Dan lagi, Yeosang tahu Hongjoong, ya Seonghwa ngira Hongjoong itu teman sekelas atau satu sekolah dengan Yeosang, lah!

Mendem rasa hampir setaunan karena ragu buat maju. Masa Seonghwa yang umurnya dah lebih dari seperempat abad ini gebet anak SMA sih? Dia masih bocah, kalau manja gimana? Kalau suka ngerengek gimana? Seonghwa sanggup gak ngejaganya?

Udah pusing tujuh keliling, eh taunya selama ini dia salah paham?!

Kisah cinta Seonghwa selama ini tak pernah mulus, terhitung, sudah tujuh kali ia berpacaran. Seonghwa tak mempermasalahkan posisi, ia laki-laki, bisa menjadi dominan atau pun submissive.

Pernah tiga kali pacaran dengan dominan, tapi selalu putus ditengah jalan karena Seonghwa merasa ia sama sekali tak dihargai. Sekali lagi, Seonghwa itu laki-laki, ia tidak selemah itu.

Seonghwa memang senang dimanjakan para dominan yang menjadi kekasihnya, tetapi mereka selalu menganggapnya lemah, tak bisa melakukan apa-apa, dan tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan berat, seperti mengangkat galon contohnya.

Diperlakukan seperti perempuan, itu yang tak Seonghwa sukai. Hellow, perempuan juga banyak yang bisa mengangkat galon sendiri dan melakukan pekerjaan berat lainnya yang bahkan laki-laki pun tak sanggup.

Seonghwa hanya ingin diperlakukan sewajarnya, setidaknya mintalah pendapat apa ia butuh bantuan. Bukannya langsung mengambil alih dan memvonis ia tak mampu.

Kisah cinta Seonghwa dengan submissive pun sama buruknya. Seonghwa merasa ia sudah melakukan hal yang benar, menerapkan apa yang menurutnya tepat. Namun, keempat pacar submissivenya putus dengan alibi yang sama. Dasar gak peka, itu yang mereka katakan sebelum mengajaknya putus.

Salahnya di mana sih?

Seonghwa berpikir, mungkin karena pacar submissivenya masih bocah, sedangkan ia sudah sibuk bekerja, mungkin itu yang menyebabkan mereka menyebutnya tak peka. Karena sebab inilah Seonghwa selalu ragu untuk maju karena Hongjoong terlihat seperti anak SMA.

Seonghwa tak ingin hubungannya dengan Hongjoong hanya seumur jagung. Namun, karena kini ia tahu Hongjoong seumuran dengannya, Seonghwa tak perlu menahan diri lagi.

"Yosh! Besok gaskeun!" tekad Seonghwa dengan mantap.

"Semangat deh," respons Yeosang acuh tak acuh.

tbc

Ini perchapternya mungkin bakal pendek sependek hajek

'Kim Yeosang' ini bukan Typo ya, marga Yeosang sengaja diganti 'Kim'.
Kenapa?
Ya suka-suka Authan lah aowkowowkowk

Ini update tiap Rabu ya, maaf kemarin authan lupa.

🦭-♥︎

ρʅσƚ ƚɯιʂƚ
Kamis, 24 agustus 2023
Authan-♥︎

Plot Twist - JoongHwaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz