🍭 16 ☁️

675 90 52
                                    

Masih duduk di bangku taman, Seonghwa tengah meminum cokelat panasnya setelah lebih tenang, langsung menghabiskannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Masih duduk di bangku taman, Seonghwa tengah meminum cokelat panasnya setelah lebih tenang, langsung menghabiskannya. Meletakkan kembali cup kosong ke meja dan menangkup wajah yang masih memerah dengan kedua tangan.

Tubuh Seonghwa bergerak ke kanan dan ke kiri dengan sangat menggemaskan. "Hehehe," kekehnya senang, "aku berhasil menjadi kekasih Hongjoong, hehe."

Tak dapat menahan gemas, Hongjoong ikut menangkup wajah Seonghwa, meletakkan kedua tangannya di atas tangan Seonghwa yang masih menangkup kedua pipi. "Gemes banget sih pacar aku," ujarnya.

Sukses membuat pipi Seonghwa semakin merah sampai menjalar ke telinga. Ia dipuji Hongjoong, hehehe, ingin terus bermanja, tetapi ia teringat sesuatu. "Hongjoong," panggilnya, masih menikmati hangatnya tangan Hongjoong yang belum berpindah.

"Iya."

"Boleh aku bertanya?"

"Tentu saja, Seonghwa," balas Hongjoong, melepaskan pegangan tangan, berpindah untuk mendekap Seonghwa kala angin mulai berembus, tak membiarkan Seonghwa merasakan dingin.

"Kenapa Hongjoong memakai pakaian yang menggemaskan? Aku malu mengakuinya, tetapi aku salah paham karena pakaian yang Hongjoong kenakan," ujar Seonghwa, menggeser tubuh, merapatkan diri untuk mendapat kehangatan lebih.

"Ah, itu ... aku ... aku tak ingin membuat orang-orang takut," jawab Hongjoong.

Seonghwa sedikit mengernyit, kenapa pula? Ah, jika tak salah ingat, sebelumnya Hongjoong juga mengatakan 'wajah takutnya', saat itu ia memang beringsut takut.

Namun, bukan takut karena wajah seram Hongjoong, karena di matanya, Hongjoong sama sekali tak menyeramkan, ia terkejut akan perubahan Hongjoong yang mendadak, rasa malu membuatnya melamun karena banyak berpikir, mempertanyakan bagaimana bisa ia salah paham,

sehingga ketika Hongjoong menyentuh bahunya, ia kaget dan refleks beringsut mundur, ia memang takut, tapi bukan takut pada wajah Hongjoong, melainkan takut Hongjoong akan menghakiminya karena selama ini salah mengira.

Sepertinya, Hongjoong memiliki masalahnya sendiri akan penampilan. "Kenapa?" tanya Seonghwa, penasaran, tapi tak ada nada menuntut dalan ucapannya. "Tempo lalu, aku beringsut mundur bukan karena takut pada wajah Hongjoong, saat itu aku sangat malu, aku justru lebih takut Hongjoong akan marah karena aku salah mengira," jujurnya.

Netra Hongjoong sedikit melebar. "Benarkah?" tanyanya, "hanya karena itu? Kamu tak takut pada wajah intimidasiku?"

Seonghwa mengangguk. "Hongjoong sangat tampan, apalagi ketika menampilkan raut wajah serius, sama sekali tak menakutkan, justru terlihat sangat keren. Lagi pula, kenapa harus takut? Hongjoong sangat baik," jawabnya.

Rona merah samar menghiasi pipi Hongjoong, Seonghwa terlalu memuji, ia jadi malu, tapi detik berikutnya ia tersenyum lega. "Syukurlah, kamu orang pertama yang tak merasa takut padaku, aku sangat senang, aku bersyukur dapat bertemu denganmu, Seonghwa."

Plot Twist - JoongHwaWhere stories live. Discover now